Menengok Keunikan Rusa Tutul di Kampus Unhas

Rusa tutul didatangkan Raffles ke Indonesia di abad ke-19

Makassar, IDN Times - Di era tahun 1960 hingga 1970-an, Makassar pernah memiliki kebun binatang, yang terletak di daerah Karuwisi, yang kini menjadi Jalan Urip Sumoharjo. Kebun binatang yang dikelola pemerintah kota Makassar akhirnya tutup karena kendala mahalnya biaya pemeliharaan satwa langka, seperti gajah, jerapah, dan harimau.

Sementara di beberapa daerah di Indonesia, seperti di Jakarta,  Bogor, Bandung, Surabaya, Bali, dan Banyuwangi, masih bisa dijumpai kebun binatang, yang dapat menjadi sarana edukasi, rekreasi dan pelestarian satwa langka.

Bagi warga Makassar dan sekitarnya, bertemu dengan satwa liar menjadi kesempatan yang sangat langka. Meski demikian, masih ada tempat yang bisa menjadi alternatif bagi warga Makassar untuk berjumpa satwa liar. Salah satunya  tempat penangkaran rusa tutul di dalam kampus Universitas Hasanuddin, di Kecamatan Tamalanrea. Lokasinya persis di depan gedung Sekolah Pascasarjana Unhas, banyak warga yang datang saat pagi dan sore, jalan-jalan sambil bersantai sambil memberi makan rusa tutul. 

Baca Juga: Unhas, Kampus Terbaik di Luar Jawa yang Diresmikan Bung Hatta

1. Bercengkerama dengan rusa tutul dari Istana Bogor

Menengok Keunikan Rusa Tutul di Kampus UnhasIDN Times/Abdurrahman

Rusa tutul ini bukanlah satwa endemik Sulawesi. Spesies yang memiliki nama Axis Axis berasal dari India dan Srilanka. Rusa ini didatangkan dari Istana Bogor pada 2012 lalu, yang dihibahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk Unhas dan Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan Islam Haji Kalla. 

Pengiriman 20-an ekor rusa tutul dengan kapal laut ini tidak lepas dari peran Wapres Jusuf Kalla (JK). Selain menjadi pemimpin di Kalla Group usai menjabat Wapres periode pertamanya, 2004-2009, JK juga merupakan Ketua Umum Ikatan Alumni Unhas. 

Rusa tutul sengaja dihibahkan untuk ditangkarkan di beberapa daerah, menurut bagian legal Kalla Group, Natsir, populasi rusa di kawasan Istana Bogor pada 2011 telah melebihi dari jumlah idealnya, yakni sebanyak 800 ekor. Idealnya di taman Istana Bogor hanya cukup untuk 400 ekor. 

2. Rusa tutul ini juga menjadi obyek penelitian mahasiswa Unhas

Menengok Keunikan Rusa Tutul di Kampus UnhasIDN Times/Abdurrahman

Selain menambah daya tarik kawasan kampus Unhas yang penuh dengan pepohonan trembesi, keberadaan rusa tutul ini juga menjadi bahan penelitian bagi sejumlah mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Unhas. 

Seperti yang diteliti mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Unhas, Zulfikar Basrul, yang mengidentifikasi endoparasit di saluran pernapasan rusa tutul di kampus Unhas, yang dijadikan sebagai bahan skripsinya.

Di sekitar pagar kandang rusa, terpampang pengumuman larangan memberi makan rusa, selama sebulan, dari 17 Juni sampai 17 Juli. Biasanya warga memberi makanan dedaunan dari pepohonan di sekitar penangkaran.

3. Rusa tutul di Istana Bogor sudah ada sejak abad ke-19

Menengok Keunikan Rusa Tutul di Kampus UnhasIDN Times/Abdurrahman

Rusa tutul yang identik dengan Kota Bogor, berbeda dengan spesies rusa asli Indonesia, seperti Rusa Bawean, Rusa Timor, atau Rusa Sambar. Rusa dari India yang memiliki bintik-bintik putih atau tutul ini didatangkan Thomas Stanford Raffles, saat menjabat Letnan Gubernur Kerajaan Inggris untuk wilayah Hindia Belanda, sekitar tahun 1814, yang menempati Istana Bogor. 

Setiap tahun jumlah rusa tutul di kampus Unhas makin bertambah. Beberapa ekor di antaranya juga ada yang mati. Puluhan rusa ini sebelumnya ditempatkan di taman dekat pintu 1 Unhas, tidak jauh dari kawasan danau. Kini, rusa-rusa tutul ini dipindahkan ke depan gedung Pascasarjana Unhas. Biaya penangkaran rusa ini ikut disponsori dari dana CSR salah satu bank BUMN. Beberapa jenis pakan yang biasa diberikan untuk rusa tersebut, seperti wortel dan kangkung. 

Baca Juga: Tim Unhas dan Ehime Jepang Teliti Likuefaksi di Palu dan Sigi

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya