TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pesona Desa Wisata Pepandungan Enrekang, Ada Lumbung Padi Tradisional

Pengunjung disuguhkan lanskap perbukitan Enrekang

Deretan bangunan lumbung padi (landa) yang merupakan warisan leluhur warga setempat di Desa Pepandungan, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, Jumat (28/4/2023). ANTARA FOTO/Arnas Padda/tom.

Makassar, IDN Times - Desa Pepandungan di Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang, sekilas memang terlihat seperti desa-desa lainnya. Berada di kaki gunung, dikelilingi sawah serta rumah-rumah panggung milik warga yang berada di tepi jalan setapak.

Namun, Desa Pepandungan ini memiliki ciri khas yakni keberadaaan landa' atau lumbung padi yang menjadi warisan leluhur masyarakat setempat. Banyak landa' milik warga berusia puluhan tahun, dan tetap digunakan untuk menyimpan hasil panen.

1. Tradisi landa' tak lepas dari profesi mayoritas penduduk yakni bertani

Suasana Desa Pepandungan, salah satu Desa Wisata yang terletak di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. (Facebook.com/Muliati Cego)

Menurut entri laman JADESTA milik Kemenparekraf, tradisi landa' sendiri tak lepas dari profesi mayoritas penduduk Desa Pepandungan sebagai petani. Dan semuanya memiliki sawah sendiri, di mana sebagian hasil panen digunakan untuk mencukupi kebutuhan pangan keluarga.

Landa' di daerah tersebut sekilas terlihat seperti rumah panggung biasa. Tapi, jika dilihat dari jarak dekat, ukurannya lebih kecil dengan langit-langit yang lebih rendah. Selain itu, banyak warga juga memiliki landa' yang tak jauh dari rumah masing-masing.

Baca Juga: Pesona Dante Pine, Kawasan Alam yang Memikat di Enrekang

2. Landa' kini menggunakan atap seng alih-alih tetap alang-alang

Deretan bangunan lumbung padi (landa) yang merupakan warisan leluhur warga setempat di Desa Pepandungan, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, Jumat (28/4/2023). ANTARA FOTO/Arnas Padda/tom.

Landa' sendiri memiliki empat tiang penyangga dan dinding juga terbuat dari kayu pohon wanga. Tingginya mencapai dua meter dari permukaan tanah untuk menghindari padi atau gabah dimakan oleh tikus atau binatang lain.

Sekarang, atap landa' kini lebih banyak ditutupi dengan seng. Dulu, atap landa' juga seperti lumbung padi tradisional Nusantara pada umumnya yakni menggunakan alang-alang. Tapi kemudian diganti dengan dengan alasan mudah lapuk dan bocor.

Baca Juga: Masjid Tua Tondon, Situs Islam Bersejarah di Puncak Bukit Enrekang

Berita Terkini Lainnya