TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Stres karena COVID-19? Yuk, Cobain Telekonseling Gratis Ini

Memulihkan dampak psikologis akibat pandemik COVID-19

(Ilustrasi) Pexels.com/Brucemars

Makassar, IDN Times - Jumlah kasus positif COVID-19 yang terus bertambah perlahan telah membuat masyarakat jadi merasakan stres dan kecemasan berlebihan. Masyarakat menjadi terlalu takut dengan kondisi kesehatannya bahkan ada yang mengaitkan setiap kondisi kesehatannya dengan gejala COVID-19.

Berkaca dari hal ini, Ikatan Psikolog Klinis Sulawesi Selatan (IPK Sulsel) berinsiatif memberikan konseling online secara gratis untuk seluruh masyarakat di Sulsel. Program itu bernama telekonseling.

Ketua Ikatan Psikolog Klinis Sulsel Rahmat Permadi mengatakan bahwa pada tanggal 27 Maret lalu, IPK pusat menginstruksikan tiap wilayah untuk membentuk tim satgas IPK wilayah untuk menanggapi dampak psikologis pada masyarakat yang memang sudah banyak sekali. 

"Jadinya kami membuat beberapa program, salah satu program yaitu  telekonseling yang menyasar semua masyarakat Sulsel. Namun layanan ini hanya diperuntukkan bagi mereka yang memiliki permasalahan psikologis yang masih berkaitan dengan pandemik COVID-19 ini," kata Rahmat kepada IDN Times via WhatsApp, Selasa (5/5).

1. Telekonseling dilakukan melalui aplikasi Zoom

Alur layanan telekonseling oleh IPK Sulsel. Dok IPK Sulsel

Rahmat menjelaskan, telekonseling ini merupakan metode konseling atau intervensi psikologis yang menggunakan sarana daring atau online platform. Mekanismenya menggunakan aplikasi Zoom dengan menambahkan prosedur sendiri. 

Konsep daring dipilih untuk mengganti pertemuan tatap muka yang konvensional, sekaligus dalam rangka mengikuti instruksi PSBB dari negara sebagai respons terhadap pandemik COVID-19. 

"Ini adalah platform baru yang kita kembangkan untuk tetap membuka akses layanan intervensi psikologis, mengingat kebutuhan layanan psikologis tetap besar, bahkan semakin besar di bawah pandemi ini," kata dia.

Untuk mengakses layanan ini, bisa melalui kontak yang tersedia. Selanjutnya, mengisi kuesioner kondisi psikis COVID-19. Setelah itu, mengisi lembar persetujuan dan identitas. Pilih hari dan jam untuk konsultasi, lalu menginstal aplikasi Zoom. Setelah itu, Anda akan dihubungi menggunakan aplikasi Zoom IPK Indonesia Wilayah Sulsel. Durasi penanganannya berkisar selama 40 menit.

Baca Juga: 5 Pola Perubahan Konsumen Selama COVID-19, Seperti Apa Ya?

2. Bekerja sama dengan Gugus Tugas COVID-19 provinsi

Alur penanganan psikologis di kegiatan Rekreasi Duta COVID-19. Dok IPK Sulsel

Selain untuk masyarakat umum yang merasakan dampak psikologis dari pandemik COVID-19, layanan telekonseling ini juga menyasar para peserta karantina yang terpusat untuk suspek seperti orang tanpa gejala (OTG), orang dalam pemantauan (ODP), dan pasien dalam pengawasan (PDP).

Maka dari itu, program ini juga dilirik oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sulsel untuk membantu memulihkan dampak psikologis masyarakat yang tengah menjalani karantina di hotel melalui program Rekreasi Duta COVID-19.

"Beberapa minggu setelah tim satgas IPK dibentuk, ada permintaan kerja sama dari Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Provinsi Sulsel yang meminta kami untuk turut menangani kondisi psikologis peserta karantina agar kondisi mereka bisa di-maintain dengan baik," kata Rahmat lagi.

Alur penanganan psikologis di kegiatan Rekreasi Duta COVID-19 yaitu pendamping memberikan kuesioner kepada peserta. Selanjutnya, petugas akan memeriksa hasil kuesioner. Setelah itu, akan diberikan informasi peserta yang akan diberikan telekonseling kepada pendamping dan penanggung jawab intervensi.

Kemudian, pendamping menanyakan kesediaan peserta untuk diberikan telekonseling. Selanjutnya, pendamping menghubungkan peserta dengan penanggung jawab intervensi. Lalu peserta diberikan telekonseling oleh relawan psikolog klinis. Setelah itu, pendamping melakukan observasi kepada peserta untuk melihat perubahan perilaku.

3. Peserta konseling mengaku merasa lebih baik

Dokumen Pribadi

Rahmat menjelaskan, tujuan utama dari program ini menyasar ke ranah kesehatan, khususnya kesehatan mental. Makanya, masyarakat yang mengikuti layanan telekonseling ini, kata dia, akan mendapatkan sejumlah manfaat untuk meningkatkan kesehatan mental meskipun berada di situasi pandemik COVID-19.

"Jadi dengan layanan ini, yang didapatkan oleh masyarakat adalah peningkatan taraf kesehatan mental mereka, baik itu melalui konsultasi, psikoterapi, maupun psikoedukasi. Semuanya menyasar kepada kesehatan psikis masyarakat agar mereka mampu cope (menghadapi) pandemi ini secara adaptif, tetap menjaga kesehatan mental selama menghadapi perubahan gaya hidup, baik itu akibat ancaman wabah maupun akibat PSBB," jelasnya.

Menurut Rahmat, tanggapan yang diterima dari orang-orang yang telah menjalani sesi telekonseling dengan psikolog yaitu mereka bisa lebih tenang dan lebih mampu dalam mengontrol kecemasannya. 

"Tentunya itu juga didukung dan dipengaruhi oleh kemauan besar mereka untuk mengakses layanan ini dan kemauan besar mereka untuk mningkatkan atau menjaga kesehatan mental mereka," lanjutnya.

Baca Juga: Efek COVID-19, HIMPSI Gorontalo Buka Konsultasi Psikologi Online

Stop Stop Ser
Berita Terkini Lainnya