TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Suka Musik Folk? 4 Band Makassar Ini Layak Masuk di Daftar Dengarmu

Band inimusik folk yang sarat dengan irama etnik khas Sulsel

IDN Times/Achmad Hidayat Alsair

Makassar, IDN Times - Belakangan, selera musik Indonesia memang berganti. Band-band yang selama ini digolongkan indie alias bergerak jauh dari sorotan media mulai mendapat tempat di panggung nasional. Alhasil beragam genre musik yang dulu mungkin dirasa asing malah menjadi kegemaran baru, terutama di kalangan anak muda.

Salah satu diantaranya adalah folk, musik minimalis yang banyak mengandalkan petikan gitar ini mulai naik daun. Sebutlah Payung Teduh, Dialog Dini Hari, Nostress, Banda Neira, Fourtwnty dan masih banyak lagi. Wabah tersebut turut merambah Makassar. Sejumlah band folk lahir di Kota Daeng beberapa tahun terakhir.

Nah, berikut ini IDN Times menyajikan profil pendek empat diantaranya, yang lagu-lagunya layak masuk dalam daftar putar entah di gawaimu.

Baca Juga: Merasakan Tenang dan Gemuruh Melaut di Dalam Album EP Debut Loka'

1. Theory of Discoustic

Instagram.com/theoryofdiscoustic
https://www.youtube.com/embed/WycPN4zOtxs

Theory of Discoustic kerap disebut unik. Band yang sudah aktif sejak tahun 2010 ini memilih musik folk yang sarat dengan irama etnik khas Sulawesi Selatan. Pemilihan corak nan berani berujung pada puja-puji pengamat, salah satunya datang dari mendiang Denny Sakrie.

ToD beranggotakan enam orang, yakni Dian Megawati (vokal/harmonika), duet gitaris Reza Enem dan Nugraha Pramayudi, Fadly FM (bass), Hamzarullah (drum/perkusi), Adriady Setia Darma (keyboard/perkusi).

Grup yang merilis album penuh pertamanya dengan tajuk La Marupe pada awal 2018 ini punya tiga kekuatan utama: pemilihan lirik nan puitis yang banyak berkutat pada kebudayaan Bugis-Makassar, perpaduan magis musik plus bunyi-bunyian presisi serta warna vokal Mega yang sanggup melajahi nada-nada tinggi. Tak salah jika mereka didaulat sebagai penutup Makassar International Writers Festival edisi 2016.

2. Kapal Udara

KapalUdara.com/Dede Rahmady
https://www.youtube.com/embed/-Iz9YrNJrQ0

Nah, band ini sedang rajin-rajinnya hilir mudik mengisi sejumlah acara baik di Makassar maupun luar kota. Mereka tengah menggenggam momentum terlebih sejak album EP debut mereka, Seru Dari Hulu, rilis pada 2017. Kuartet ini terdiri atas Muhammad Ayat (Vokalis/Gitar), Saleh Hariwibowo (Gitar), Mardhan Maing (bass) dan Bobby Pramusdi (drum/cajon).

Resmi terbentuk pada awal 2015 silam, Kapal Udara memilih musik yang kental dengan nuansa akustik rupanya diambil sebagai "jalan tengah". Keempat penggawanya ternyata punya referensi genre berbeda, mulai dari reggae hingga psychedelic rock.

Mengambil inspirasi seputar kehidupan sekitar, judul lagunya pun kental dengan hal-hal yang melekat dalam diri masyarakat kota Makassar seperti "Melaut", "Merantau" atau "Menanam". Kapal Udara pun dikenal lantaran energi yang melimpah ruah dalam setiap konser mereka, membuat para penonton tak sungkan ikut berjingkrak mengikuti nada-nada atau sekadar bernyanyi bersama.

3. Ruangbaca

Instagram.com/ruangbaca_
https://www.youtube.com/embed/D4vSXLto9Sg

Nah, pertanyaan orang-orang perihal kapan Ruangbaca merilis album akhirnya terjawab pada Februari kemarin. Album debut mereka diberi judul Di Belantara Kata, album yang terdiri dari 10 lagu ini terdiri atas sejumlah materi baru dan beberapa lagi yang pernah dilepas dalam format single

Riang, kata tersebut sudah cukup menggambarkan musik mereka. Duet Viny Mamonto (Vokal/Pianika/Perkusi) dan Saleh Hariwibowo (gitaris) membawa suasana tersebut ke kuping pendengar lewat arasemen musik renyah namun dengan lirik puitis yang mengandung berlapis-lapis rima.

Satu hal yang mencolok, terselip beberapa referensi bacaan populer dalam beberapa lagu. Tak heran, mengingat Viny maupun Ale--sekadar info, mereka adalah pasangan suami-istri--aktif sebagai pustakawan di rumah baca Kata Kerja.

Baca Juga: [LINIMASA] Data dan Fakta Arus Mudik Lebaran 2019

Berita Terkini Lainnya