TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Empty Nest Syndrome: Mimpi Buruk Orang Tua Ditinggal Anak Merantau 

Apa saja yang bisa dilakukan orang tua saat mengalaminya? 

ilustrasi Empty Nest Syndrome (pexels.com/@shvets-production)

Orang tua yang ditinggalkan oleh anaknya untuk merantau rentan mengalami gejala satu ini. Empty Nest Syndrome adalah keadaan emosi dan mental yang dialami oleh orang tua saat anak-anak mereka mendapatkan kebebasan untuk meninggalkan rumah, biasanya untuk belajar atau bekerja di perantauan. 

Emosi ini akan lebih terasa ketika musim liburan, di mana beberapa orang tua teringat momen bersama anak-anak mereka. Perayaan hari besar keagamaan seperti Natal, Ramadan, dan Idul Fitri akan menjadi waktu yang berat bagi orang tua dengan gejala Empty Nest.

Kenali lebih jauh mengenai sindrom ini dan apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak buruknya. Berikut ini penjelasannya dikutip dari laman verywell family. Keep scrolling!

Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Kesepian biar Gak Melulu Sendiri

Apa tanda-tanda Empty Nest Syndrome?

ilustrasi Empty Nest Syndrome (pexels.com/@olly)

Berikut ini beberapa tanda yang mungkin terjadi pada orang tua dengan Empty Nest Syndrome:

Terus-menerus khawatir dengan keadaan anak mereka. Hal yang lumrah bagi orang tua untuk khawatir tentang keadaan anak mereka. Namun, dengan Empty Nest, emosi ini bisa menjadi lebih intens dan membuat mereka terdorong untuk mengundang anak-anaknya pulang. Sang anak akan kesulitan untuk datang apalagi jika sang anak sudah memiliki keluarga sendiri.

Merasa kehilangan. Orang tua merasa sedih ketika anak mereka memutuskan untuk meninggalkan rumah untuk menggapai mimpi mereka. Mereka telah mendedikasikan hidup mereka untuk membesarkan anak-anak. Sebagian orang tua akan kehilangan tujuan, perasaan hampa dan merasa tidak berarti.

Merasa kesepian. Orang tua terbiasa menghabiskan banyak waktu dengan anak-anak mereka selama bertahun-tahun. Oleh karenanya, sulit untuk menyesuaikan diri dan membiasakan diri dengan keheningan yang menyertai di rumah keluarga setelah anak meninggalkan rumah.

Apa yang dapat dilakukan orang tua yang merasakan dampak Empty Nest Syndrome?

1. Tetap terhubung dengan anak

ilustrasi Empty Nest Syndrome (pexels.com/@shvetsa)

Dengan munculnya media sosial, ada banyak cara untuk tetap berkomunikasi dengan anak-anak. Gunakan aplikasi untuk mendapatkan pesan atau informasi terbaru mereka. Saling tukar cerita tentang hobi baru atau kesehariannya. Semakin banyak kontak yang tersedia, semakin orang tua merasa terhubung dengan menjadi bagian dari kehidupan anak-anak mereka.

2. Cintai diri sendiri

ilustrasi Empty Nest Syndrome (pexels.com/@yankrukov)

Pahami bahwa perasaan sedih, kosong, atau hampa karena anak sudah pindah dari rumah adalah sah-sah saja. Luangkan waktu untuk mengenali dan mencegah pikiran negatif yang bisa membahayakan kesehatan mental. Bersabarlah saat menyesuaikan diri dengan kehidupan tanpa anak di rumah.

3. Cerita dengan pasangan

ilustrasi Empty Nest Syndrome (pexels.com/@pixabay)

Gunakan kesempatan ini untuk menghidupkan kembali hubungan kedua orang tua sebagai suami istri, terutama jika kehidupan orang tua sebagian besar telah banyak berkutat pada anak-anak. Mulailah percakapan tentang bagaimana perasaan kedua orang tua terhadap rumah yang tampak lengang. Perasaan yang dihadapi bersama akan lebih mudah karena kedua orang tua yang saling menguatkan.

Baca Juga: 8 Efek Buruk Jika Orang Tua Merokok Dekat Anak, Bahaya!

Verified Writer

Noor Rochim

Se agapó stin kardiá

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya