TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Film tentang Nihilisme, Dunia sebagai Sebuah Kekosongan

Bagaimana cara kamu memandang dunia?

rekomendasi film bertema nihilisme (dok. Netflix/Everything Everywhere All at Once)

Pernahkah kamu berpikir bahwa dunia tidak ada artinya? Atau kehidupan yang selama ini kamu jalani sebetulnya hanyalah kekosongan belaka?

Bila ditinjau dengan ilmu filsafat, pemikiran seperti itu merupakan salah satu contoh kecil paham nihilisme. Pemikiran seperti itu tentu dapat membuat seseorang merasa lega dan bebas dari konsekuensi. Namun, pemikiran semacam itu juga dapat menghilangkan standar moral, ambisi, dan tujuan seseorang.

Nihilisme memiliki akar kata nihil yang berarti 'tidak ada'. Salah satu filsuf yang mempopulerkan nihilisme adalah Friedrich Nietzsche yang hidup pada abad ke-19. Dia berargumen bahwa dunia nyata itu tidak ada dan menolak pentingnya makna eksistensi manusia.

Filsafat nihilisme juga turut mempengaruhi industri film. Banyak sutradara tertentu, baik sengaja maupun tidak sengaja, membuat film yang mengandung tema nihilisme. Bahkan banyak dari film-film nihilistik ini yang kemudian menerima begitu banyak pujian dan penghargaan.

Berikut ini adalah beberapa film dengan tema nihilistik yang bisa kamu coba.

Baca Juga: 5 Fakta Film Life is Beautiful, Film Musikal dengan Cerita Menyentuh

1. Everything Everywhere All at Once (2022)

cuplikan film Everything Everywhere All at Once (dok. A24/Everything Everywhere All at Once)

Everything Everywhere All at Once merupakan contoh pertama dari banyak film yang membawakan tema nihilisme. Lebih tepatnya, film ini mempertentangkan antara paham eksistensialisme dengan paham nihilisme dengan kemasan film kelurga dibalut unsur multiverse.

Menurut sutradaranya sendiri, Daniel Kwan, konsep bagel yang dipakai di film ini merupakan simbolis dari ketiadaan. Di paruh pertama film, orang akan berpikir bahwa bagel tersebut ada hanya untuk menghancurkan dunia. Namun di babak kedua, kita bisa memandang itu sebagai gambaran dari orang depresi yang mencoba menghancurkan diri mereka sendiri.

2. No Country for Old Man (2007)

cuplikan film No Country for Old Man (dok. Fandango/No Country for Old Man)

No Country For Old Man merupakan film bertema western buatan Coen bersaudara, Joel Coen dan Ethan Coen. Film ini dibintangi oleh Josh Brolin sebagai Llewelyn Moss dan Javier Bardem sebagai Anton Chigurh. Film ini diganjar banyak penghargaan, di antaranya Academy Award untuk kategori Film Terbaik, Aktor Pendukung Pria Terbaik, Sutradara Terbaik, dan masih banyak lagi.

Coen bersaudara menanamkan paham nihilisme ke dalam hampir setiap aspek film ini. Penggunaan latar yang gersang dan tampak hampa merupakan representasi visual dari nihilisme. Begitupun dengan tokoh antagonis Anton Chigurh yang membunuh tanpa penyesalan.

3. Dogville (2003)

cuplikan film Dogville (dok. MUBI/Dogville)

Dogville merupakan film garapan sutradara asal Denmark, Lars Von Trier. Film bergenre crime-thriller ini menunjukkan kepada kita tentang apa yang terjadi apabila seluruh komunitas kehilangan pemahamannya tentang prinsip-prinsip mereka dan mulai mengabaikan kompas moral yang berlaku secara umum.

Bermula ketika seorang wanita misterius bernama Grace bersembunyi di satu kota guna melarikan diri dari mafia. Awalnya, penduduk kota tersebut bersikap baik dan melindungi Grcae. Namun semuanya berubah ketika penduduk kota secara bertahap mulai menyiksa Grace sebagai bentuk kompensasi atas keselamatannya. Film kemudian mengarah pada nihilisme kolektif yang begitu luar biasa sehingga Grace yang tertindas percaya tertangkap oleh mafia adalah nasib yang lebih baik daripada berada di bawah kendali kota ini.

4. Requiem for a Dream (2000)

cuplikan film Requiem for a Dream (dok. Lionsgate/Requiem for a Dream)

Disutradarai oleh Darren Aronofsky, film ini bercerita tentang seseorang yang kecanduan narkotika dan obat-obatan berbahaya. Namun apabila ditilik lebih dalam, maka kita bisa melihat bahwa film ini menggambarkan bagaimana manusia yang sendirian tanpa adanya panduan untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah.

Tokoh-tokohnya disebut ingin memiliki hidup yang lebih baik, tetapi rasa ketidakmampuan akibat kecanduan menghalangi mereka untuk mencapai tujuan tersebut. Requiem For a Dream menunjukkan betapa mudahnya seorang manusia untuk akhirnya menjalani kehidupan yang mati rasa serta kehilangan pegangan pada keyakinan dan tujuan awal mereka.

5. American Psycho (2000)

cuplikan film American Psycho (dok. Netflix/American Psycho)

American Psycho menceritakan seorang psikopat narsis tanpa punya kewajiban moral. Tersebut seorang Patrick Bateman yang menjalani kehidupan ganda.

Normalnya dia adalah seorang pengusaha, namun di balik itu dia adalah seorang psikopat haus darah yang siap menghabisi nyawa seseorang hanya untuk kesenangan.

6. Salo, or the 120 Days of Sodom (1975)

cuplikan film Salo, or the 120 Days of Sodom (dok. Centurion/Salo, or the 120 Days of Sodom)

Film karya Pier Paolo Pasolini ini cukup kontroversial karena banyak menunjukkan adegan seks, pemerkosaan, dan penyiksaan. Namun semua adegan-adegan tersebut merupakan metafora politik dan filosofis nihilisme dibalut sadisme ala novelis Marquis de Sade. Film ini mengeksplorasi ide nihilisme dengan menggambarkan kurangnya moral dan keyakinan dari para karakter penindas.

Para jenderal, politisi, dan elit Italia dalam film ini, ketika menghadapi kekalahan perang, memutuskan bahwa tidak ada yang benar-benar penting dan mulai memanjakan diri mereka sendiri dalam kekejaman yang menjijikkan terhadap tahanan mereka. Salò cukup brutal dalam mengilustrasikan ekstremitas nihilisme serta bahayanya bagi pola pikir.

Baca Juga: 9 Film Peraih Nominasi Terbanyak di Oscar 2023, Ada Black Panther!

Writer

Nanang Miartono

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya