TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Viral, Pria Gowa Disebut Beri Uang Panai' Rp3 Miliar ke Calon Istri 

Hakikat uang Panai bukan dinilai dari nominal

Omar Sahar, lelaki Gowa yang disebut memberi uang panaik Rp3 miliar ke calon istrinya Aqilah Nadya (kedua dari kiri). Instagram/priskaparamita

Makassar, IDN Times - Uang panai atau mahar yang sudah menjadi tradisi dalam masyarakat Bugis Makassar seakan tak pernah habis dibahas. Baru-baru ini, publik di Sulawesi Selatan kembali dihebohkan dengan jumlah uang Panai yang dinilai fantastis.

Adalah Aqilah Nadya, seorang gadis asal Kabupaten Soppeng disebut-sebut telah dilamar oleh kekasihnya dengan uang Panai mencapai Rp3 miliar. Prosesi lamaran gadis atau masyarakat setempat menyebutnya dengan mappetuada viral di media sosial.

Prosesi ini berlangsung di kediaman Aqila di Kelurahan Cabbengnge, Kecamatan Lilirilau, Kabupaten Soppeng, Senin (10/2). Aqila yang disebut merupakan putri dari seorang pengusaha dilamar oleh seorang pengusaha muda asal Gowa, bernama Omar Muhammad Sahar.

1. Kerabat enggan berkomentar terlalu jauh soal nominal uang panai

Omar Sahar, lelaki Gowa yang disebut memberi uang panaik Rp3 miliar ke calon istrinya Aqilah Nadya (kedua dari kiri). Instagram/priskaparamita

Salah seorang sahabat mempelai laki-laki, Azlan Syahreza, enggan berkomentar terlalu jauh terkait nominal uang panai yang dinilai terlalu fantastis itu. Namun ia mengatakan hal itu wajar.

“Menurut saya sih, wajar-wajar saja karena saya kenal baik orang tua beliau (mempelai laki-laki) dan orang tua mempelai perempuan," kata Azlan saat dimintai konfirmasi IDN Times, Rabu (12/2).

Baca Juga: Ini 5 Fakta di Balik Tradisi Uang Panai' Suku Bugis Makassar 

2. Hakikat panai bukan pada nominal

Omar Sahar, lelaki Gowa yang disebut memberi uang panaik Rp3 miliar ke calon istri. Instagram/priskaparamita

Azlan, kerabat dekat calon mempelai laki-laki mengatakan, hakikat prosesi mappettuada bukan berada pada seberapa besar jumlah uang panai itu.

Namun bersatunya dua keluarga besar justru dinilainya sebagai hakikat dari prosesi tersebut. Apalagi kedua mempelai berasal dari dua suku yang berbeda yakni Bugis dan Makassar.

"Saya memandangnya lebih ke situnya sih. Hal yang baik, karena niat yang baik untuk menjalankan perintah agama," katanya.

Baca Juga: Resmikan IDN Sulsel, Gubernur Bagi Kiat Nikah Muda Tanpa Uang Panai'

Berita Terkini Lainnya