Campur Aduk Segala Uneg-Uneg di Album Perdana Resign Leader
"Sniffing Tears for the Other Bills" digarap selama 8 bulan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Unit punk rock asal Makassar, Resign Leader, baru saja merilis album Sniffing Tears for the Other Bills pada 29 Desember 2022 lalu melalui label Lucky Bastards Records. Berdurasi nyaris 26 menit dengan total 12 lagu, mereka membangun suasana album ini dengan apik.
Trio Fadli (vokal-bass), Bachrul (bass-vokal) dan Dzul (drum) tersebut berbicara banyak hal dalam album tersebut. Mulai dari isu sosial di lagu Punch From the Kids yang jadi pembuka, kritik politis (We Had Enough), kehidupan asmara (More Sucks Than I Think), skateboard (All of This Game) hingga sedikit religiusitas (Menyatakan Pernyataan).
Sniffing Tears for the Other Bills bukan album yang bertele-tele tapi tetap terasa padat. Bahkan mereka memberi waktu kuping pendengarnya "beristirahat" dari gempuran punk rock di lagu Threatened, yang justru terasa sangat psikadelik ala 1970-an.
1. Jadi rilisan pertama sejak single Live in Reality yang rilis pada 2021
Fadli sang vokalis menyebut memang album ini jadi tempat mereka menumpahkan segala uneg-uneg sejak sepakat membentuk grup musik satu dekade lalu. Mulai dari senang sampai marah. Singkatnya, 12 lagu di album tersebut adalah ringkasan perjalanan ketiganya.
"Kalau tema khusus nda ada ji. Ini cerita tentang Resign Leader beberapa tahun ke belakang," ceritanya kepada IDN Times, Minggu (22/1/2023).
"Kalau soal lagunya, terutama lirik, juga menceritakan apa yang terjadi pada Resign Leader beberapa tahun ke belakang. Band yang antara ada dan tiada, renggang tapi terlanjur nyaman," candanya.
Punch From the Kids diambil dari judul EP pertama yang dirilis dalam format kaset pada 2014. Lalu All of This Game jadi ajang "curhat" bassis Bachrul yang sudah jarang bermain skateboard.
"Lagu ketiga Live in Reality soal marah-marah soal satelit. Lagu kedelapan Menyatakan Pernyataan itu tentang notifikasi (di ponsel). Terus keenam More Sad Than I Think itu sad song, terus lagu kesebelas We Had Enough itu protes, tapi tipis ji protesnya," terang Fadli sambil berseloroh.
Baca Juga: Melepas Masalah Bersama Salvation di Single Debut "Menuju Bebas"
Baca Juga: Mendengarkan Angkara Murka Samum di Lagu Anyar "Justice"