TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Riwayat Tragis Latto-Latto, Mainan Lawas dari Era 1970-an

Terlarang di Amerika Serikat, dianggap ofensif di Mesir

Mainan latto-latto atau katto-katto. (Dok. Istimewa)

Makassar, IDN Times - Anak-anak di Sulawesi Selatan sedang menggandrungi satu mainan. Namanya adalah katto'-katto' untuk lidah Makassar, atau latto'-latto' jika disebut oleh orang Bugis. Publik Jawa sendiri menyebutnya etek-etek.

Bentuk mainannya sendiri amat sederhana, mengingatkan pada bandul. Hanya dua bola plastik yang diikat dengan tali, lalu harus diayun secara cepat dari atas ke bawah agar dua bola tersebut saling beradu. Suara bising yang terdengar ketika dua bola saling beradu kemudian menjadi nama dari mainan tersebut.

Baca Juga: Sejarah Coto Makassar, dari Dapur Istana ke Warung Tepi Jalan

1. Teknik memainkan latto'-latto' terbilang sulit, terutama di percobaan pertama

Mainan latto-latto atau katto-katto. (Dok. Istimewa)

Memang terdengar gampang, tapi bermain katto'-katto' terasa sangat sulit bagi yang baru memainkannya. Beberapa figur bahkan langsung gagal di percobaan pertama. Sebut saja Wali Kota Makassar Ramdhan "Danny" Pomanto, Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan hingga penyanyi solo Ardhito Pramono.

Namun, dari banyak video di media sosial yang beredar, banyak orang tua yang mahir memainkannya. Bahkan lengkap dengan variasi gerakan serta bunyi. Mainan ini sendiri memang sempat tenar di Makassar pada dekade 1980-an dan awal 2000-an.

2. Clackers sudah lebih dulu terkenal di AS dan Eropa pada 1970-an

Seorang remaja memainkan clackers di Amsterdam, Belanda, pada tahun 1971. (Wikimedia Commons/Nationaal Archief)

Katto'-katto' sendiri bisa disebut sebagai mainan impor yang masuk ke Indonesia. Publik Amerika Serikat, Kanada dan Eropa sudah lebih dulu mengenalnya sejak era 1970-an. Namanya sendiri adalah clackers, clankers atau ker-bangers.

Sama seperti yang terjadi di Sulsel sekarang, mainan ini amat digandrungi bocah-bocah Amerika dulu. Tapi, publik terhenyak saat tahu bahwa ada lebih dari 6.800 kasus cedera akibat benturan salah satu anggota tubuh dengan bola clackers. Alhasil, mainan tersebut  dilabeli "berbahaya" oleh pemerintah AS.

Baca Juga: Menengok 8 Potret Arsitektur Makassar di Era Belanda

Berita Terkini Lainnya