TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kisah Eksotis Macassar Oil, Minyak Rambut Populer di Inggris Abad 18

Dari minyak rambut ala London sampai kain di sandaran kursi

Foto seorang pemuda asal Kota Herne Bay, Kent, Inggris, yang berpose dengan rambut menggunakan minyak rambut Makassar Oil. (Wikimedia Commons/Fred C. Palmer)

Makassar, IDN Times - Sering bepergian menggunakan bis, pesawat komersial atau kereta api? Kamu pasti sering mendapati selembar kain khusus yang diletakkan tepat di atas sandaran kursi. Bukan handuk, bukan juga taplak meja. Tapi kain ini seolah jadi bagian wajib dari dekorasi. Gak jarang, kain ini berada di sofa.

Nah, kain tersebut dinamakan Antimacassar. Oke, mendadak muncul pertanyaan: apa sih hubungan selembar kain dengan Kota Makassar? Ternyata, untuk menelusuri asal-asulnya, kita harus melakukan perjalanan waktu menuju London awal abad ke-19. Lebih spesifik, jejeran lapak tukang cukur di seantero ibu kota Britania Raya tersebut.

1. Susahnya merapikan rambut ternyata sudah dikeluhkan sejak abad ke-18

Penggunaan kain Antimacassar di kursi pesawat komersial. (WIkimedia Commons/Felix Gottwald)

Sama seperti sekarang, tampil rapi adalah sebuah keharusan bagi pria-pria London. Namun, perbedaan terbesar ada pada penampilan. Dulu mereka mengandalkan setelan jas dan celana kain, kemeja putih, sepatu pantofel, dasi, arloji saku serta rambut yang disisir serapi mungkin.

Dari outfit sih, semua bisa ditaktisi. Tapi tidak dengan rambut. Menyisirnya saja gak mempan. Perlu ada produk yang menjamin bahwa rambut pria-pria Eropa itu bisa diatur tetap rapi untuk waktu yang lama. Plus, harus tahan dari tiupan angin.

Sebenarnya sih, pada tahun 1300-an, sudah ada produk minyak rambut. Tapi bahan bakunya gak lazim. Sejarawan Victoria Sherrow dalam buku Encyclopedia of Hair: A Cultural Story (Greenwood Press, 2006) menyebut bahwa resep populer saat itu adalah lemak dari kadal yang dimasak hingga mendidih dalam minyak zaitun. Nope!

Nah, di sini lah Alexander Rowland (1747-1823) datang membawa inovasi. Inspirasi muncul tatkala banyak pelanggan sering mengeluh susahnya menjaga rambut rapi. Lama-kelamaan, ia memberanikan diri bereksperimen mencari minyak rambut yang cocok. Tentu saja tanpa kadal.

Dengan pamor sebagai tukang cukur tersohor seantero London, Rowland memulai proses mengumpulkan bahan-bahan yang berharga mahal. Di sini lah Makassar mulai masuk dalam kisah.

Baca Juga: Amanna Gappa, Aturan Bugis Kuno Penginspirasi Konvensi Laut Sedunia

2. Minyak rambut racikan Alexander Rowland dipasarkan dengan nama Macassar Oil

Iklan Rowland's Makassar Oil di sebuah surat kabar yang terbit pada 1930-an. (AdvertisementIndia.com)

Mendiang Edward Polinggomang dalam buku Makassar Abad XIX (KPG, 2016) menulis pelabuhan milik Kerajaan Gowa tersohor sebagai salah satu titik perdagangan sejak awal abad ke-18. Komoditas Sulawesi dikirim ke seluruh penjuru dunia, termasuk Eropa, dari Makassar. Mulai kopi, kopra, kayu cendana, beras dan rempah-rempah.

Pagi hingga sore, Rowland menyapa para pelanggan yang rambutnya ingin dicukur atau sekadar ditata. Pada malam hari, ia berburu bahan untuk minyak rambutnya. Eksperimen kemudian ia lakukan di loteng rumah, dalam terang cahaya lilin, selama berbulan-bulan.

Racikan Rowland sendiri menggunakan bahan baku campuran minyak kelapa, daun kesambi/kosambi, bunga kenanga dan tanaman harum lainnya. Tahun 1783, Rowland memasarkan minyak rambut buatannya dengan nama Macassar Oil.

Oke, nama "Macassar" di sini agaknya dipakai untuk tujuan marketing. Produk ini disebut menggunakan bahan-bahan yang dibeli langsung dari Pelabuhan Makassar. Bahan-bahannya bisa jadi memang dari Pelabuhan Makassar. Tapi Rowland memperolehnya dari seantero pasar London.

"Kisah eksotis" Macassar Oil ternyata berhasil mendongkrak citra. Selain itu, minyak rambut racikan Rowland ternyata laku keras karena terbukti efektif. Tak cuma laki-laki, Macassar Oil juga jadi andalan perempuan saat menata rambut. Aromanya pun harum, menjadi nilai plus. Akan beda ceritanya jika ada rebusan kadal terlibat.

Baca Juga: Asal-Usul Syekh Yusuf yang Punya Lima Makam di Tiga Negara

Berita Terkini Lainnya