5 Fakta Unik Lipa’ Sabbe Sarung Khas Bugis, Motifnya Beragam

Ada sarung khusus untuk senggama lho!

Lipa’ sabbe adalah sarung khas Bugis Sulawesi Selatan yang warna dan motifnya sangat menarik. Sarung khas Bugis ini digunakan oleh pria dan wanita.

Jika dipakai oleh wanita lipa’ sabbe dipasang dengan baju bodo atau baju labbu sedang pria dipasangkan dengan jas tutu’.

Berikut ini lima fakta unik dari lipa’ sabbe khas Bugis.

Baca Juga: Kain Tenun Sengkang, Kualitas Sutra Terbaik Kebanggaan Sulsel

1. Terbuat dari benang sutra

5 Fakta Unik Lipa’ Sabbe Sarung Khas Bugis, Motifnya BeragamInstagram.com/@rianna_malolo

Lipa’ sabbe artinya adalah sarung sutra. Sarung ini tergolong mahal karena benangnya berasal dari kepompong ulat sutra yang sering disebut pupa. Masyarakat setempat menyebutnya kokon.

Jenis sutra yang dipakai berasal dari kepompong larva ulat sutra murbei, spesies Bombyx mori. Kokon tersebut direbus untuk mendapatkan serat sutra atau benang sutra.

2. Dibuat melalui proses penenunan tradisional

5 Fakta Unik Lipa’ Sabbe Sarung Khas Bugis, Motifnya BeragamInstagram.com/@arvaschooloffashion

Sarung sutra khas Bugis atau Lipa’ sabbe telah dikenal sejak abad ke 14. Daerah penghasil sarung tersebut adalah kabupaten Wajo dan Soppeng Sulawesi Selatan.

Pada daerah ini kegiatan wanita sehari-harinya adalah menenun. Maka tak mengherankan jika daerah ini dikenal sebagai daerah penghasil sarung sutra. Alat tenun yang digunakan masih tergolong tradisional yaitu alat tenun gedongan yang dioperasikan manual dengan jari-jari.

3. Macam-macam motif lipa' sabbe

5 Fakta Unik Lipa’ Sabbe Sarung Khas Bugis, Motifnya BeragamInstagram.com/@sutrabelawa27

Ada beragam jenis motif yang terdapat pada lipa’ sabbe. Motif tersebut memiliki makna yang dikaitkan dengan kehidupan masyarakatnya. Beberapa motif lipa’ sabbe yang terkenal adalah:

- Motif balo renni: terdiri dari garis tipis vertikal dan horizontal membentuk kotak- kotak kecil. Motif ini dipakai oleh para wanita yang belum menikah.

- Motif balo lobang: terdiri dari garis tebal vertikal dan horizontal membentuk kotak besar. Motif ini dipakai oleh para pria yang belum menikah.

- Motif bombang: terdiri dari susunan segitiga sama sisi yang saling berjejer atau zig zag. Motif ini menggambarkan jiwa masyarakat Bugis terkenal sebagai pelaut. 

- Motif balo tettong: motif hanya garis vertikal atau garis lurus.

- Motif makkalu: motif hanya garis horizontal atau melingkar.

- Motif cobo’: motif ini sama dengan motif bombang hanya pada motif cobo’ bentuk segitiga lebih ramping atau segitiga sama kaki. Motif cobo’ sering digunakan pada proses pendekatan hingga  lamaran pada adat Bugis. Motif ini menggambarkan keteguhan hati dari sang pria dan keluarganya untuk melamar gadis pujaan.

4. Arti warna lipa' sabbe bagi penggunanya

5 Fakta Unik Lipa’ Sabbe Sarung Khas Bugis, Motifnya BeragamInstagram.com/@bangdiff

Pada zaman dahulu warna pada lipa’ sabbe dapat menunjuk status dari pemakainya terutama untuk kaum wanita. Warna-warna tersebut adalah:

- Warna merah atau hijau digunakan bagi kaum ningrat atau bangsawan.

- Warna muda dan lembut seperti merah muda, hijau muda, biru muda, menandakan pemakainya seorang gadis remaja.

- Warna hitam digunakan wanita yang telah berumur atau sudah menikah. 

- Warna putih untuk pengasuh yang berada di lingkungan kerajaan.

- Warna cerah seperti jingga, merah menandakan pemakainya adalah seorang janda.

5. Motif moppang

5 Fakta Unik Lipa’ Sabbe Sarung Khas Bugis, Motifnya Beragampexels.com/@pixabay

Selain daftar di atas, ada juga lipa’ sabbe yang disebut motif moppang. Namun motif yang sudah punah ini tabu untuk dibicarakan.

Lipa’ sabbe motif moppang hanya dimiliki oleh pasangan suami istri serta tabu dipakai keluar dari kamar. Bahkan sarung ini ditaruh tersembunyi di kamar, tidak boleh ada yang melihatnya. Sarung ini juga tidak pernah di cuci. Saat melakukan hubungan, suami istri masuk ke dalam sarung tersebut.

Dahulu kala seorang gadis Bugis yang akan menikah akan membuat sarung motif ini dan akan dipakai bersama suaminya nanti. Ukuran dari sarung ini lebih besar dari ukuran sarung normal. Jika terjadi perceraian atau salah satu meninggal maka sarung ini akan dibakar.

Lippa’sabbe pada saat ini sudah banyak coraknya. Pemakainya juga sudah bebas tidak terikat lagi oleh warna dan corak. Hanya  disesuaikan dengan waktu dan kondisi.

Apakah kamu tertarik menggunakan sarung khas Bugis ini? Motif dan warna apa yang paling kamu sukai?

A  Nitha Nahfiah Photo Community Writer A Nitha Nahfiah

ibu rumah tangga, dengan tiga putri, sarjana teknik sipil, berkarya dan memberi manfaat untuk banyak orang

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya