Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

3 Faktor yang Sebabkan Seseorang Gagal Menjadi Sosok High Achiever

ilustrasi seseorang yang stres menghadapi pekerjaan (pexels.com/Vitaly Gariev)
Intinya sih...
  • Memiliki tujuan yang jelas penting untuk mencapai prestasi, tanpa panduan akan membuat seseorang hanya sibuk tanpa hasil maksimal.
  • Ketajaman fokus dalam bekerja dapat menciptakan hasil berkualitas, kurangnya fokus menjadi biang keladi kegagalan menjadi high achiever.
  • High achiever melewati proses jatuh bangun, mereka tidak takut gagal dan menganggap kegagalan sebagai pelajaran berharga untuk meningkatkan kualitas diri.

Berhasil menjadi pribadi dengan kemampuan menorehkan prestasi yang jauh lebih baik dari orang lain jelas merupakan kebanggaan tersendiri. Sosok-sosok high achiever seperti ini selalu pantas untuk dijadikan sebagai teladan karena mereka memiliki semangat tinggi dalam mengerjakan setiap tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Tidak hanya puas dengan menyelesaikan pekerjaan, tetapi mereka pun turut memastikan bahwa hasil yang dipersembahkan terjamin kualitasnya.

Sayangnya, tidak semua orang yang terinspirasi untuk menjadi pribadi berprestasi seperti ini bisa mewujudkan harapannya. Sudah berusaha mengerahkan beragam cara, tetapi tetap belum membuahkan hasil maksimal. Kalau situasinya begini, jelas ada yang salah dan perlu dievaluasi. Nah, coba telusuri mulai dari beberapa faktor yang sering sebabkan seseorang gagal jadi sosok high achiever berikut ini, yuk!

1.Tidak punya tujuan jelas yang ingin dicapai

ilustrasi seorang pria yang merasa stres (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Seseorang tidak akan pernah meraih suatu pencapaian besar bila tidak punya tujuan yang jelas dalam bekerja. Pasalnya, kejelasan tujuan ini berperan sebagai pemandu agar bisa terus berada di jalur yang semestinya. Tanpa adanya panduan seperti ini, orang tersebut hanya akan sibuk melakukan banyak hal, tetapi tidak semuanya dapat berkontribusi untuk mencapai harapan.

Ketika kamu merasa selalu gagal untuk menjadi seorang high achiever, mungkin selama ini memang belum punya tujuan jelas yang ingin dicapai. Kamu hanya sekadar bekerja, tetapi tidak ada hal spesifik yang harus diraih, seperti ingin menjadi ahli dalam suatu bidang ilmu, mampu menciptakan inovasi baru, dan sebagainya. Oleh karena itu, renungkan lagi apa yang sebenarnya hendak diperjuangkan agar tidak salah langkah.

2.Tidak bisa fokus dalam melaksanakan pekerjaan

ilustrasi mengoperasikan ponsel (pexels.com/Karolina Grabowska)

Ketajaman fokus punya andil besar dalam menciptakan suatu prestasi. Ketika seseorang benar-benar fokus pada tugasnya, dia akan mengerjakan segala aspek dengan teliti. Hal ini dapat meminimalkan terjadinya kesalahan, sehingga berpeluang menciptakan hasil berkualitas. Tidak heran, mereka yang bisa fokus dalam bekerja sering kali menjadi high achiever yang layak dijadikan teladan.

Jika selama ini kamu kurang bisa fokus, itu merupakan salah satu biang keladi kegagalan menjadi pribadi high achiever. Oleh sebab itu, latih ketajaman fokus mulai dari sekarang. Kamu bisa menerapkan monotasking dibanding multitasking dan rasakan bedanya.

3.Terlalu takut akan menghadapi kegagalan

ilustrasi seorang perempuan yang merasa khawatir (pexels.com/Karolina Grabowska)

Ketika melihat seorang high achiever dengan segudang prestasi yang dimiliki, kamu mungkin berpikir bahwa dia merupakan pribadi yang memang dianugerahi keahlian istimewa, sehingga jarang mengalami kegagalan. Sayangnya, pemikiran seperti ini sangat tidak tepat. Realitanya, mereka yang kini mampu menorehkan banyak capaian besar itu telah melewati beragam proses jatuh bangun yang tidak sebentar.

Kamu perlu tahu bahwa para high achiever itu lebih memilih untuk berusaha meraih sebanyak mungkin capaian dari pada terlalu khawatir akan mengalami kegagalan. Namun, bukan berarti mereka tidak bisa sedih saat apa yang diharapkan ternyata meleset. Orang-orang seperti ini menganggap bahwa gagal yang dialami setelah mengupayakan yang terbaik tetap akan memberikan pelajaran penting dan dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas diri, sehingga tidak menimbulkan penyesalan.

Nah, pola pikir seperti ini sering kali tidak ditemui pada mereka yang biasa-biasa saja. Pasalnya, mereka lebih takut akan mengalami pahitnya kegagalan dari pada memberanikan diri untuk berjuang terlebih dahulu. Kalau terus begini, kapan bisa maju?

Keinginan untuk menjadi seorang high achiever harus dibarengi dengan usaha yang tidak main-main. Jika sudah mencoba tetapi selalu gagal, maka lakukan evaluasi diri untuk memperbaiki kesalahan. Terus tingkatkan kemampuan dan jadilah versi terbaikmu!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irwan Idris
EditorIrwan Idris
Follow Us