Perbedaan warna tanah dari setiap daerah di Sulawesi Selatan. Dokumentasi Pribadi/Finsensius T Sesa
Bahan baku utama tanah liat ternyata tidak hanya diambil dari satu daerah saja. Daeng Beta mengaku tanah yang dia gunakan berasal dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan. Seperti Kabupaten Jeneponto, Luwu, Enrekang, hingga Toraja. Menurutnya, setiap daerah memiliki warna tanah yang berbeda. Ada yang berwarna merah pekat, cokelat, oranye, bahkan hitam pekat.
“Awalnya menggunakan satu sampai dua warna tanah. Namun ada yang namanya inovasi ya, setiap saya diundang ke daerah-daerah saya mengamati bahwa setiap daerah memiliki tanah yang berbeda. Orang-orang menganggap tanah itu sama saja warnanya,” tutur Daeng Beta.
Dia juga menjelaskan, bahan baku tanah tersebut tidak diambil secara sembarangan. Ada teknik khusus yang digunakan. Beta harus menggali minimal 30 cm untuk mendapatkan tanah yang layak digunakan.
“Tanah bagian atas itu kita tidak pakai karena istilahnya baru jadi tanah. Tanah yang asli itu ada di. bagian bawah.”
Setelah mendapatkan tanah, bukan berarti dapat langsung digunakan. Dia menjelaskan untuk mendapatkan tanah yang layak pakai harus disaring dahulu agar teksturnya lebih halus.
“Setelah itu kita harus saring lagi seminggu sekali selama tiga bulan agar lebih halus. Selain itu agar tanahnya tidak berbau,” jelasnya.
Menurutnya, untuk media belajar tidak masalah menggunakan jenis tanah apapun dan tidak disaring terlebih dahulu. Namun kualitas tanah berpengaruh pada hasil lukisan. Oleh karena itu, ia menganjurkan untuk menggunakan teknik penyaringan tersebut.
Gimana? apakah kamu tertarik untuk belajar teknik lukis ini? Saat berkunjung ke Fort Rotterdam Makassar jangan lupa untuk mampir, ya. Galeri Daeng Beta ini terletak di samping Bastion Mandarsyah, sudut kiri bagian utara dari gerbang masuk. Selamat belajar, yuk lestarikan budaya kita!