Beberapa alat musik tradisional yang berada di Ruang Kesenian Tradisional milik Gedung Pameran Tetap Museum Provinsi Sulawesi Tenggara. (IDN Times/Achmad Hidayat Alsair)
Ruang kesembilan sendiri berisi kesenian tradisional masyarakat Sultra. Seperti alat musik pengiring tarian Lulo yang jadi sarana muda-mudi bersosialisasi. Mulai dari Lado-lado (alat musik petik), Kanda Wuta (berbahan baku kayu, tanah liat, rotan dan pelepah sagu), Dimba Nggowuna (gendang bambu), Ore-ore Nggae (gendang mini yang dipetik) serta Ore-ore Mbondu (alat musik tiup).
Selain itu ada juga permainan tradisional seperti metinggo (engrang) dari batok kelapa atau kayu, mebaguli (seperti congklak tapi dari biji kemiri), mehule (gasing), mebele (permainan cungkil dan pukul tanah dengan alat dari pelepah sagu) dan lain-lain.
Lalu Teknologi sebagai ruang terakhir memamerkan perkembangan teknologi dari waktu ke waktu. Ada yang berupa alat tradisional seperti alat pengolahan pandai besi, penumbuk padi dan pengolahan sagu.
Lalu dari beberapa dekade awal abad ke-20 seperti alat ukur teodolit, mesin telegram, mesin cetak surat kabar hingga radio.
"Semuanya dulu digunakan oleh kantor milik Hindia-Belanda di Kendari pada tahun 1930-an sebelum akhirnya kami peroleh," jelas Agung.
Hingga selesai tur, tampaknya cuma saya yang jadi pengunjung hari itu. Agung mengaku terakhir mengantar pengunjung berkeliling yakni pada akhir pekan sebelumnya.
"Selama ini kami memang menerima kunjungan dari mahasiswa yang akan penelitian atau siswa sekolah," katanya.
"Tapi selama pandemik, jumlah rombongan dibatasi cuma 10 orang," imbuh Agung.
Dengan status PPKM Kendari sudah turun ke level tiga, saya bertanya kemungkinan museum yang berada tak jauh dari landmark Menara Persatuan Kendari menerapkan pemindaian aplikasi PeduliLindungi seperti anjuran pemerintah pusat.
"Kami tentu akan menyambut baik penerapannya. Ini juga demi keamanan bersama, baik kami selaku pegawai dan pengunjung. Tapi kami sejauh ini belum menerima instruksi langsung dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara yang membawahi kami," ungkap Agung sembari mengantar saya keluar dari Gedung Pameran Tetap.