TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kenapa Angkot Makassar Disebut Sebagai Pete-pete?

Mana yang menurutmu paling masuk akal?

Sumber Gambar: tsatic.net

Makassar, IDN Times - Bagi wisatawan yang baru menginjakkan kaki di Makassar, pasti bakal berpapasan dengan banyak hal baru. Mulai dari dialek bahasa yang unik, kebiasaan penduduk, tradisi sarat nilai kehidupan, bangunan bersejarah hingga tentu saja kuliner sebagai andalan.

Dari semua itu, ada hal yang paling membingungkan, tapi luput dari amatan. Saat daerah lain menyebut mobil angkutan umum sebagai "angkot,"seantero Kota Daeng malah memanggilnya sebagai "pete-pete". Tak hanya di Makassar, hal tersebut rupanya berlaku di seluruh Pulau Sulawesi.

Bagi beberapa orang, ini tentu mengundang rasa penasaran. Bahkan sebagian besar penduduk Makassar tak tahu-menahu mengenai asal-usul penamaan angkot itu. Namun setelah membaca berbagai macam tulisan, IDN Times menyajikan beberapa "teori"  kemunculan nama "pete-pete" ini untuk kamu yang juga penasaran. 

Baca Juga: Kemenhub Tetapkan Tarif Ojek Online. Di Sulawesi Jadi Berapa Ya?

1. Berasal dari istilah untuk uang receh

pexels/rawpixel.com

Salah satu yang paling sering menjadi rujukan. Nama "pete-pete" berasal dari istilah lokal Makassar saat merujuk uang receh pecahan lima rupiah atau sepuluh rupiah. Nominal tersebut acapkali digunakan para penumpang moda transportasi saat membayar jasa supir, utamanya pada dekade 1960-an.

Nah lama-kelamaan, istilah "pete-pete" ternyata tidak lagi merujuk pada sebutan untuk uang logam. Masyarakat menyematkan sebutan tersebut pada kendaraan roda empat yang berlalu-lalang mengantar penumpang di seluruh penjuru kota Makassar.

Baca Juga: Sulawesi Selatan, Pintu Gerbang Kawasan Indonesia Timur

2. Singkatan, kemudian nama umum

Change.org

"Teori" lain juga mengemuka. Sebagian orang percaya jika "pete-pete" berasal dari frase bahasa Inggris, yakni Public Transportation (kendaraan umum), disingkat jadi PT.

Seiring menjamurnya mobil angkutan umum, PT pun disebut secara berulang. Lidah masyarakat Bugis-Makassar kemudian mulai menyesuaikan PT alias angkot di percakapan sehari-hari.

Dan lahirlah istilah seperti yang dikenal sekarang. Cara penyebutan yang benar ialah "pete-pete'"dengan penekanan di bagian belakang.

Berita Terkini Lainnya