Melihat Geliat Pedagang Musiman di Kawasan Religi Kota Palu

Lapak yang berjejeran di seputaran kawasan religi Kota Palu ini dibuka sejak hari pertama puasa. Rencananya izin berdagang di kawasan tersebut akan berakhir 13 Mei mendatang.

“Satu tahun satu kali kita pedagang diizinkan jualan di sini,” tutur Ulfa.

Untuk penyewaannya, Ulfa membayar Rp2 juta per bulan kepada pemilik lahan. Biasanya kawasan religi akan ramai pembeli satu minggu sebelum hari raya atau tepat di malam Lebaran.

“Pertengahan puasa ini, sudah banyak warga yang datang beli baju koko muslim atau kopiah,” katanya.

Di tahun 2020 sebagian besar pedagang musiman di kawasan religi memilih tidak berjualan. Alasannya karena kasus COVID-19 di Sulteng khususnya Kota Palu meningkat.

Tahun ini, pemerintah memberikan izin untuk pedagang musiman dengan syarat menerapkan protokol kesehatan selama transaksi jual beli. Tidak hanya itu, pemerintah setempat ikut mengawasi agar pembeli menaati prokes.

“Intinya supaya tetap ada jaga jarak, tahun-tahun sebelum pandemi padat pengunjung di sini. Tapi tahun ini dibatasi,” Ulfa menerangkan.

Pedagang musiman di kawasan religi menjual barang dengan harga variatif. Dari yang termurah Rp20 ribu hingga yang termahal berkisar Rp650 ribu.

Sebagian besar penjual baju muslim ini mendatangkan barangnya dari luar Kota Palu, seperti Jakarta, Bandung dan Surabaya. Pilihan baju muslim yang dijual di kawasan religi ini pun beragam ukuran dan model sesuai dengan tren masa kini.

“Sekali setahun makanya harganya lebih murah dari hari-hari biasanya,” kata Ulfa.