TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Makanan yang Aman Dikonsumsi oleh Pasien Celiac!

Bebas gluten!

Ilustrasi daging ayam (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

Penyakit celiac adalah penyakit radang usus kronis yang ditentukan secara genetik dan disebabkan oleh terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung gluten seperti gandum, barley, dan gandum hitam.

Hingga saat ini, satu-satunya pengobatan bagi orang yang menderita penyakit celiac adalah dengan mengikuti diet bebas gluten. Diet ketat bebas gluten (GFD) seumur hidup adalah satu-satunya pengobatan yang tersedia.

Menghindari gluten sepenuhnya memungkinkan usus pulih, dan mengatasi kekurangan nutrisi serta gejala lainnya. Kepatuhan yang ketat terhadap diet bebas gluten juga mengurangi risiko berkembangnya banyak komplikasi jangka panjang yang serius terkait penyakit celiac yang tidak diobati.

Mengikuti diet bebas gluten terdengar sederhana, namun ini tidak mudah. Karena, tidak hanya melibatkan menghilangkan biji -bijian yang mengandung gluten dan semua produk yang mengandungnya, memerlukan kewaspadaan terus-menerus, namun ada juga rasa isolasi sosial dan tekanan yang menyertai proses tersebut.

Karena sebagian besar roti, biskuit, pasta, kue kering, sereal, bagel, sup terbuat dari gandum, menghindari semua ini menunjukkan perubahan total dalam gaya hidup yang mungkin tidak dapat dilakukan semua orang.

Tetapi tidak perlu khawatir, menurut laporan dalam Journal Food Science and Human Wellness tahun 2016, masih banyak makanan yang aman dikonsumsi oleh pasien celiac.

Pasien dengan penyakit celiac bebas mengonsumsi kelima makanan berikut ini sebanyak yang mereka mau, karena tidak mengandung gluten. Tetapi, harus tetap sesuai dengan gizi yang seimbang!

1. Daging ayam

ilustrasi daging ayam (pixabay.com/Wow_Pho)

Melansir Beyond Celiac, potongan daging polos dan segar seperti unggas (ayam, kalkun), kelinci, domba, dan daging sapi semuanya bebas kandungan gluten.

Namun, berhati-hatilah dengan daging yang dilapisi tepung roti atau diberi tepung, yang biasanya mengandung gandum dan juga gluten. Hati-hati dengan daging yang direndam atau dilumuri saus dan kaldu, dan pastikan untuk membaca label dan memeriksa bahan tambahan apa pun. 

Saus kedelai dan teriyaki biasanya mengandung gluten, jadi daging yang direndam dalam saus ini biasanya tidak aman bagi penderita penyakit celiac atau sensitivitas gluten non-celiac.

Ayam merupakan sumber protein dan nutrisi kalium, natrium, zat besi, vitamin C, kalsium, vitamin D, vitamin B6, vitamin B13, dan magnesium yang baik.

Perbedaan nutrisi penting dihasilkan dari persiapan. Cara memasak ayam yang paling sehat adalah dengan memanggangnya di oven, agar lebih sehat lagi mengonsumsinya bisa dengan sayuran, semua jenis sayuran itu tidak mengandung gluten.

Oleskan daging ayam potong yang sudah dimasukkan ke dalam oven dengan sedikit minyak zaitun dan taburi banyak bawang putih, lemon, wortel, atau apa pun yang disuka tentunya tidak mengandung gluten. Panggang dengan suhu 350 derajat hingga berwarna cokelat.

2. Hummus

ilustrasi hummus (pixabay.com/mirsa)

Dikutip dari Food is Good, hummus bebas gluten. Hummus aman untuk pasien celiac dan gangguan terkait gluten lainnya. Hummus menyediakan nutrisi penting, termasuk protein, vitamin C, vitamin B6, vitamin D, vitamin B12, zat besi, kalsium, magnesium, kalium, natrium dan serat pangan.

Bahan-bahan dalam hummus bermanfaat bagi kesehatan secara keseluruhan dan mengurangi risiko kondisi kesehatan tertentu.

Hummus adalah saus dan olesan yang sangat populer, biasanya dibuat dengan mencampurkan kacang garbanzo, tahini (biji wijen), minyak zaitun, jus lemon, dan bawang putih dalam food processor.

Hummus tidak hanya lezat, tetapi juga serbaguna, kaya nutrisi, dan dikaitkan dengan banyak manfaat kesehatan serta nutrisi yang mengesankan.

Kita semua memiliki kebiasaan makan yang berbeda-beda, beberapa cara yang bagus untuk menyajikan dan mengonsumsi hummus yaitu hummus bisa dipadukan dengan herba atau rasa lain yang lebih kuat. Hummus juga terkadang dibuat menjadi makanan penutup manis dengan cokelat juga.

Mengonsumsinya hummus bisa dengan sayuran atau buah favorit pilihan masing untuk dicelupkan ke dalam hummus, seperti wortel, seledri irisan tipis, irisan paprika (paprika merah tetapi paprika kuning atau oranye juga bagus karna ini lebih manis daripada paprika hijau atau ungu), tomat ceri, anggur, mentimun, brokoli, dan lobak.

3. Ubi jalar

ilustrasi ubi jalar (pixabay.com/chefkeem)

Dilansir Celiac, ubi jalar bebas kandungan gluten dan cocok untuk pasien celiac. Hanya saja, jangan memasaknya dengan tambahan gluten dan menambahkan bahan-bahan lainnya. Cukup dengan dikukus saja bisa langsung dinikmati dan langsung mendapatkan semua nutrisinya dengan utuh tanpa terbuang sedikit pun.

Mendiagnosis penyakit celiac bisa jadi sulit karena beberapa gejalanya mirip dengan penyakit sindrom iritasi usus besar, penyakit Crohn, kolitis ulserativa, divertikulosis, infeksi usus, sindrom kelelahan kronis, dan depresi.

Baru-baru ini, para peneliti menemukan bahwa orang dengan penyakit celiac memiliki tingkat antibodi tertentu yang lebih tinggi dari normal dalam darahnya. Antibodi diproduksi oleh sistem kekebalan sebagai respon terhadap zat yang dianggap mengancam oleh tubuh.

Untuk mendiagnosis penyakit celiac, dokter menguji darah untuk mengukur kadar antibodi terhadap endomisium dan transglutaminase jaringan. Jika tes dan gejala menunjukkan penyakit celiac, dokter mungkin akan mengambil sepotong kecil jaringan dari usus kecil untuk memeriksa kerusakan pada vili.

Hal ini dilakukan dalam prosedur yang disebut biopsi, dokter memasukkan tabung panjang dan tipis yang disebut endoskopi melalui mulut dan lambung ke dalam usus kecil, dan kemudian mengambil sampel jaringan menggunakan instrumen yang dimasukkan melalui endoskopi. Biopsi usus kecil adalah cara terbaik untuk mendiagnosis penyakit celiac.

Penyakit celiac juga bersifat turun-temurun, anggota keluarga terutama kerabat tingkat pertama dari orang yang telah didiagnosis mungkin perlu menjalani tes penyakit tersebut.

Sekitar 10 persen dari kerabat tingkat pertama orang yang terkena dampak (orang tua, saudara kandung, atau anak-anak) juga akan menderita penyakit ini. Semakin lama seseorang tidak terdiagnosis dan diobati, semakin besar kemungkinan terkena malnutrisi dan komplikasi lainnya.

Baca Juga: 7 Mitos tentang Kanker yang Banyak Dipercaya, Cek Dulu Faktanya!

4. Greek yoghurt

ilustrasi greek yoghurt (pixabay.com/TerriC)

Untungnya, hampir semua produk susu alami bebas gluten. Melansir American Dairy Association, itu termasuk greek yoghurt. Semakin banyak variasi greek yoghurt yang beredar di pasaran saat ini, seperti greek yoghurt penuh lemak, rendah lemak, dan greek yoghurt rasa, yang semuanya diproduksi dengan cara yang berbeda.

Yang harus dilakukan yaitu memperhatikan bahan-bahan seperti gelatin, pektin, pati jagung, konsentrat protein whey, konsentrat protein susu, bahan pengental, bahan tambahan seperti kacang, pewarna buatan, cokelat, tepung makanan termodifikasi dan permen. Semua hal di atas bisa menjadi tanda bahwa merek tersebut tidak bebas gluten.

Greek yoghurt bisa dikonsumsi secara langsung atau dikonsumsi bersama dengan buah. Tidak ada larangan tertentu untuk buah tertentu yang hanya bisa dikonsumsi bersama yoghurt. Semua jenis buah-buahan tidak mengandung gluten.

Gejala penyakit celiac mungkin mencakup satu atau lebih seperti perut kembung, nyeri berulang, diare kronis, penurunan berat badan, tinja pucat berbau busuk, anemia, sakit tulang, perubahan perilaku, kram otot, kelelahan, pertumbuhan tertunda, kegagalan tumbuh kembang pada bayi, nyeri pada persendian.

Kejang, kesemutan, mati rasa di kaki (akibat kerusakan saraf), luka pucat di dalam mulut disebut bisul aphthous, ruam kulit yang menyakitkan disebut dermatitis herpetiformis, perubahan warna gigi atau hilangnya enamel, periode menstruasi yang terlewat (sering kali karena penurunan berat badan yang berlebihan)

Beberapa orang dengan penyakit celiac mungkin tidak menunjukkan gejala. Bagian usus kecil mereka yang tidak rusak mampu menyerap nutrisi yang cukup untuk mencegah gejala. Namun, orang tanpa gejala tetap berisiko terkena komplikasi penyakit celiac.

Baca Juga: 5 Tips Menjaga Kesehatan Mata di Era Digital, Mudah Diterapkan!  

Verified Writer

Tiya Ananta

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya