Kisah Margaretha, Petani di Poso Banting Setir jadi Kuli Pemecah Batu

Sawah tak bisa digarap lagi karena dampak PLTA Poso Energy

Bagai duri dalam daging, hati Margaretha (53) sakit dan pikirannya terganggu setelah melihat lahan pertanian padi di sawah miliknya seluas 2,5 hektare, terendam air yang akhirnya tak bisa digarap lagi.

Margaretha, seorang perempuan petani di Desa Meko, Kecamatan Pamona Pusulemba, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng) yang ikut berseru berjuang menuntut hak ganti rugi akibat dampak dari bendungan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Poso I milik perusahaan PT Poso Energy tahun 2019.

Sayangnya, kekuatan Margaretha terbatas, ia dan petani lainnya seakan dipaksa kalah setelah sempat berjuang dengan harapan ada hak yang dibayarkan sesuai dengan tuntutannya.

“Kami akhirnya berhenti menuntut dan mau tidak mau kami harus terima meskipun berat,” ucap Margaretha ditemui di kediamannya belum lama ini.

1. Beralih dari petani menjadi kuli pemecah batu

Kisah Margaretha, Petani di Poso Banting Setir jadi Kuli Pemecah BatuMargaretha (53) warga Desa Mako, Kecamatan Pamona Pusulemba, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah yang beralih pekerjan dari petani menjadi kuli pemecah batu. IDN Times/Kristina Natalia/bt

Ibu tiga anak itu seakan berjalan dalam lembah kekelaman usai pembayaran kompensasi dari perusahaan sebesar 15 kilogram per are untuk setiap sawah yang terendam oleh bendungan PLTA Poso I.

Pasca kejadian itu, Margaretha tak bisa lagi bertani sementara keluarganya terus dikejar kebutuhan sehari-hari. Tak ada jalan lain, Margaretha akhirnya beralih dari petani menjadi kuli pemecah batu untuk menyambung hidup.

“Saya dan keluarga berserah kepada Tuhan sudah, berharap di lahan yang tidak bisa diolah lagi itu sia-sia saja,” kata Margaretha.

Pendapatan keluarga Margaretha juga merosot sejak tahun 2019 hingga sekarang. Upah menjadi kuli pemecah batu bagi dia sangat kecil namun harus dicukup-cukupkan.

Mengumpulkan satu kubik batu membutuhkan waktu hingga dua minggu dan kemudian dijual dengan harga Rp250 ribu.

“Pembeli tidak setiap hari ada, untung-untunglah satu bulan ada yang beli,” sebut Margaretha.

2.  Terpaksa terima ganti rugi karena tuntutan pendidikan anak

Kisah Margaretha, Petani di Poso Banting Setir jadi Kuli Pemecah BatuKepala Desa Meko, I Gde Suka Artana menunjukkan luas lahan warga yang terendam air tahun 2019 dan kita tak bisa digarap lagi. IDN Times/Kristina Natalia/bt

Bercocok tanam merupakan pekerjaan turun-temurun sebagian besar warga di wilayah Kecamatan Pamona Pusulemba, termasuk keluarga Margaretha.

Dari sabit padi berganti menjadi palu, ladang sawah yang hijau berubah menjadi derasnya arus sungai. Margaretha harus berjuang agar anak terakhirnya bisa tetap sekolah.

“Suami saya sakit dan tidak bisa lagi bekerja, yang dipikirkan bukan hanya makan sehari-hari tetapi juga pendidikan anak saya,” terangnya.

Ekspresi sedih nampak dari wajah Margaretha ketika mengingat anak-anaknya yang ikut menanggung dampak dari PLTA Poso.

Anak keduanya yang telah menjalankan pendidikan di sekolah pelayaran di Jakarta harus berkorban dan berhenti karena terkendala biaya. Kini Margaretha hanya menanggung pendidikan anak terakhirnya di bangku sekolah menengah atas (SMA).

“Anak saya yang pertama sudah menikah, yang kedua sebelumnya di Jakarta sudah pulang dan bantu-bantu di rumah, sedangkan anak terakhir masih sekolah,” cerita Margaretha.

Baca Juga: Budaya Wayamasapi di Danau Poso yang Terancam Hilang

3.  Ganti rugi jangka pendek untuk petani sudah lunas

Kisah Margaretha, Petani di Poso Banting Setir jadi Kuli Pemecah BatuKristina Natalia

Terkait dengan dampak bendungan PLTA Poso I yang merendam sejumlah hektare lahan padi sawah, Manager lingkungan dan CSR PT Poso Energy Irma Suryani mengatakan tercatat ada 16 desa di 4 kecamatan yang terdampak.

PT Poso Energy telah menyelesaikan kompensasi jangka pendek sesuai dengan nilai yang telah disepakati bersama.

“Kompensasi untuk jangka pendek sudah selesai, diberikan melalui transfer ke rekening masing-masing petani yang terdampak,” kata Irma.

Baca Juga: 31 Petani Jagung di Poso Belum Terima Ganti Rugi dari PT Poso Energy

Kristina Natalia Photo Community Writer Kristina Natalia

Kisah dibalik peristiwa

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya