TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

10 Istilah dalam Percapakan Anak Nongkrong di Makassar, Kocak Abis!

Mulai dari "maju ko gondrong" sampai "isseng ko deh"

Dua anak muda di Makassar menikmati pemandangan matahari terbenam atau sunset di Kawasan Pantai Losari pada 2019. IDN Times/Irwan Idris

Sama seperti daerah lain di Indonesia, dialek dan bahasa lokal juga ikut kebawa dalam percakapan sehari-hari yang kasual. Salah satunya yakni Bugis-Makassar, di mana banyak istilah gaul dalam tongkrongan ikut dipengaruhi dua bahasa daerah asal Sulawesi Selatan (Sulsel) tersebut.

Nah, dari segudang istilah tersebut, berikut ini IDN Times mengulas sepuluh di antaranya. Langsung aja simak, ya!

1. "Maju ko, gondrong!"

unsplash.com/NeONBRAND

Kata "gondrong" di sini berasal dari pendapat lokal bahwa laki-laki pemilik rambut lebat punya tabiat pemberani dan bernyali gede. Tapi di situasi sehari-hari, ungkapan ini gak cuma ditujukan pada si pemilik rambut gondrong.

Biasanya sih, ungkapan ini dipakai untuk konteks memprovokasi. Menegaskan kalau orang yang didukung bisa mengatasi sesuatu hal.

"Begitu ji kemampuanna? Maju ko gondrong!"

(Cuma segitu kemampuannya? Ayo maju, kamu pastu berani!)

2. "Nagigit maki e"

Instagram.com/yeontan_bighitentertainment

Dalam tongkrongan, istilah ini digunakan sebagai respons atas sebuah penyataan yang terasa bikin nyelekit atau jleb. Tapi juga efektif membuat si pembuat pernyataan lebih mawas diri. Juga sebagai ungkapan agar bisa menahan emosi. Biar gak kelepasan gitu, deh.

"Memang kau, suka bilangi itu orang matre. Tapi itu memang dia matre atau kau ji yang nda punya uang?"

(Kamu tuh, sering banget ngatain orang itu mata duitan. Tapi dia memang matre atau kamu yang gak punya duit?"

"Bededeh, ngerinya. Na gigit maki e."

(Waduh, ngeri kata-katanya. Lo ganas banget.)

3. "Tena kabajikang"

pexels.com/@rodnae-prod

Meski berarti "gak ada kebajikan", ini sih lebih ke konteks keluhan dan rasa pasrah atas keadaan. Biasanya dipakai menutup pernyataan tentang nasib apes yang dialami diri sendiri atau orang lain. Pokoknya, yang bikin ngelus dada.

" Jomblo tong mi, tena tong mi doe. Tena kabajikang."

(Udah jomblo, gak punya duit juga. Apes bener.)

4. "Bertel"

Pexels/mentatdgt

Bertel adalah singkatan dari (maaf) "berak (di) telinga." Ini adalah istilah untuk orang yang gemar membual tentang sesuatu. Entah tentang pencapaian, karier atau harta kekayaannya. Pokoknya yang bikin jidat mengerut, deh. Bisa juga sebagai gelar untuk pembohongm

"Jangan mi ko percaya itu perkataannya, nah. Pabertel itu orang."

(Jangan percaya kata-katanya, deh. Dia itu pembual/pembohong.)

5. "Rapa-rapa lingu"

pexels.com/Moose Photos

Nah, ini biasanya jadi gelar untuk dua jenis anak tongkrongan. Pertama, yang hiperaktif gak peduli situasi sekitar. Kedua, yang sering banget gegabah atau ceroboh dalam ngerjain sesuatu. "Rapa-rapa lingu" artinya "tergesa-gesa sekaligus bingung."

"Liat ko itu sana. Nda ada beres kerjanya gara-gara nonton sinetron. Rapa-rapa lingu mentong."

(Coba deh lihat orang itu. Pekerjaannya gak ada yang selesai karena sibuk nonton sinetron. Ceroboh bener.)

6. "Panra' lalang"

unsplash.com/Trym Nilsen

"Panra' lalang" memang berarti "rusak di dalam." Biasa dipakai sebagai istilah untuk orang yang masuk dalam lingkaran pergaulan buruk. Tapi sering juga sebagai sebutan untuk perasaan galau atau gundah gulana gak terhingga.

"Na bahas seng lagi mantanna? Panra' lalang mi sede."

(Dia bahas mantannya lagi? Lagi-lagi (topik) galau.)

7. "Kunci-kunci dunia"

unsplash.com/Samantha Lam

Untuk masalah harta, ada sebutan "kunci-kunci dunia" yang bermakna "kekayaan yang tiada duanya." Sebenarnya, gak jelas sih kenapa harus memadukan kata "kunci" dan "dunia."

Oh iya, harta dalam istilah ini gak melulu dalam konteks material seperti barang dan uang. Bisa juga mengacu pada pasangan dan orang yang dicintai. Pokoknya gak ternilai, deh.

"Biar ko dapat pawang yang jago kunci-kunci dunia, pasti tetap kayak begitu ji kelakuanna itu orang."

(Meski kamu bisa ketemu pawang yang hebat banget, kelakuan orang itu pasti tetap gak berubah.)

8. "Pa'bambangang"

Pexels.com/Andrea Piacquadio

Kata "pa'bambangan" berasal dari "bambang", sebutan bahasa Makassar untuk cuaca panas terik. Nah, ini sejalan dengan makna istilah tersebut, yakni orang yang mudah emosian, meledak-ledak atau temperamental.

"Pa'bambangan ngaseng ananaka. Padahal bisa ji selesai itu nah sambil ngopi, cikali."

(Semuanya rada emosian, sih. Padahal kan masalahnya bisa selesai sambil ngopi, kawan.)

9. "Upa'nu"

pexels.com/gustavo-fring

"Upa'nu" berasal dari kata dasar "upa'" yang berarti nasib baik, mujur atau beruntung. Biasa dikatakan sebagai respons positif sekaligus pengakuan atas garisan nasib seseorang yang beruntung. Dari yang habis menang undian atau nemu duit di pinggir jalan.

"Weh serius habis ko menang itu lomba, iyyo? Tawwa upa'nu."

(Seriusan kamu menang lomba itu? Wah, kamu beruntung banget!)

Baca Juga: Ini 10 Nama Buah dalam Bahasa Makassar, Pisang dan Pepaya Unik, lho!

Berita Terkini Lainnya