Instagram.com/arya_positive35
Pulau Pannikiang menjadi rumah dari 17 jenis pohon bakau, sekaligus spot dengan spesies mangrove terbanyak di Sulawesi Selatan. Data bahkan menunjukkan bahwa 87,45 persen lahan di Pulau Pannikiang, atau 89,01 hektar, berupa hutan bakau.
Menjadi bagian dari wilayah administratif Desa Madello, Kecamatan Balusu, para pengunjung harus menyeberang dari Pelabuhan Garongkong. Waktu penyeberangan pun tak seberapa lama.
Oh iya, pulau ini juga dihuni oleh 20 spesies burung. Beberapa di antaranya bahwa berstatus endemik atau hanya hidup di Pulau Pannikiang. Alhasil, pelesiran ke pulau seluas 90,45 hektare itu sekaligus menyambangi dan melihat dari dekat flora dan fauna Sulsel.
Selain itu, pulau yang cuma dihuni 75 kepala keluarga ini juga didiami ribuan kelelawar. Nah, makanya gak salah kalau namanya adalah Pannikiang, kata "kelelawar" yang berasal dari bahasa masyarakat setempat yakni "paniki".
Pulau ini udah dilengkapi jalur khusus yang bisa digunakan para wisatawan untuk berkeliling, merasakan teduhnya pepohonan bakau, mendengar kicau burung atau melihat mereka terbang ke sana kemari. Belum ada tiket masuk ke Pulau Pannikiang, kamu cukup membayar biaya penyeberangan dari pelabuhan atau dermaga di pulau.
Pengen berkemah? Bisa, kok. Tenda bisa kamu dirikan di pinggir pantai Pulau Pannikiang. Tapi agar lebih nyaman dan jika punya dana, kamu bisa menumpang di rumah warga loh.