Kain Tenun Sengkang, Kualitas Sutra Terbaik Kebanggaan Sulsel

Kain tenun Sengkang terkenal dengan kualitas sutra terbaik

Kain tenun Sengkang dari Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, terkenal dengan kualitas kain sutra tradisional terbaik. Dalam bahasa Bugis, sutra disebut juga "sabbe".

Kain Sengkang merupakan salah satu produk kebudayaan yang jadi kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan. Nama kain tenun Sengkang kembali mencuat dan dikenal lebih luas saat dibahas pada program acara TVRI Belajar dari Rumah.

Program pendidikan tersebut menyasar anak sekolah dasar. Mereka membahas seluk beluk kain sutra Sengkang.

Berikut beberapa hal yang perlu diketahui tentang kain tenun Sengkang yang tersohor dari Sulawesi Selatan.

1. Asal usul dan sejarah kain tenun Sengkang

Kain Tenun Sengkang, Kualitas Sutra Terbaik Kebanggaan SulselKain tenun Sengkang dari Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel). sulselprov.go.id

Masyarakat asli Kota Sengkang telah mengenal kerajinan atau tradisi tenun secara turun-temurun sejak ratusan tahun lalu yang masih dijalankan hingga hari ini. Kerajinan menenun kain tradisional Indonesia ini berpusat di Desa Pakanna, Kecamatan Tanasitolo. Kampung itu juga dikenal luas sebagai kampung penenun.

Dikutip dari situs Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, sulselprov.go.id, Desa Pakanna pada dahulu kala dipenuhi oleh para petani ulat sutra maupun penenun kain sutra. 

Tapi, bukan hanya Desa Pakanna yang memproduksi kain tenun Sengkang. Satu daerah lain di Wajo yaitu Dusun Empagae yang berada di Desa Assorajang juga memilik para pengrajin kain Sengkang.

Sebagian besar ibu rumah tangga di Dusun Empagae disebut-sebut rajin memproduksi kain tenun Sengkang. Keahlian mereka diwariskan oleh para pendahulu di keluarga mereka.

2. Kain tenun Sengkang banyak dipakai saat hajatan besar

Kain Tenun Sengkang, Kualitas Sutra Terbaik Kebanggaan SulselKain tenun Sengkang dari Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel). sulselprov.go.id

Mulanya, kain tenun Sengkang diproduksi terbatas pada kalangan tertentu saja. Kain dengan corak indah itu kerap dipakai untuk menghadiri kegiatan besar atau hajatan besar seperti pernikahan dan kegiatan budaya lainnya.

Pada saat hari raya Idul Fitri atau Idul Adha, kain sutra Sengkang juga banyak dikenakan oleh ibu-ibu dan bapak-bapak. Kebiasaan itu masih terlihat sampai sekarang di sebagian besar masyarakat Bugis Makassar.

Saat ini, masyarakat luas bisa membeli kain tenun Sengkang di banyak toko oleh-oleh. Kain Bugis itu memang menjadi salah satu buah tangan atau oleh-oleh khas bagi wisatawan lokal maupun mancanegara saat berkunjung ke Makassar, ibu kota Sulawesi Selatan.

Harga kain tenun Sengkang cukup variatif, mulai Rp100-an ribu hingga jutaan rupiah.

Baca Juga: 5 Destinasi Wisata Alam dan Budaya di Wajo

3. Filosofi dan makna corak pada kain tenun Sengkang

Kain Tenun Sengkang, Kualitas Sutra Terbaik Kebanggaan Sulselinstagram.com/dunia_sutera_sengkang

Dalam kebudayaan Bugis, kain tenun Sengkang digunakan untuk mendidikan anak perempuan pada zaman dahulu. Dalam masyarakat Bugis, mereka menganggap bahwa orang yang tidak pandai menenun, akan dinilai belum sempurna.

Sebagai kelanjutan dari tradisi turun-temurun, pembuatan kain tenun Sengkang mengandalkan keahlian dari tangan para ahli tenun. 

Sejumlah corak pada kain tenun Sengkan biasanya berbentuk motif garis-garis vertikal dengan motif kembang, atau sebagian lain membuat motif yang memiliki hitungan ganjil.

Beberapa ragam motif dari kain tenun Sengkang, antara lain Makkalu, balo tettong, cobo, balo renni, ukiran Toraja, hingga aksara Bugis.

Kain tenun Sengkang dengna motifnya yang indah dirangkai dengan benang sutra. Ciri khas kain Sengkang ini adalah warnanya yang cukup mencolok.

Baca Juga: Beberapa Makanan Unik Khas Wajo yang Wajib Dicicipi, Rasanya Enak!

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya