10 Barang yang Harus Kamu Declutter Saat Rumah Terasa Sesak

Rumah yang terasa sumpek sering kali bukan karena ukuran ruang yang sempit, melainkan karena terlalu banyak barang yang menumpuk tanpa disadari. Saat ruang terasa sesak, produktivitas bisa menurun, suasana hati pun ikut terpengaruh. Salah satu cara paling efektif untuk mengatasinya adalah dengan melakukan decluttering atau memilah dan menyingkirkan barang-barang yang sudah tidak dibutuhkan.
Decluttering bukan berarti membuang semuanya secara sembarangan, tetapi lebih ke menyaring mana yang benar-benar penting dan mana yang hanya bikin ruangan terasa penuh. Rumah akan terasa lebih lapang, rapi, dan nyaman untuk ditinggali dengan menata ulang dan mengurangi barang-barang yang menumpuk. Berikut ini beberapa barang yang bisa kamu mulai declutter saat rumah mulai terasa sesak. Yuk, simak!
1. Baju yang sudah gak pernah dipakai

Isi lemari yang penuh sering kali bikin kita merasa nggak punya baju, padahal sebenarnya kita cuma kelebihan pilihan. Coba deh lihat, pasti ada baju yang udah berbulan-bulan nggak dipakai karena kekecilan, warnanya pudar, atau modelnya udah nggak cocok sama gaya kamu sekarang.
Daripada bikin lemari makin sesak, mending sortir dan pisahkan baju-baju itu. Kamu bisa menyumbangkannya, dijual preloved, atau dikasih ke saudara. Lemari jadi lebih rapi, dan kamu bisa lebih cepat milih outfit tanpa drama tiap pagi.
2. Kabel dan charger yang sudah gak digunakan

Setiap rumah pasti punya satu laci atau kotak yang isinya kabel-kabel nggak jelas, mulai dari charger HP lama sampai kabel HDMI yang udah rusak. Tanpa sadar, semua itu jadi sumber kekacauan kecil yang bikin rumah terasa penuh.
Saatnya buka laci itu dan sortir satu per satu. Kalau kamu bahkan nggak tahu kabel itu buat apa, lebih baik buang atau daur ulang. Sisakan hanya yang masih dipakai dan pastikan kamu menyimpannya dengan rapi.
3. Peralatan elektronik rusak yang belum diperbaiki

Setrika yang udah nggak panas, blender yang bunyinya lebih keras dari fungsinya, atau speaker mati total sering kali kita simpan dengan harapan nanti diperbaiki. Sayangnya, "nanti" itu bisa jadi bertahun-tahun.
Daripada jadi pajangan rusak dan makan tempat, lebih baik kamu ambil keputusan tegas. Kalau dalam enam bulan barang itu nggak juga kamu servis atau pakai, mungkin memang sudah saatnya dilepas.
4. Kardus-kardus bekas belanja online

Belanja online bikin hidup lebih praktis, tapi kardus-kardus bekasnya sering kali menumpuk di pojok rumah. Niatnya mau dipakai ulang, tapi akhirnya malah jadi sarang debu.
Sisakan hanya beberapa yang masih kokoh dan berukuran pas untuk keperluan tertentu. Kardus lain yang udah penyok atau nggak kepakai sebaiknya langsung dikumpulkan dan dijual ke tukang loak atau didaur ulang.
5. Kosmetik atau skincare kedaluwarsa

Punya koleksi skincare atau makeup bisa jadi menyenangkan, tapi sering kali kita lupa mengecek tanggal kedaluwarsanya. Barang-barang yang udah berubah tekstur, bau, atau warna bisa membahayakan kulit kalau tetap dipakai.
Lihat kembali laci atau kotak makeup kamu, dan pisahkan mana yang masih layak pakai. Jangan ragu membuang produk yang udah expired, karena kulit wajah kamu lebih penting dari sekadar sayang buang barang mahal.
6. Wadah makan tanpa tutup atau sebaliknya

Siapa yang koleksi wadah makannya sudah kayak puzzle? Ada wadah tapi tutupnya hilang, atau sebaliknya, ada tutup tapi wadahnya hilang. Barang-barang ini bikin lemari dapur penuh tanpa fungsi yang jelas.
Pilih hanya wadah yang masih lengkap dan bisa digunakan sehari-hari. Yang nggak punya pasangannya bisa disumbangkan untuk keperluan lain atau dibuang. Dapur pun jadi lebih tertata dan mudah dibersihkan.
7. Majalah, koran, dan buku yang tidak pernah dibaca lagi

Tumpukan majalah atau buku lama bisa jadi pemanis ruangan, tapi kalau sudah berdebu dan nggak pernah dibuka lagi, hanya akan membuat rumah terasa sempit. Apalagi kalau jumlahnya udah banyak banget.
Pilih beberapa yang punya nilai sentimental atau masih ingin kamu baca lagi. Sisanya bisa kamu sumbangkan ke taman baca, perpustakaan, atau jual sebagai preloved. Rak buku kamu pun jadi lebih lapang dan estetik.
8. Souvenir pernikahan dan barang kenangan yang menumpuk

Kita sering menyimpan barang kenangan karena merasa sayang untuk dibuang. Padahal, nggak semua barang punya nilai yang benar-benar personal. Souvenir pernikahan, undangan, atau boneka kecil dari acara ulang tahun sering kali cuma numpuk tanpa fungsi.
Decluttering bukan berarti menghapus kenangan. Pilih barang yang benar-benar punya makna dan simpan dengan baik. Sisanya, kamu bisa relakan agar rumahmu terasa lebih ringan dan lega.
9. Mainan atau barang anak yang sudah gak sesuai usia

Kalau kamu punya anak, mungkin mainannya udah bertumpuk dari bayi sampai usia sekarang. Banyak dari mainan itu mungkin udah nggak dimainkan lagi atau udah rusak.
Supaya rumahmu gak penuh dengan mainan atau barang bayi, sortir bersama anak mana mainan yang masih ingin dimainkan dan mana yang sudah gak ingin dimainkan, dan ajak mereka belajar memberi dengan cara menyumbangkan mainan yang masih layak. Rumah jadi lebih rapi, dan anak pun belajar tentang berbagi.
10. Perabot atau dekorasi yang rusak dan gak terpakai

Kursi yang udah goyang, vas bunga yang retak, atau jam dinding yang mati sering kali dibiarkan karena masih bisa ditoleransi. Padahal, itu semua menambah kesan sumpek dan nggak rapi di rumah.
Kalau perabot atau dekorasi itu memang udah nggak berfungsi dan kamu nggak berniat memperbaikinya, lebih baik dilepas. Rumah yang bersih dari barang rusak akan terasa lebih fresh dan menyenangkan ditinggali.
Decluttering nggak hanya bikin rumah lebih rapi, tapi juga memberi ruang baru untuk kenyamanan dan ketenangan. Yuk, mulai decluttering dan rasakan sendiri bedanya!