5 Fakta Masjid Tua Jerrae, Saksi Sejarah Peradaban Islam di Sidrap
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Masjid Tua Jerrae berada di Desa Allakuang, Kecamatan Maritengngae, Kabupaten Sidenreng Rappang atau biasa disingkat Sidrap. Masjid yang dibangun tahun 1609 ini masih berdiri kokoh hingga kini.
Sebagai salah satu bukti sejarah yang cukup penting dalam perkembangan penyebaran agama Islam di Sulawesi Selatan, khususnya Kabupaten Sidenreng Rappang, masjid ini memiliki beberapa fakta menarik untuk kita ketahui bersama. Simak uraiannya di bawah ini.
Baca Juga: Menjawab Seruan Sultan Alauddin: Kisah Masuknya Islam di Sidrap
1. Dibangun pada tahun 1609 oleh Raja Sidenreng
Setelah dua tahun masuknya Islam di Sidenreng, dibangunlah masjid ini pada tahun 1609 oleh Addatuang (Raja) Sidenreng bernama La Patiroi. Raja membangunnya bersama beberapa tokoh lainnya, seperti Nene Mallomo serta Syekh Bojo. Masjid ini ditujukan sebagai sarana ibadah dan beberapa fungsi lainya.
Terdapat sebuah bingkai di dalam dan di luar masjid yang menceritakan sejarah awal pembangunan hingga mengalami renovasi dari tahun ke tahun.
2. Bukti sejarah peradaban Sslam di tanah Bugis
Tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah pada awal berdirinya, masjid ini juga jadi pusat peradaban Islam di desa Allakuang serta sekitarnya yang waktu itu masih dalam bentuk kerajaan Sidenreng.
Masjid ini pernah menjadi tempat belajar masyarakat dan pusat kegiatan sosial masyarakat waktu itu. Arsitektur dan bentuk awal bangunannya yang masih di pertahankan hingga sekarang, membuat masjid ini memiliki keunikan tersendiri.
3. Arsitektur yang unik yang hingga kini dipertahankan
Telah mengalami beberapa kali renovasi dan perbaikan, Masjid Tua Jerrae Allakuang masih tetap mempertahankan arsitektur bangunannya yang berbentuk piramid meruncing ke atas. Memiliki atap tiga tingkat, material bangunan masjid ini awalnya hanya terdiri dari kayu dan atapnya dari ijuk.
Bahkan ada informasi yang menyebut bahwa tiang masjid ini berasal batang pohon cabai yang diambil dari Gunung Nepo Kecamatan Panca Lautang, Sidrap.
Pada tahun 2018 lalu masjid ini mengalami kembali renovasi yang kesekian kalinya berdasarkan petunjuk dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan. Kini Masjid Tua Jerrae terlihat lebih modern setelah renovasi terakhir, namun tetap dengan arsitektur klasik yang unik. Masjid ini juga telah diberikan pendingin ruangan (AC).
4. Di dalam kompleks masjid terdapat beberapa makam
Di dalam kompleks masjid, terdapat makam salah satu pendiri Masjid Tua Jerrae bernama Syekh Bojo. Dia juga menjadi salah satu orang yang menyebarkan agama Islam di Kerajaan Sidenreng yang kini dikenal dengan nama Kabupaten Sidenreng Rappang.
Selain itu terdapat juga beberapa makam leluhur orang Allakuang di sekitar makam Syekh Bojo. Peziarah masih sering datang untuk mendoakan penyebar agama islam ini sebagai tanda terima kasih. Sebelum masuk bulan Ramadan dan saat hari raya Idul Fitri menjadi waktu paling ramai peziarah mengunjungi makam.
5. Masih Berfungsi sebagai tempat ibadah oleh warga sekitar sampai sekarang
Selama 400 tahun lebih masjid ini berdiri, fungsinya sebagai tempat ibadah masih terjaga hingga saat ini. Warga sekitar selalu memenuhi masjid yang sudah masuk dalam bangunan cagar budaya.
Sebelum pandemik COVID-19, banyak wisatawan dari luar daerah Kabupaten Sidenreng Rappang mengunjungi masjid ini. Mahasiswa hingga jurnalis juga sering mendatangi masjid untuk bahan tugas dari kampus atau sebagai bahan untuk berita.
Itulah kumpulan fakta Masjid Tua Jerrae yang menjadi bukti peradaban Islam di tanah Sulawesi Selatan, khususnya Kabupaten Sidereng Rappang.
Baca Juga: 8 Tempat Wisata Ini Bikin Kamu Betah Berkunjung ke Kabupaten Sidrap
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.