Kenalan dengan Stellar-Fuse, Band Makassar Pengusung Genre J-Pop

Makassar, IDN Times - Mengusung genre J-pop di skena musik Makassar memang belum banyak dilakukan. Tapi, grup musik Stellar-Fuse berani mengambil risiko tersebut. Sebagai perkenalan, mereka sudah merilis single debut berjudul Beyond the Sky pada Oktober 2024 lalu.
Zacky, gitaris sekaligus penulis lagu, mengungkapkan bahwa inspirasi utamanya datang dari kecintaannya pada band Jepang seperti Yoasobi. Meski awalnya dikenal sebagai band yang membawakan lagu-lagu cover, Stellar-Fuse kini mulai fokus pada karya orisinal.
"Lagu ini adalah eksperimen pertama saya untuk mencoba sesuatu yang berbeda dari kebiasaan," ujarnya saat diwawancarai IDN Times bersama para personel lain pada 22 Oktober 2024. "Ada kebanggaan tersendiri saat bisa membawakan lagu ciptaan sendiri," imbuh Zacky, menyiratkan rasa optimis.
1. Lagu Beyond the Sky menjadi cara Stellar-Fuse memperkenalkan diri
Berdurasi 3 menit 52 detik, Beyond the Sky memiliki progresi nada yang tidak biasa. Dominasi musik elektronik dan lick piano variatif, musik ini menggabungkan nuansa bahagia dengan lirik mellow. Menyusun progresi nada yang tiba-tiba naik dan bertempo cepat ternyata menjadi tantangan tersendiri bagi mereka.
Lagu ini merupakan hasil kerja kolektif seluruh anggota Stellar-Fuse. Zacky bertanggung jawab atas sebagian besar materi musik dan produksi, sementara liriknya ditulis bersama dengan Gugu, sang vokalis. Rey memberi kontribusi besar pada penulisan bassline yang menjadi elemen penting dalam lagu ini.
"Meski terdengar ceria, lagu ini sebenarnya memiliki makna yang sangat emosional,. Terlebih jika menyimak liriknya baik-baik," ungkap Gugu.
"Kita bertiga saling melengkapi, jadi walaupun aku fokus di bass, aku tetap memberih masukan di bagian lain kalau memang ada ide," timpal Rey yang berstatus pekerja lepas tersebut.
2. Lagu debut mereka digarap cukup lama, lebih dari setahun

Proses pembuatan Beyond the Sky sendiri memakan waktu lebih dari setahun. Awalnya, versi demo lagu ini pernah dibawakan dalam sebuah acara komunitas pop culture tahun lalu. Tapi proses pra-produksi, rekaman, hingga pasca-produksi membutuhkan waktu dam tenaga ekstra.
"Kami bahkan sempat vakum selama beberapa bulan, jadi memang butuh waktu untuk kembali aktif," cerita Rey.
"Sebagai lagu pertama, kami memang masih harus mencari keselarasan di antara kami," tambah Gugu yang masih tercatat sebagai mahasiswi salah satu perguruan tinggi negeri di Makassar.
Zacky menyebut bahwa pemilihan nada vokal yang cocok juga menjadi salah satu kendala yang harus mereka atasi. Proses menemukan suara khas sang vokalis harus melalui banyak trial and error. "Saya bukan dari akademi menyanyi, jadi semua berdasarkan eksperimen," seloroh Gugu.
3. Meski begitu, Stellar-Fuse tetap ingin mengeksplorasi genre musik lainnya

Teknik bermusik Stellar-Fuse sendiri diakui dipengaruhi oleh Ayase, komposer Yoasobi. Terutama dalam progresi nada dan aransemen. Tak heran jika grup musik yang dibentuk pada 2021 ini begitu jor-joran di lagu awal, sehingga butuh waktu penggarapan yang lama.
"Kami mencoba mengadaptasi elemen-elemen tersebut dalam lagu kami," tutur Zacky, menunjukkan pengaruh besar J-pop dalam karya mereka.
Yoasobi menjadi inspirasi utama bagi Zacky, sementara personel lain memiliki referensi yang beragam. Sebut saja komposer kondang Hiroyuki Sawano hingga band pop Sekai No Owari. Tak pelak, gaya musik mereka mencerminkan perpaduan antara J-pop dan J-rock, dengan elemen khas masing-masing anggota. Tapi, mereka ingin mengeksplorasi banyak genre tanpa kehilangan identitas.
"Kami tidak ingin pendengar menyamaratakan bahwa semua lagu kami akan seperti ini. Ada banyak variasi yang bisa kami tawarkan," jelas Gugu.
4. Misi ketiganya kini adalah menjaga momentum dan konsistensi

Band yang disatukan oleh kegemaran pada pop culture ini memang awalnya hanya sebuah proyek bersenang-senang. Zacky dan Rey lebih dulu terlibat dalam proyek musik yang sama saat pandemi COVID-19, sebelum merekrut Gugu. Siapa sangka, kombinasi ketiganya menjadi populer di banyak acara pop culture Makassar. Momentum yang sudah direngkuh enggan mereka lepas.
"Awalnya hanya proyek iseng, tapi akhirnya menjadi sesuatu yang serius. Saya pribadi ingin berkarya membawa lagu sendiri sebab ada kebanggaan tersendiri buat kami bertiga," kata Zacky.
Setelah merilis Beyond the Sky, Stellar-Fuse sadar tentang pentingnya menjaga konsistensi. Alhasil, rencana sudah disiapkan. Selain rutin mengisi berbagai event di Kota Daeng, mereka berencana melepas karya baru.
"Kami ingin terus mengeksplorasi produksi dan penulisan lagu," jelas Zacky. "Sekarang kita lagi dalam penggarapan lagu kedua. Akan diusahakan rilis tapi belum tahu belum karena kita benar-benar mengurusnya secara mandiri," tukas pria yang bekerja sebagai drafter architect itu.