Mengenal Tari Kabasaran, Tarian Ksatria Minahasa Sulawesi Utara
Menggambarkan kegagahan prajurit Minahasa di masa lalu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Masyarakat Minahasa di Sulawesi Utara memiliki kebudayaan berupa Tari Kabarasan. Penari mementaskannya dengan pakaian serba merah, tatapan mata tajam, dengan tangan menghunus pedang atau tombak dengan gerakan layaknya dua ayam jantan saling bertarung. Sesekali, terdengar penari mengejutkan dengan suara keras.
Tari Kabasaran memang unik. Selain memakai kostum meriah, penarinya juga membawa senjata seperti mau perang. Tari Kabasaran ini memang merupakan tarian keprajuritan atau tarian perang yang sering dilakukan oleh para prajurit Minahasa sebelum atau sepulang dari medan perang di masa lalu.
Tarian itu sangat disakralkan oleh masyarakat Minahasa. Bahkan tidak sembarang orang dapat menarikannya, hanya keturunan dari para penari sebelumnya yang dapat menampilkannya. Hal ini karena orang yang bertugas sebagai penari Kabasaran akan memegang satu senjata tertentu yang hanya dimiliki oleh penari Kabasaran dan diturunkan ke generasi selanjutnya.
Berikut ini sejumlah fakta tentang Tari Kabasaran khas Minahasa yang dikutip dari laman Indonesia.Travel:
Baca Juga: 10 Kuliner Khas Minahasa yang Wajib Kamu Coba, Nikmat Memanjakan Lidah
1. Makna dan sejarah Tari Kabasaran
Tarian Kabasaran memiliki latar belakang yang kaya akan sejarah leluhur Minahasa. Di masa lalu, ancaman keamanan sangat nyata. Oleh karena itu, orang Minahasa mencari cara untuk memperkuat diri mereka. Mereka merekrut prajurit kuat yang dilatih dalam seni bela diri menggunakan pedang dan tombak.
Istilah "Kabasaran" sendiri berasal dari kata "kawasaran," yang mengacu pada ayam jantan aduan yang dipotong jenggernya agar lebih ganas saat bertarung. Gerakan penari Kabasaran menyerupai dua ayam yang sedang berduel.
Baca Juga: Surga Tersembunyi Sulawesi Utara: 10 Destinasi Wisata Selain Likupang