Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Isolasi Terpusat jadi Harapan Menekan COVID-19 di Sulsel

Salah satu gedung di Asrama Haji Sudiang di Makassar,Selasa (27/7/2021). IDN Times/Asrhawi Muin

Makassar, IDN Times - Tempat isolasi terpusat terus bermunculan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, setelah isolasi di hotel terhenti. Pemprov Sulsel bersama Kementerian Agama menyediakan Asrama Haji Sudiang sementara Pemkot Makassar menyediakan KM Umsini milik PT Pelni. 

Tak ketinggalan, relawan yang terdiri dari dokter dan mahasiswa kedokteran Universitas Hasanuddin menyediakan Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK). Terbaru, Universitas Hasanuddin juga menjadikan asrama mahasiswa (Ramsis) sebagai tempat isolasi mandiri.

Menanggapi hal itu, Epidemiolog Universitas Hasanuddin, Prof Ridwan Amiruddin, menyebabkan kriteria yang ideal suatu tempat layak menjadi tempat isolasi terpusat.

"Tempat isolasi yang berstandar memiliki kamar dan tempat mandi tersendiri. Tempat makan tersendiri. Terpisah dengan yang lainnya," kata Ridwan yang dihubungi IDN Times melalui WhatsApp, Senin (9/8/2021).

1. Isolasi terpusat dianggap dapat minimalisir penyebaran COVID-19

Pasien COVID-19 menaiki tangga menuju KM Umsini saat masih bersandar di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, Senin (2/8/2021). Humas Pemkot Makassar

Selama ini, tempat isolasi terpusat dianggap merupakan langkah yang baik dalam meminimalisir penyebaran COVID-19. Karena pasien tanpa gejala atau bergejala ringan yang isolasi mandiri di rumah justru bisa menularkan virus ke penghuni rumah lainnya.

Isolasi terpusat setidaknya bisa membuat pasien lebih mudah dipantau. Selain itu, ancaman penularan di tengah keluarga dan lingkungan juga dapat ditekan. Sebab tak ada yang bisa menjamin bahwa orang yang positif COVID-19 tidak berkeliaran.

"Tempat isolasi yang banyak itu bentuk  respon permintaan masyarakat. Karena tempat isolasi di rumah tidak memungkinkan. Banyak kebocorannya," katanya.

2. Tempat isolasi terus dibenahi

Relawan yang terdari dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Unhas dan Umi menjemput pasien COVID-19 di Makassar/dr. Hisbullah

Dari tempat-tempat isolasi terpusat yang disediakan tersebut, KM Umsini sempat disoroti lantaran ada pasien yang mengeluhkan soal adanya kecoak di sana. Hal itu juga diakui sendiri oleh Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto.

Namun setelah adanya keluhan itu, Pemkot langsung mengevaluasi dan membenahi apa saja yang dikeluhkan pasien, termasuk kecoak.

Ridwan sendiri tak ingin berspekulasi tempat isolasi yang disediakan saat ini. Menurutnya, tempat-tempat isolasi itu ideal tergantung dari pengamatannya.

"Tentu pengelola sudah berusaha maksimal untuk memenuhi standar, meski masih ada beberapa hal yang pembenahan," katanya.

3. Pasien positif sebaiknya isolasi terpusat

Suasana salah satu gedung Asrama Mahasiswa Universitas Hasanuddin Makassar di dalam area Kampus Tamalanrea. (Dok. Direktorat Komunikasi Universitas Hasanuddin)

Koordinator Satgas COVID-19 Sulsel, dr Arman Bausat, mengatakan tujuan utama isolasi terpadu adalah memisahkan orang sakit dan orang sehat. Namun pada kenyataannya, masih banyak warga yang lebih memilih isolasi di rumah.

Dia pun mengajak masyarakat yang positif untuk isolasi di lokasi isolasi terpusat.  Karena orang sehat dan orang sakit harus dipisahkan demi menghindari penularan yang berpotensi terjadi jika isolasi hanya di rumah.

"Jadi, kalau sudah tahu positif, sebaiknya isolasi di Asrama Haji atau isolasi apung, atau tempat lain yang disediakan. Kita kan sudah membuka ini fasilitas isolasi kepada masyarakat, jadi silakan datang kalau positif," kata Arman.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ashrawi Muin
Aan Pranata
Ashrawi Muin
EditorAshrawi Muin
Follow Us