Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Potret Geopark Maros-Pangkep
Potret Geopark Maros-Pangkep (commons.wikimedia.org)

Di Sulawesi Selatan, jauh dari hiruk-pikuk Kota Makassar, terbentang sebuah keajaiban alam dengan keunikan geologis yang nyaris tak tertandingi: Maros–Pangkep UNESCO Global Geopark. Kawasan ini menyuguhkan formasi karst tower terluas kedua di dunia—sebuah labirin raksasa yang terdiri dari ribuan menara batu gamping tajam yang menjulang dramatis, seolah lanskap dari planet lain.

Namun Maros–Pangkep bukan hanya memanjakan mata. Ia adalah arsip hidup sejarah bumi, menyimpan rekaman evolusi geologis sekaligus jejak peradaban manusia purba. Di antara tebing-tebing karstnya tersembunyi gua-gua prasejarah yang melahirkan penemuan penting: lukisan tangan tertua di dunia, temuan yang mengubah peta sejarah seni global.

Pengakuan sebagai UNESCO Global Geopark pada 2023 menegaskan status kawasan ini sebagai salah satu situs warisan paling penting dan kompleks di dunia. Mengunjungi Maros–Pangkep adalah perjalanan menembus waktu—dari dasar laut purba yang terangkat menjadi dinding karst, hingga tempat manusia modern pertama kali mengabadikan kisahnya.

Inilah bukti bahwa Sulawesi tidak hanya menyimpan keindahan alam yang memukau, tetapi juga kedalaman sejarah yang luar biasa.

1. Kompleks karst tower terluas kedua di dunia

Potret Geopark Maros-Pangkep (commons.wikimedia.org)

Fakta utama yang membuat Geopark Maros-Pangkep mendunia adalah keberadaan kompleks karst tower yang sangat masif, menempati urutan kedua terluas di dunia setelah Tiongkok. Kawasan ini meliputi area Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung, di mana ribuan menara batu gamping runcing dan terjal menjulang tinggi, menciptakan lanskap yang menyerupai labirin raksasa.

Formasi karst ini terbentuk akibat pelarutan air hujan asam terhadap batu gamping yang terjadi selama jutaan tahun. Kepadatan dan ketinggian menara karst di sini menjadikannya pemandangan yang sangat spektakuler dan unik secara geomorfologi. Bentuknya yang dramatis tidak hanya indah untuk dipandang tetapi juga menjadi fokus studi ilmiah tentang proses karstifikasi.

2. Situs lukisan tangan tertua di dunia yang mengubah sejarah seni

Potret Geopark Maros-Pangkep (commons.wikimedia.org)

Geopark Maros-Pangkep memegang peran penting dalam sejarah peradaban manusia global berkat penemuan arkeologi di Gua Leang-Leang. Di gua-gua karst tersebut, ditemukan lukisan stencilled hand yang diperkirakan berusia lebih dari 45.000 tahun. Penemuan ini mengguncang dunia arkeologi karena membuktikan bahwa seni gua tertua di dunia tidak hanya berasal dari Eropa, tetapi juga dari Sulawesi.

Selain cetakan tangan, ditemukan pula lukisan hewan purba, seperti babirusa. Situs ini adalah bukti tak terbantahkan bahwa kawasan Maros-Pangkep merupakan salah satu pusat peradaban manusia purba dan perkembangan seni paleolitikum. Konservasi gua-gua prasejarah ini menjadi fokus utama Geopark untuk menjaga warisan budaya global ini.

3. Jendela geologi ke pergerakan lempeng dan batuan sedimen laut

Potret Geopark Maros-Pangkep (commons.wikimedia.org)

Secara geologis, batuan di Maros-Pangkep sebagian besar terdiri dari batu gamping yang tebal, terbentuk dari endapan terumbu karang dan biota laut di dasar samudra pada Era Tersier sekitar 17 hingga 30 juta tahun yang lalu. Proses tektonik yang kompleks, terutama pergerakan Lempeng Australia dan Lempeng Eurasia, memaksa lapisan-lapisan sedimen ini terangkat ke permukaan, membentuk pegunungan karst yang kita lihat hari ini.

Di beberapa lokasi, kamu bisa menemukan fosil-fosil laut purba yang tertanam dalam batuan, membuktikan bahwa menara-menara karst yang menjulang dulunya adalah dasar laut dangkal. Studi geologi di sini memberikan pemahaman mendalam tentang proses uplift dan pembentukan Pulau Sulawesi yang terkenal unik.

4. Taman Kupu-Kupu dan pusat biodiversitas unik

Potret Geopark Maros-Pangkep (commons.wikimedia.org)

Kawasan Geopark, terutama di area Taman Nasional Bantimurung, dikenal sebagai Kingdom of Butterflies. Nama ini diberikan oleh naturalis terkenal Alfred Russel Wallace pada abad ke-19, yang terpesona oleh keanekaragaman dan jumlah kupu-kupu di sini.

Ekosistem karst yang unik dengan gua-gua dan hutan tropisnya menyediakan habitat ideal bagi berbagai spesies kupu-kupu endemik Sulawesi. Lebih dari 250 spesies kupu-kupu telah teridentifikasi di kawasan ini. Selain kupu-kupu, gua-gua Maros-Pangkep juga menjadi rumah bagi fauna unik gua yang telah beradaptasi dengan kegelapan abadi, menunjukkan kekayaan biodiversitas yang tidak hanya di permukaan tetapi juga di bawah tanah.

5. Transportasi tradisional Jolloro' di Sungai Pute

Potret Geopark Maros-Pangkep (commons.wikimedia.org)

Aspek budaya dan pariwisata di Geopark Maros-Pangkep diperkaya oleh penggunaan perahu tradisional, Jolloro', sebagai sarana transportasi utama untuk menjelajahi labirin karst. Di Sungai Pute, wisatawan dapat menaiki Jolloro' yang dikemudikan oleh masyarakat lokal untuk menyusuri alur sungai yang membelah tebing-tebing karst yang curam.

Pengalaman ini menawarkan perspektif berbeda tentang keagungan formasi karst, di mana menara-menara batu tampak menjulang langsung dari air. Pemandu lokal seringkali berbagi cerita tentang nama-nama unik formasi batu yang ada. Penggunaan Jolloro' ini tidak hanya otentik tetapi juga mendukung pariwisata berbasis komunitas, memastikan bahwa manfaat ekonomi kembali kepada masyarakat desa di sekitar Geopark.

Geopark Maros-Pangkep adalah situs warisan dunia yang luar biasa, sebuah simfoni antara geologi purba dan peradaban manusia awal. Dari kompleks karst tower terluas kedua di dunia, hingga lukisan gua tertua yang mengubah sejarah seni global, Maros-Pangkep adalah destinasi yang menawarkan petualangan visual dan intelektual. Pengakuan UNESCO Global Geopark pada tahun 2023 membuktikan bahwa Sulawesi Selatan menyimpan harta karun yang vital bagi pemahaman evolusi planet dan manusia. Kunjungi Maros-Pangkep untuk menyaksikan sendiri keindahan yang telah bertahan selama puluhan juta tahun.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team