Mengenal Mances, Si Ayah Ratusan Kucing Telantar di Gorontalo
Mances memelihara ratusan kucing domestik terlantar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Gorontalo, IDN Times - Aroma khas kucing merebak menyergap hidung saat kami mulai menapaki halaman rumah Mances. Mungkin bagi kamu yang tidak terbiasa dengan bau seperti itu akan merasa terganggu. Tapi bagi Mances, aroma kucing kampung atau domestik begitu membahagiakan.
Mances bernama asli Muhammad Djafar, 38 tahun. Lelaki asal Kelurahan Dembe Jaya, Kota Gorontalo, itu mengaku mencintai kucing sudah sejak usia dini. Mances juga dilahirkan di dalam keluarganya yang memiliki kecintaan terhadap hewan peliharaan, tak heran jika kegemarannya terhadap hewan peliharaan pun mengalir di dalam dirinya.
“Saya bersyukur dilahirkan di dalam keluarga pecinta hewan,” kata Mances saat ditemui IDN Times di rumah kediamannya, Senin (7/12/2020).
Bahkan ia bercerita tentang almarhum sang ibunda. Menurut dia bahwa sang ibu memiliki kecintaan lebih terhadap hewan peliharaan, bahkan untuk mengonsumsi ikan lele saja sang Ibu tak mau karena tidak tega. Dapat dikatakan kecintaan terhadap hewan memang mengakar di dalam keluarganya.
Mances menuturkan bahwa saudara-saudaranya memiliki kecintaan terhadap hewan peliharaan yang berbeda, seperti burung merpati dan ikan lele. Hewan-hewan ini, kata dia, tidak untuk diperjualbelikan atau dikonsumsi.
“Kalau ikan lele itu kakak saya, itu tidak dijual, karena sayang kan sudah Jinak. Kalau saya lebih ke kucingnya, tapi ada juga burung merpati yang saya rawat,” ujar Mances.
1. Sejak kecil ingin membuat rumah layak bagi kucing-kucing tak bertuan
Bermain bersama kucing memang sudah menjadi kebiasaan Mances kecil. Kucing sudah menjadi bagian dari hidupnya bahkan sudah menjadi bagian dalam keluarganya saat ini.
Ayah satu anak itu pun pernah bernazar kepada anaknya bahwa akan membuat sebuah rumah kucing layak huni bagi kucing-kucing terlantar. Perasaan iba terhadap kucing terlantar ini sudah menjadi kegelisahannya sejak lama. Sebab, dia menyaksikan banyak kucing terlantar yang dibuang di jalanan maupun di pasar-pasar.
“Saya memang sejak kecil pengen punya rumah kucing. Pengen merawat kucing yang kurang mendapatkan kasih sayang,” katanya.
Menurut dia, banyak orang yang memelihara kucing hanya sekadar menyukai dari segi fisiknya saja, namun tidak mencintai kucing apa adanya. Sehingga, kata Mances, banyak kucing yang terlantar karena cacat fisik, entah akibat kekerasan maupun kecelakaan. Alasan-alasan itu membuatnya berkeinginan kuat untuk membuat rumah layak huni bagi kucing yang ditelantarkan.
Ia bercerita, kala itu keinginan baik itu pun urung terlaksana akibat musibah besar yang ia alami. Kematian ibunya membuat ia goyah akibat tekanan psikis, bahkan ia mengatakan hampir mengalami gangguan mental.
“Memang saat itu saya sakit berat bahkan sudah linglung, sudah dibawa ke dukun dan kyai. Saat itu memang stres berat bahkan perekonomian saya waktu itu mampet, setelah kematian ibu saya.”
Sering waktu, Mances mampu melewati tekanan hidup. Kata dia, keinginan kuat untuk membuat rumah kucing membantunya membangun semangat hingga akhirnya pulih dari tekanan kejiwaan. Akhirnya, antara tahun 2007 dan 2008, dia membuat kayu sekat sederhana untuk membuat sebuah pekarangan bermain bagi kucing.
“Memang untuk memelihara kucing awalnya saya hanya di dalam rumah. Antara 2007 hingga 2008 saya baru buat rumah sederhana (sekat kayu),” kata Mances.
Baca Juga: Menelusuri Jejak Benteng Nassau Peninggalan VOC di Gorontalo
Baca Juga: 7 Kuliner Khas Gorontalo Ini Bisa Jadi Inspirasi Menu Akhir Pekan