Maudu Lompoa dan 4 Tradisi Unik Peringatan Maulid Indonesia

Beragam cara masyarakat memperingati Maulid Nabi

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada 12 Rabiul Awal, bertepadan dengan 19 Oktober 2021. Pada momen ini, umumnya umat Muslim mengadakan peringatan kelahiran Nabi.

Ada beragam cara masyarakat memperingati Maulid Nabi. Misalnya dengan pengajian, tauziah suri tauladan nabi,  hingga lomba-lomba yang bertemakan keagamaan. 

Beberapa wilayah di Indonesia juga memiliki keunikan tersendiri dalam memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Berikut ini di antaranya.

Baca Juga: 10 Menu Makanan Khas Maulid Nabi Muhammad SAW, Ada Kesukaanmu?

1. Perayaan 'Grebeg Maulud' di Keraton Jogjakarta

Maudu Lompoa dan 4 Tradisi Unik Peringatan Maulid IndonesiaIntasgram.com/kratonjogja

Keraton Jogjakarta selalu mengadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW setiap tahunnya. Perayaan ini dikenal dengan sebutan "Grebeg Maulud". Adapun istilah grebeg ini berasal dari bahasa jawa yaitu 'Gembrebeg' yang memiliki arti keriuhan atau keramaian yang disebabkan pembagian makanan oleh sang raja. 

Perayaan ini sendiri merupakan arak-arakan yang dilakukan oleh para prajurit keraton dengan membawa "gunungan" yaitu tumpukan makanan berupa hasil perkebunan seperti sayur-sayuran dan buah-buahan serta makanan tradisional. Parade ini merupakan perayaan yang paling ditunggu-tunggu oleh masyarakat Yogyakarta. Biasanya mereka akan memadati jalan-jalan di pusat keramaian seperti pasar untuk berburu makanan yang dibagikan.

Adapun perayaan grebeg maulud ini pada dasarnya berasal dari tradisi Kerajaan Demak yang mengadakan pertunjukan wayang dan gamelan dengan menyisipkan ajaran-ajaran agama Islam di dalamnya. Biasanya setelah acara pertunjukan tersebut mereka akan makan bersama-sama.

2. 'Bungo Lado' Tradisi Pengumpulan Dana di Sumatera Barat

Maudu Lompoa dan 4 Tradisi Unik Peringatan Maulid Indonesiatwitter.com/infosumbar

Berbeda dari arak-arakan prajurit di Jogjakarta, di provinsi Sumatera Barat terutama di kabupaten Padang Pariaman perayaan Maulid Nabi dikenal dengan sebutan 'Bungo Lado'. 

Pada perayaan Maulid Nabi ini, masyarakat baik secara individu maupun kelompok membuat hiasan dari ranting-ranting pohon yang menggunakan uang asli sebagai daunnya. 

Masyarakat akan berbondong-bondong menuju ke masjid sambil membawa ranting-ranting pohon tersebut. Pada dasarnya uang-uang daun tersebut bertujuan untuk mengumpulkan dana untuk pembangunan masjid.

3. Gerebeg Keresan di Mojokerto

Maudu Lompoa dan 4 Tradisi Unik Peringatan Maulid IndonesiaTradisi Keresan Di Mojokerto.IDN Times/Fad

Siapa yang tahu pohon keresan? Pohon yang memiliki ranting kecil dan berbuah manis ini diperebutkan oleh warga Mojokerto pada peringatan Maulid Nabi. Bukan buahnya, tapi hadiah-hadiah berupa hasil bumi dan barang kebutuhan sehari-hari yang digantungkan di ranting-ranting pohon keresan yang diperebutkan warga. Itulah mengapa tradisi ini disebut Gerebeg Keresan karena "menyerang" pohon keresan bersama-sama

Tradisi ini diyakini sebagai cara menyampaikan rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW yang memberikan petunjuk yaitu ajaran agama Islam. Hadiah-hadiah tersebut dianggap sebagai berkah maulid oleh warga.

4. Perayaan 'Maudu Lompoa' di Sulawesi Selatan

Maudu Lompoa dan 4 Tradisi Unik Peringatan Maulid IndonesiaSejumlah warga mengarak "julung-julung" (replika perahu) yang sudah dihias saat peringatan "Maudu Lompoa (Maulid Besar) di Desa Cikoang, Takalar, Sulawesi Selatan, Selasa (26/11/2019). Maudu Lompoa tersebut merupakan puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dilaksakan setiap tahun oleh warga setempat dan menjadi salah satu objek wisata budaya Kabupaten Takalar. (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Masyarakat Takalar, Sulawesi Selatan memiliki tradisi unik dalam memperingati Maulid Nabi. Sebagai suku yang terkenal dengan pelayarannya, mereka menghias kapal kayu dengan kain warna-warni. Kapal kayu juga diisi dengan segala macam kebutuhan sehari-hari seperti hasil bumi, pakaian, dan juga makanan siap santap loh.

Rangkaian acara dimulai dengan menyanjungkan doa-doa pujian kepada Nabi Muhammad SAW. Peringatan ini juga merupakan ajang silaturahmi bagi masyarakat Takalar. Tradisi ini menunjukkan bahwa unsur agama dan kebudayaan bisa diselaraskan bersama.

5. Tradisi 'Panjang Jimat' di Keraton Kesepuhan Cirebon

Maudu Lompoa dan 4 Tradisi Unik Peringatan Maulid IndonesiaYoutube.com/Mang Bendoel

Panjang Jimat atau yang dikenal dengan pelal merupakan rangkaian prosesi peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan oleh Keraton Kesepuhan Cirebon. Perangkat pelal berjumlah 16 buah diarak dari keraton menuju masjid agung keraton untuk dibacakan doa-doa oleh para tokoh agama dan masyarakat. 

Tradisi ini merupakan simbol dari cerita-cerita kelahiran Nabi Muhammad SAW yang diyakini sebagai teladan dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat. Peringatan ini diakhiri dengan makan bersama yang disediakan oleh pihak keraton. 

Bukan hanya warga lokal yang menyaksikan perayaan ini, namun juga berhasil menarik perhatian warga asing yang berkunjung ke Indonesia lho.

Baca Juga: Melihat Ayat Al-Qur'an Tentang Maulid Nabi Muhammad dan Manfaatnya

Artikel ini pertama kali ditulis oleh Marisa Safitri di IDN Times Community dengan judul Maulid Nabi, Ini 5 Tradisi Unik Perayaannya di Indonesia

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya