8 Potret Suasana Kota Parepare 120 Tahun Lalu. Apa Saja yang Berubah?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Berstatus sebagai kota terbesar kedua di Sulawesi Selatan, Parepare memiliki sejarah yang membentang sejak abad ke-14. Daerah ini bahkan sudah tercantum dalam dokumentasi lama seperti Lontaraq Suppa dan naskah epos Sureq I La Galigo.
Silih berganti Parepare mengiringi perjalanan Kerajaan Soreang, Kerajaan Suppa, Konfederasi Ajatappareng, menjadi salah satu basis militer Hindia-Belanda, hingga jadi bagian dari Indonesia.
Lalu seperti apa suasana kota berjuluk Bandar Madani di zaman dulu? Berikut IDN Times mengumpulkan beberapa fotonya. Semua berasal dari Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies dan Tropenmuseum.
1. Seperti ini pemandangan Parepare dari area perbukitan luar kota, tampak bangunan masih belum banyak
2. Pemandangan salah satu ruas jalan utama Parepare pada awal abad ke-20. Tampak bangunan toko dan perkantoran di kedua sisinya
3. Lokasi dalam foro kini adalah perempatan Jalan Bau Massepe dan Jalan Karaeng Burane, sedang di sebelah kanan adalah Lapangan Andi Makkasau
4. Masuk pertengahan abad ke-20, jumlah penduduk Kota Parepare mulai meningkat. Bisa dilihat dari deretan rumah-rumah baru
5. Pada dekade 1930-an, ekonomi Parepare kian menggeliat berkat pelabuhan yang dibangun oleh Hindia-Belanda. Lalu lintas barang komoditas pun kian pesat
6. Aktivitas bongkar muat kopra, salah satu hasil bumi Sulawesi Selatan, di Pelabuhan Parepare pada dekade 1940-an akhir
Baca Juga: 5 Tempat Nongkrong dan Kafe Millennials di Parepare, Layak Kamu Jajal!
7. Meski tak seramai Makassar, aktivitas di pelabuhan Parepare tetap menjadi roda penggerak penting ekonomi daerah sekitarnya
8. Suasanan Masjid Raya Parepare pada Oktober 1948. Kata "toeter" dalam papan peringatan berasal dari bahasa Belanda yang berarti "klakson"
Nah, itu tadi beberapa foto Kota Parepare dari awal hingga pertengahan abad ke-20. Beberapa lokasi dalam foto masih bisa dikunjungi hingga kini. Seperti Kantor Pos dan Masjid Raya.
Baca Juga: Foto-Foto Meriahnya Suasana Pasar Malam di Makassar Tahun 1948