TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Alquran Raksasa Ditulis Tangan Ada di Masjid Raya Makassar

Alquran jumbo ini juga dimiliki Soeharto hingga Raja Brunei

IDN Times/Muizzu Khaidir

Makassar, IDN Times - Masjid Raya Makassar merupakan salah satu kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan. Masjid yang terletak di Jalan Masjid Raya, Kota Makassar, ini adalah masjid terbesar kedua setelah Al-Markaz Al-Islami.

Masjid Raya Makassar sudah lama menjadi tujuan wisata religi, selain fungsi utamanya sebagai tempat ibadah. Masjid yang berdiri sejak 1949 ini, juga termasuk salah satu yang tertua di Makassar.

Selain gaya arsitektur yang khas, ada satu daya tarik yang selalu jadi perhatian di Masjid Raya Makassar. Yaitu Alquran berukuran raksasa atau Alquran Akbar. Masjid ini satu dari beberapa masjid di tanah air yang menyimpan mushaf kitab suci dalam ukuran besar.

Sekretaris Humas Masjid Raya Makassar, Ambo Samma menceritakan awal keberadaan kitab suci Alquran dengan ukuran raksasa di Masjid Raya dan sejarah Masjid Raya, saat ditemui IDN Times, Selasa, 13 Oktober 2020.

1. Sejarah singkat Masjid Raya Makassar

IDN Times/Muizzu Khaidir

Jejak pembangunan Masjid Raya ini dimulai pada tahun 1948 dan selesai pada 1949. Renovasi kemudian dilakukan dari tahun 1999 hingga tahun 2005. Pada 2019 sampai 2020 juga dilakukan pembaruan pada bagian atap mesjid.

Masjid ini dirancang pertama kalinya oleh arsitek bernama Muhammad Soebardjo setelah memenangkan sayembara yang digelar panitia pembangunan masjid raya. Masjid ini dapat menampung hingga 10.000 jemaah.

"Masjid Raya Makassar ini salah satu masjid terbesar yang ada di Kota Makassar," kata Ambo Sakka.

2. Alquran raksasa merupakan sumbangan dari HM. Aksa Mahmud selaku pembina

IDN Times/Muizzu Khaidir

Masjid Raya diresmikan oleh Wakil Presiden RI saat itu, Jusuf Kalla. Selang beberapa tahun kemudian, tepatnya 2009, ipar JK, Aksa Mahmud menyumbangkan Alquran raksasa.

"Jadi Alquran ini sumbangan dari HM. Aksa Mahmud selaku pembina Masjid Raya yang pada saat itu masih mejabat sebagai wakil MPR Pusat," ujar Ambow.

Baca Juga: FOTO: Mengintip Megahnya Masjid Raya Makassar

3. Pengerjaan Alquran Akbar selama 12 bulan

IDN Times/Muizzu Khaidir

Dijelaskan Ambo, Alquran dengan ukuran super besar ini ditulis langsung oleh KH. Ahmad Faqih Al-Muntaha, pendiri Pondok Pesantren Al-Asy'ariah, Wonosobo, Jawa Timur. Dia merupakan anak dari seorang hafidz Alquran dan penulis kaligrafi populer KH. Muntaha Al-Hafidz.

Ambo menceritakan bahwa salah satu tertib yang dilakukan oleh KH. Ahmad Faqih Al-Muntaha saat menulis Alquran ini adalah, selalu menjaga dirinya dengan wudhu dan berpuasa agar kesucian dan keagungan Alquran ini terus terjaga.

"Beliau mengerjakan Alquran ini selama 12 bulan atau dalam kurun waktu 1 tahun yang dibantu oleh 2 anggotanya," cerita Ambo.

4. Alquran ini memiliki ukuran 1 x 1,5 meter dengan berat 584 kilogram

IDN Times/Muizzu Khaidir

Alquran akbar ini terdiri dari 6.666 ayat, 114 surah, dan 30 juz yang tertulis pada pada 605 lembar kertas. Huruf demi huruf Alquran ini ditulis tangan dengan menggunakan tinta cina dan air teh kental. Campuran tinta digunakan agar tulisan lebih tahan lama meski kertas mulai usang nantinya.

Alquran ini memiliki ukuran 1 x 1,5 meter dengan berat 584 kilogram. Pengangkutan dari Pondok Pesantren di Jawa Timur menuju Makassar dilakukan lewat kapal laut kemudian Alquran itu dinaikkan ke truk dari pelabuhan.

"Tinta campuran dari tinta cina. Kata beliau agar tulisannya tahan lama meski kertas yang digunakan mulai usang nanti tapi tulisannya tetap awet. Selain itu proses pengiriman Alquran Akbar ini pertama melalui jalur darat dari Jawa Timur menuju surabaya, dan di angkut kapal laut menuju Makassar," jelas Ambo.

Baca Juga: Masjid Raya Makassar, Destinasi Wisata Religi & Sejarah di Sulsel

Berita Terkini Lainnya