Makassar, IDN Times - Sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia timur, Makassar tak cuma menyimpan segudang spot wisata yang menarik. Di tengah hiruk-pikuk dan keramaian, sejumlah gedung peninggalan kolonial Belanda masih berdiri tegak. Bangunan-bangunan tua ini menjadi saksi bisu riwayat awal Kota Daeng mulai menggeliat merangkul modernisasi sejak awal abad ke-20.
Berada di tepi Jalan Riburane, pusat ekonomi Makassar, Gedung Kesenian Sulawesi Selatan Societeit de Harmonie menatap lalu lalang kendaraan. Dari luar, langgam neoklasik Eropa langsung tertangkap mata. Empat pilar menyambut kedatangan para tamunya. Lalu di sayap timur gedung ini berdiri sebuah menara beratap limas bersusun tiga, menambah cita rasa Eropa, utamanya pecinta bangunan tua.
Memang, gedung tersebut baru terlihat "hidup" saat digunakan untuk acara-acara kebudayaan. Tetapi pada dekade 1910-an hingga 1930-an, Societeit de Harmonie adalah sinonim dari pesta, musik jazz dan bersenang-senang.