Melihat Keindahan Poso lewat Kemah Budaya Tanah Adat 19-21 Maret 2021

Agar orang-orang mengenal Poso bukan hanya soal terorisme

Palu, IDN Times - Sekelompok relawan dan organisasi di Sulawesi Tengah yang tergabung dalam Mombekekeni, mengadakan kegiatan kemah budaya tanah adat di Kabupaten Poso. Dalam bahasa Suku Poso, Mombekekeni bermakna saling membantu.

Inisiator kegiatan kemah budaya, Yurnaningsih Rambe, ibu rumah tangga asal Poso mengatakan, kegiatan yang telah diselenggarakan sejak tiga tahun lalu ini diberi nama Linggona Lipu yang artinya tamu kampung.

Tempat pelaksanaan pun cukup istimewa yakni di Lembah Behoa, Kecamatan Lore Tengah, Poso, pada 19-21 Maret 2021. Sementara tema besar kegiatan adalah "Lembah Terakhir Kabupaten Poso".

"Mombekekeni adalah kumpulan relawan dan organisasi yang bekerja sama untuk membuat kegiatan kemah budaya tanah adat di Poso," tutur Yurnaningsih, Rabu (17/3/2021). 

Sebelumnya, kegiatan serupa telah dilangsungkan di Desa Lape, Kecamatan Poso Pesisir dengan tema perdamaian. Kali kedua diselenggarakan di Kelurahan Ranononcu, Kecamatan Poso Kota Selatan dengan melibatkan para petani setempat.

"Kegiatan ini gratis, kita juga mengurangi jumlah peserta dan tidak mengizinkan membawa sampah plastik. Semua peserta kami tanggung makannya, bahkan gelas pun akan menggunakan bambu selama tiga hari," tambahnya.

1. Mengikis isu negatif tentang Kabupaten Poso

Melihat Keindahan Poso lewat Kemah Budaya Tanah Adat 19-21 Maret 2021(Sejumlah warga suku Pamona menunggui dagangannya di Pasar Desa pada Festival Mosintuwu (Kebersamaan) di Tentena, Poso, Sulawesi Tengah, Jumat (1/11/2019)) ANTARA FOTO/Basri Marzuki

Yurnaningsih mengaku, Kabupaten Poso cukup dikenal dengan isu terorisme. Padahal sebenarnya Poso punya sisi lain yang tak kalah menarik dan penting dibanding daerah lain di Indonesia.

Dia berharap, kemah budaya tanah adat Poso membawa dampak positif untuk mengenalkan lebih jauh tentang keindahan budaya dan alam daerahnya. Juga, tentu saja, untuk menggaungkan pesan perdamaian.

"Konsep alam yang menyatu dengan masyarakat adat, melibatkan tokoh agama dan adat dan anak muda daerah. Kegiatan ini bekerja sama dengan banyak teman-teman komunitas," sebut Yurnaningsih.

2. Behoa memiliki kawasan wisata cagar budaya megalitikum Patung Tadulako

Melihat Keindahan Poso lewat Kemah Budaya Tanah Adat 19-21 Maret 2021Pemandangan Lembah Napu dari ketinggian Desa Wanga, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. IDN Times/Kristina Natalia

Yurnaningsih menjelaskan, Behoa adalah lembah terakhir yang memiliki kawasan wisata cagar budaya megalitikum Patung Tadulako, serta patung lainnya di Pokekea.

Pada tahun 2007, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI telah menetapkan Lembah Behoa sebagai pusat penelitian cagar budaya Kawasan Timur Indonesia.

"Cerita sejarah ini jangan sampai terputus di orangtua saja tetapi juga berlanjut kepada generasi muda. Mereka mencintai adat, budaya dan menjaga alam," tutur Yurnaningsih.

Baca Juga: Samporoa Mombine, Ruang Ramah Perempuan Penyintas Bencana Alam Sulteng

3. Kegiatan Lembah Terakhir berlangsung selama tiga hari

Melihat Keindahan Poso lewat Kemah Budaya Tanah Adat 19-21 Maret 2021IDN Times/Kristina Natalia

Salah satu kegiatan adat warga di Desa Behoa adalah Mokarera, yaitu aktivitas menangkap ikan dengan cara tradisional. Kegiatan ini rencananya digelar pada Sabtu 2- Maret, pukul 08.40 WITA.

Yurnaningsih mengatakan Mokarera biasanya akan dilangsungkan dua tahun sekali oleh masyarakat Behoa. Menangkap ikan akan dilakukan masyarakat Behoa secara bersama-sama pada pesta panen atau hari raya keagamaan.

"Hari raya besar saja baru diadakan Mokarera ini. Penangkapan ikan ini tidak menggunakan alat setrum dan punya aturan sendiri," jelasnya.

Kegiatan lain yang akan dilakukan adalah Modulu-dulu atau makan bersama menurut adat Behoa. Disusul tur wisata sejarah di Rumah Adat Tambi, Megalith Desa Lempe dan Desa Hanggira, serta Talaga Wuhuinga.

"Nanti ada juga karapan sapi, pagelaran seni budaya, pembuatan pewu atau nasi bambu, mitigasi bencana berbasis kearifan lokal, pemutaran film dan kegiatan alam lainnya yang berbasis budaya dan kearifan lokal," terangnya.

Baca Juga: [FOTO] Menikmati Kearifan Budaya dan Alam di Festival Mosintuwu Poso

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya