8 Destinasi Wisata Sejarah di Makassar, Gak Cuma Fort Rotterdam

Masih banyak tempat keren selain Fort Rotterdam, loh!

Sebagai salah satu pusat perdagangan sejak abad ke-16, Kota Makassar punya banyak tempat bersejarah. Semuanya menggambarkan perkembangan dari masa ke masa, dimulai dari era kolonial sampai pasca-kemerdekaan.

Nah, banyak dari jejak-jejak Makassar lama masih bisa kamu saksikan sampai sekarang lewat bangunan-bangunan bersejarah. Semua sayang banget dilewatkan bagi para pelancong, atau bahkan penduduk lokal yang hendak mengenal kotanya lebih jauh.

Dari sekian banyak situs dan bangunan kuno di seantero kota, IDN Times memilih 8 destinasi wisata sejarah di Makassar. Semua bisa dikunjungi kalau kamu pengen vakansi sekalian belajar sejarah lokal dan nasional. Yuk disimak!

1. Fort Rotterdam

8 Destinasi Wisata Sejarah di Makassar, Gak Cuma Fort RotterdamPemandangan bagian luar Fort Rotterdam di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, benteng yang pernah digunakan sebagai basis militer penting oleh Kerajaan Gowa-Tallo, VOC dan pemerintah kolonial Hindia-Belanda. (IDN Times/Achmad Hidayat Alsair)

Alamat : Jl. Ujung Pandang, Kel. Bulo Gading, Kec. Ujung Pandang

Ini dia salah satu landmark paling terkenal di Makassar. Letaknya juga dekat banget dari Pantai Losari, kurang dari 10 menit jalan kaki. Dibangun tahun 1545 oleh Sultan Gowa ke-8, Karaeng Tumapa'risi' Kallonna, benteng yang bernama awal Benteng Jum Pandang ini kemudian jatuh ke tangan VOC pada 1667 sebagai bagian dari Perjanjian Bongaya.

Memiliki luas 11.605,85 meter persegi, Fort Rotterdam menjadi pusat administrasi dan ekonomi Kompeni di daerah timur Hindia-Belanda. Gak lupa, beberapa ruangan dipakai untuk menahan tokoh perlawanan. Salah satunya yakni Pangeran Diponegoro.

Fort Rotterdam sempat tak terawat usai masa Perang Dunia II. Proyek revitalisasi dilakukan pada tahun 2010-2012, sehingga bisa jadi salah satu destinasi populer. Pengunjung bisa belajar sejarah Sulsel di Museum La Galigo yang berada dalam area benteng.

2. Makam Pangeran Diponegoro

8 Destinasi Wisata Sejarah di Makassar, Gak Cuma Fort RotterdamMakam Pangeran Diponegoro bersama sang istri, RA Ratu Ratna Ningsih, yang berada di Jalan Diponegoro, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. (IDN Times/Achmad Hidayat Alsair)

Alamat : Jl. Diponegoro, Kel. Melayu, Kec. Makassar

Sempat berada di Manado selama tiga tahun, Pangeran Diponegoro ternyata gak kerasan dengan cuaca dingin. Alhasil, figur sentral di Perang Jawa itu dipindahkan ke Makassar yang berada di pesisir. Ia kemudian menghabiskan 21 tahun sebagai orang tahanan di salah satu sel Fort Rotterdam.

Pangeran Diponegoro wafat tanggal 8 Januari 1855, sedangkan sang istri yang RA Ratu Ratna Ningsih mangkat pada 1865. Letak pusara keduanya gak berubah, seiring permintaan keturunan dan pengikut beliau yang memilih tetap tinggal di Makassar.

Kompleks Makam Pahlawan Nasional Pangeran Diponegoro berisi total 60 kuburan, dengan luas 550 meter persegi. Semuanya memiliki hubungan darah dengan sang pejuang atau pengikut setianya. Kalau ingin mendengar cerita kepahlawanan beliau, kamu bisa bertanya ke penjaga makam yang juga masih cicit dari Diponegoro.

3. Museum Kota Makassar

8 Destinasi Wisata Sejarah di Makassar, Gak Cuma Fort RotterdamPemandangan Museum Kota Makassar, salah satu tempat bersejarah di Makassar, dari luar halaman gedung. (IDN Times/Achmad Hidayat Alsair)

Alamat : Jl. Balaikota No. 11, Kel. Baru, Kec. Ujung Pandang

Selanjutnya ada Museum Kota Makassar. Selesai dibangun pada 1916, bangunan ini awalnya berfungsi sebagai kantor Wali Kota (Burgemeester) dan Dewan Kota (Stadsbestuur). Bernama asli Gedung Balai Kota (Raadhuis van de gemeente), gedung ini sempat jatuh ke tangan Jepang, Belanda kemudian Indonesia usai Konferensi Meja Bundar.

Sempat menjadi kantor Pemerintah Kota (Makassar) sejak dekade 1950-an, gedung Raadhuis dirasa gak cukup lagi menampung pegawai seiring perkembangan zaman. Karena itu, Pemkot pun pindah ke Kantor Gubernur lama di Jalan Ahmad Yani No. 2 pada tahun 2000.

Setelah itu, Raadhuis beralih fungsi sebagai museum berisi perkembangan Makassar dari masa ke masa. Mulai dari ketika masih menjadi bagian dari Kesultanan Gowa, dikuasai Hindia-Belanda, masuk pendudukan Dai Nippon hingga setelah kemerdekaan. Cocok banget buat kamu yang pengen mencari tahu Makassar lebih dalam.

4. Masjid Babul Firdaus

8 Destinasi Wisata Sejarah di Makassar, Gak Cuma Fort RotterdamSuasana bagian dalam Masjid Babul Firdaus, atau Masjid Gowa Jongaya di Kelurahan Jongaya, masjid tertua di Kota Makassar. (IDN Times/Abrurrahman)

Alamat : Jl. Kumala, Kel. Jongaya, Kec. Tamalate

Ini dia masjid tertua di Makassar. Masjid Babul Firdaus, atau Masjid Gowa Jongaya, didirikan oleh Sultan Gowa ke-34 yakni I Makkulau Daeng Serang Karaeng Lembangparang Sultan Husain pada tahun 1893. Pembangunannya bersamaan dengan pemindahan pusat Kesultanan Gowa dari Katangka ke Jongaya.

Masjid seluas 750 meter persegi ini sudah tiga kali mengalami renovasi. Pertama dilakukan pada 1952 atas inisiatif sang putra Sultan Husain sekaligus Raja Bone ke-32, Andi Mappanyukki Datu Suppa Sultan Ibrahim Mangkau ri Bone. Kedua di tahun 1977, dan ketiga yakni 2008 dengan dana swadaya masyarakat.

Meski sudah tiga kali renovasi, beberapa bagian masjid gak berubah loh. Masih sama seperti saat didirikan 128 tahun lalu. Antara lain bentuk kubah, mihrab serta menaranya yang legendari.

Baca Juga: Panduan Singkat Bagimu yang Baru Berkunjung ke Pantai Losari Makassar

5. Kompleks Makam Raja-Raja Tallo

8 Destinasi Wisata Sejarah di Makassar, Gak Cuma Fort RotterdamSalah satu makam di dalam Kompleks Pemakaman Raja-Raja Tallo yang berada di Kecamatan Tallo, Kota Makassar. (IDN Times/Aan Pranata)

Alamat : Jl. Sultan Abdullah Raya, Kel. Tallo, Kec. Tallo

Berada di dalam area Benteng Tallo yang tinggal puing-puing, Kompleks Makam Raja-Raja Tallo berjarak setengah jam perjalanan dari Pantai Losari, dan cuma sekitar 15 menit jalan kaki dari Pelabuhan Paotere.

Berada tepat di tepi hilir Sungai Tallo, kompleks makam ini diperkirakan sudah berdiri sejak abad ke-15, bersamaan dengan lahirnya Kerajaan Tallo. Terdapat total 93 makam, tapi cuma 21 pusara yang bisa diidentifikasi. Beberapa di antaranya yakni Raja Tallo ke-VII Sultan Mudafar, Raja Tallo ke-XI Sultan Abdul Kadir dan Ratu Tallo ke-XII Sultan Syaifuddin.

Pemugaran baru dilakukan sebanyak dua kali, yakni 1975 dan 1982, dengan gak mengubah bentuk aslinya. Suasana kompleks makam yang berada di utara Makassar ini terasa adem berkat kehadiran pepohonan rindang.

6. Gereja Katedral Makassar

8 Destinasi Wisata Sejarah di Makassar, Gak Cuma Fort RotterdamPemandangan Gereja Katedral Makassar, salah satu bangunan bersejarah di Kota Makassar yang diresmikan pada tahun 1898. (Wikimedia Commons/Torbenbrinker)

Alamat : Jl. Kajaolalido No. 14, Kel. Baru, Kec. Ujung Pandang

Gereja Hati Yesus Yang Mahakudus, nama resmi dari Gereja Katedral Makassar, adalah merupakan rumah ibadah umat Katolik tertua di wilayah Sulawesi Selatan dan Tenggara. Gereja ini sendiri dibangun seiring hadirnya pastor di Makassar untuk kali kedua setelah 225 tahun.

Berada tak jauh dari Lapangan Karebosi, Gereja Katedral Makassar dibangun pada 1895 usai dicetuskan Pastor Aselbergs SJ. Sebidang tanah di Komedielaan (nama lama Jalan Kajoalalido) dibeli berkat uang pinjaman dari suster-suster di Semarang. Gaya gotik dipilih agar sesuai dengan Eropa abad pertengahan.

Rampung pada 1900, bangunannya baru sekali direnovasi yakni di pada 1939 hingga 1941. Sedang menaranya berkali-kali diubah atas pertimbangan estetika. Sebelum pandemik, Gereja Katedral Makassar bisa menampung hingga 2.500 jemaat.

7. Monumen Mandala

8 Destinasi Wisata Sejarah di Makassar, Gak Cuma Fort RotterdamPemandangan bagian luar Monumen Mandala di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, monumen penanda operasi pembebasan Irian Barat (Operasi Trikora) pada 19 Desember 1961 sampai 15 Agustus 1962. (Ari Putra Anugrah for IDN Times)

Alamat : Jl. Jend. Sudirman, Kel. Sawerigading, Kec. Ujung Pandang

Monumen Mandala dibangun untuk memperingati Operasi Trikora (Tri Komando Rakyat), yakni upaya pemerintah Indonesia di bawah Soekarno untuk merebut Irian Barat dari Belanda. Berlangsung dari Januari 1961 sampai Agustus 1962, markas pusat operasi militer tersebut berada di Makassar.

Di area Monumen Mandala sebelumnya berdiri Markas Angkatan Laut Kerajaan Belanda (Hoofdkwartier van de Koninklijke Marine), gedung yang berfungsi sebagai markas komando Operasi Trikora. Sempat digunakan oleh TNI dan Polda, gedung lama AL Belanda dirobohkan pada 1993.

Di atasnya kemudian berdiri sebuah monumen setinggi 75 meter yang pembangunannya rampung pada Desember 1995. Karena bentuknya mirip banget, banyak orang bilang Monumen Mandala sebagai "Monas-nya Makassar." Apa kamu sepakat?

8. Klenteng Xian Ma

8 Destinasi Wisata Sejarah di Makassar, Gak Cuma Fort RotterdamSuasana bagian dalam Klenteng Xian Ma, klenteng yang diklaim tertua di Kota Makassar. (IDN Times/Achmad Hidayat Alsair)

Alamat : Jl. Sulawesi, Kel. Pattunuang, Kec. Makassar

Gak lengkap bicara tentang Makassar kalau belum membahas Klenteng Xian Ma atau Vihara Istana Naga Sakti. Banyak riwayat menyebut inilah rumah ibadah orang Tionghoa tertua di Makassar, sebab didirikan pada tahun 1864. Kalau dihitung-hitung, usianya sudah mencapai 157 tahun.

Diinisiasi oleh Kapitan (gelar pemimpin komunitas Tionghoa) bernama Lien Lu Chang, Klenteng Xian Ma dibangun untuk memuja Dewi Xian Ma sang penguasa laut. Statusnya pun istimewa lantaran punya patung dewa-dewi terlengkap. Semuanya berpadu serasi dengan arsitektur dan ornamen khas China, baik yang nampak di bagian luar dan dalam klenteng.

Nah, bangunan lima tingkat di Klenteng Xian Ma sendiri adalah hasil dari renovasi yang dilakukan antara tahun 2005 hingga 2008. Sebelum pandemik, tempat ini ramai dikunjungi terutama ketika Tahun Baru Imlek dan Cap Go Meh.

Itu tadi beberapa tempat bersejarah di Makassar yang jadi destinasi wisata. Apa kamu pernah datang ke salah satunya? Atau malah sudah semua?

Baca Juga: Melancong Tanpa Ribet, Ini 5 Destinasi Wisata Keren di Kota Makassar

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya