12 Destinasi Wisata di Tanjung Bira, Primadona di Selatan Sulawesi

Menyambut kamu di Tanjung Bira, destinasi wisata utama yang tak boleh terlewatkan adalah Pantai Bira. Dengan pasir putih yang halus dan lebar pantai lebih dari 1 kilometer, Pantai Bira menjadikan liburanmu tak terlupakan. Terletak di sebelah timur Pantai Bara dan menghadap ke arah barat, pantai ini menawarkan keindahan yang memukau.

Air di Pantai Bira sangat jernih dan dangkal, mirip dengan kolam renang raksasa. Ini membuatnya menjadi tempat yang sempurna untuk bermain air dan berenang. Nikmati berbagai permainan rekreasi pantai seperti banana boat dan donat boat. Jika kamu suka olahraga, dataran luas Pantai Bira cocok untuk bermain voli pantai, sepak bola, atau futsal. Sementara itu, senja yang indah di Pantai Bira adalah momen yang sempurna untuk menghabiskan waktu bersama keluarga atau teman-teman, sambil menikmati keajaiban matahari tenggelam di laut.

Pantai Bara terletak di sebelah Pantai Bira. Meski bersebelahan, kedua pantai ini memiliki akses masuk berbeda. Namun, pada hakikatnya, Pantai Bara dan Pantai Bira adalah satu kesatuan yang menyambung, dengan Pantai Bara berada di ujung barat dan Pantai Bira di ujung timur. Keduanya menawarkan pesona pantai pasir putih dengan butiran halus, memiliki lebar pantai sekitar 50 meter dan panjang sekitar 1 kilometer.

Kelebihan Pantai Bara dibandingkan Pantai Bira adalah suasana yang lebih tenang dan tidak sebising Pantai Bira. Banyak para muda-mudi yang menyukai kemah di tepi pantai ini. Pantai Bara memiliki karakteristik yang serupa dengan Pantai Bira, dengan landai, air yang jernih, dan dangkal. Pantai Bara juga menjadi tempat yang sempurna untuk bermain air dan berenang. Kamu dapat menikmati berbagai permainan rekreasi pantai seperti banana boat dan donat boat. Dengan dataran yang luas, Pantai Bara cocok untuk bermain voli pantai, sepak bola, atau futsal, atau bahkan hanya untuk bersantai dan bermain pasir bersama keluarga atau teman-teman.

Pantai Panrang Luhu berada di pantai timur Tanjung Biru, tepatnya bersebelahan dengan Pelabuhan Bira. Lokasi ini belum terlalu populer di kalangan wisatawan, meski keindahannya tak kalah dengan Pantai Bira dan Pantai Bara. Daya tarik utamanya adalah pasir putih halus dan pantai landai seperti dua tetangganya.

Pantai Panrang Luhu membentang lurus dari utara ke selatan sepanjang sekitar 1,5 kilometer, menghadap ke arah timur. Di ujung utara Pantai Panrang Luhu terdapat galangan kapal Pinisi, sedangkan di ujung selatan terdapat Pelabuhan Bira. Pantai Panrang Luhu sejajar dengan Jalan Poros Pelabuhan Bira, berjarak hanya sekitar 100 meter.

Seiring dengan semakin banyaknya hotel dan penginapan di sepanjang Pantai Panrang Luhu, kegiatan wisata di kawasan ini semakin berkembang dan semakin tertata. Dibanding dengan Pantai Bira dan Pantai Bara, kelebihan Pantai Panrang Luhu adalah suasananya yang masih alami dan banyak ditumbuhi pohon kelapa. Menjadikannya cocok sebagai tempat camping.

Terletak sekitar 3,5 kilometer dari Pantai Bira dan Pantai Bara, pulau Liukang Lohe dapat dicapai dengan menaiki perahu dari kedua pantai tersebut dalam waktu sekitar 20 menit. Pulau Liukang Loe adalah surga karang yang memiliki luas kurang dari 6 kilometer persegi. Di sini, terdapat dua pantai indah, yakni pantai di bagian utara dan pantai di bagian selatan. 

Di pantai utara Pulau Liukang Loe, terdapat fasilitas penginapan dan restoran yang memanjakan pengunjungnya. Menginap di pulau ini akan memberikan sensasi seolah berada di pulau pribadi. Dengan jumlah penduduk dan wisatawan yang sedikit, Pulau Liukang Loe memberikan suasana yang tenang dan minim aktivitas ekonomi.

Menjelajahi dua kampung yang ada di Pulau Liukang Loe, seperti berjalan atau jogging di sepanjangnya, juga merupakan pengalaman wisata yang menarik. Di Tabuntuleng di pantai utara dan Pasilohe di pantai selatan, kamu akan menemukan rumah adat yang eksotis yang masih terjaga keasliannya.

Perairan dangkal di sekitar Pulau Liukang Loe menjadi tempat yang sempurna untuk snorkeling dan menyelam. Keindahan bawah lautnya begitu menakjubkan. Selain itu, pulau ini juga memiliki penangkaran penyu yang dapat dikunjungi. Di sana, wisatawan dapat berfoto dan bahkan berenang bersama penyu yang menggemaskan.

Pulau Kambing adalah sebuah permata karang yang jarang dikunjungi. Dengan jarak sekitar 8 kilometer dari Pantai Bira dan Pantai Bara, pulau ini dapat dicapai melalui perjalanan menakjubkan dengan perahu dari kedua pantai tersebut, dengan waktu tempuh sekitar 45 menit.

Meski jarang dikunjungi, keindahan yang ditawarkan oleh Pulau Kambing tidak bisa diabaikan. Pulau karang ini menyimpan keajaiban alam bawah laut yang luar biasa. Perairan dangkal, air laut yang jernih, terumbu karang yang indah, dan ragam ikan berwarna-warni menjadikan Pulau Kambing sebagai surga bagi para penyelam dan pecinta snorkeling.

Menyelam ke dalam kedalaman Pulau Kambing adalah pengalaman yang tak terlupakan. Di bawah permukaan air, kamu akan memasuki dunia yang penuh dengan kehidupan laut yang menakjubkan. Terumbu karang yang indah menjadi rumah bagi berbagai jenis ikan tropis. Kekayaan alam bawah laut Pulau Kambing memikat para pengunjung dengan keindahannya yang tak tergantikan.

Tanjung Bira merupakan pusat utama pembuatan kapal Pinisi. Salah satu lokasi pembuatan kapal Pinisi terletak di Pantai Panrang Luhu, Desa Bira. Selain itu, pembuatan kapal Pinisi juga dilakukan di Kelurahan Tanah Beru dan Kelurahan Tanah Lemo.

Di Desa Bira, biasanya dibuat kapal Pinisi berukuran besar yang sering digunakan sebagai kapal wisata. Sementara itu, di Kelurahan Tanah Beru dan Tanah Lemo, variasi kapal Pinisi berkisar dari yang kecil hingga besar, digunakan sebagai kapal wisata maupun kapal dagang.

Proses pembuatan kapal Pinisi di Tanjung Bira masih mengandalkan teknik tradisional. Tidak ada gambar rancangan yang digunakan, dan peralatan yang digunakan pun sederhana. Para pembuat kapal Pinisi adalah warga Desa Bira dan sekitarnya yang telah mewarisi keterampilan ini secara turun temurun.

Pembuatan kapal Pinisi di Tanjung Bira dilakukan di tepi pantai, dengan haluan kapal menghadap ke laut. Ketika kapal Pinisi selesai dibuat, ratusan orang akan menarik kapal tersebut menuju laut. Proses pembuatan kapal Pinisi dan acara pelepasan kapal ke laut ini menjadi daya tarik wisata yang menarik untuk disaksikan.

Titik Nol Sulawesi adalah destinasi wisata baru di Tanjung Bira, yang lokasinya berdekatan dengan Teras Bira dan Jembatan Kaca. Titik Nol Sulawesi terletak di titik ujung paling selatan semenanjung Tanjung Bira.

Titik Nol Sulawesi ditandai dengan Tugu Titik Nol Sulawesi yang berbentuk Perahu Pinisi, dengan logo Pemerintah Kabupaten Bulukumba dan logo pariwisata Bulukumba di kedua sisinya.

Tugu Titik Nol Sulawesi ini dikelilingi taman yang rimbun. Di lokasi ini sangat cocok untuk menikmati keindahan matahari terbit dan matahari terbenam di lautan lepas, karena posisinya yang berada di ujung semenanjung.

Jembatan Kaca juga destinasi wisata baru di Tanjung Bira. Kawasan ini dikembangkan bersamaan dengan Teras Bira dan Titik Nol Bulukumba. Jembatan kaca sepanjang 20 meter yang menghubungkan anjungan di darat dan anjungan di atas laut menjadi daya tarik utama lokasi ini.

Jembatan Kaca yang menjadi ikon lokasi ini menjadi spot foto utama bagi pengunjung. Pengunjung juga akan merasakan sensasi berjalan di atas laut. Pengunjung tidak perlu khawatir untuk berjalan di atas kaca, karena kaca yang diinjak mempunyai ketebalan yang cukup untuk menahan beban yang berat.

Untuk menuju jembatan kaca, pengunjung harus menuruni 77 anak tangga yang terbuat dari kayu. Waktu terbaik untuk mengunjungi jembatan kaca adalah di pagi hari dan sore hari. Dengan lokasinya yang menghadap laut ke arah barat, Jembatan Kaca sangat cocok sebagai tempat untuk menikmati keindahan matahari terbenam di laut.

Teras Tanjung Bira adalah destinasi wisata terbaru yang menawarkan pengalaman unik di Tanjung Bira. Lokasinya berdekatan dengan Titik Nol Bulukumba dan Jembatan Kaca. Teras Bira merupakan sebuah plaza yang membentang di atas tebing karang di tepi pantai, dengan panjang sekitar 500 meter.

Di Teras Tanjung Bira, pengunjung dapat menikmati fasilitas terbuka untuk berolahraga, seperti jogging track, arena skateboard, serta bangku-bangku yang disediakan untuk bersantai. Salah satu daya tariknya adalah sebuah monument futuristik yang terbuat dari stainless steel, yang menggambarkan layar perahu. Teras Bira juga dilengkapi dengan jalan aspal yang lebar dan pencahayaan yang memadai, sehingga memungkinkan pengunjung untuk menikmati kegiatan di malam hari.

Dengan posisi yang menghadap ke arah timur, Teras Bira menjadi tempat yang ideal untuk menikmati keindahan matahari terbit di atas lautan yang luas. Namun, tak hanya itu, waktu terbaik untuk mengunjungi Teras Bira adalah di sore hari, ketika matahari mulai meredup dan suasana semakin tenang.

Saksikan keindahan lanska Tanjung Bira dengan mengunjungi Puncak Pua Janggo, titik tertinggi di daerah ini. Terletak di tengah-tengah dataran Bira, Puncak Pua Janggo menawarkan pemandangan yang luar biasa dari dataran luas Bira dan lautan yang mengelilinginya. Dari puncak ini, kamu dapat mengamati gradasi warna laut yang memukau, mulai dari biru muda hingga biru tua.

Pua Janggo sendiri adalah seorang ulama terkemuka yang menyebarkan agama Islam di daerah Bira pada masa lalu. Di kawasan Puncak Pua Janggo, terdapat pusara yang memperingati jasanya. Pusara ini dibangun dengan rumah kayu yang khas, berwarna kuning yang cerah.

Untuk mencapai Puncak Pua Janggo, ikuti jalan masuk sekitar 200 meter ke arah utara dari pelabuhan Bira. Kamu akan melihat papan penunjuk jalan yang akan memandumu ke arah yang tepat. Meskipun jalannya cukup kecil dan menanjak, perjuangan untuk mencapai puncak akan terbayar dengan pemandangan yang menakjubkan.

Pembuatan tenun merupakan salah satu atraksi wisata di Desa Bira, termasuk di Pulau Liukang Loe. Pembuatan tenun banyak dilakukan oleh wanita Bira di bawah rumah panggung mereka. Tenun yang mereka hasilkan digunakan untuk upacara adat, untuk ke pesta, atau pun untuk pakaian sehari-hari.

Keterampilan membuat tenun perlu dilestarikan, mengingat pada saat ini semakin sedikit wanita Bira yang pandai menenun, khususnya pada generasi mudanya. Salah satu upaya untuk melestarikan pembuatan tenun adalah dengan menjadikan pembuatan tenun sebagai atraksi wisata. Selain itu, penggunaan tenun perlu direvitalisasi dengan desain-desain yang menarik, sehingga lebih luas penggunaannya di masyarakat.

Rumah adat Sulawesi Selatan yang berupa rumah panggung merupakan objek wisata yang menarik. Sepanjang perjalanan dari Makassar menuju Tanjung Bira banyak terlihat rumah adat di sisi jalan, meskipun keberadaannya semakin tergeser oleh rumah tembok. Demikian pula kondisinya di Tanjung Bira, termasuk di Pulau Liukang Loe.

Deretan rumah panggung menggambarkan keluhuran budaya dan tradisi masa lalu yang terus berkesinambungan hingga saat ini. Keberadaan rumah panggung mesti terus dipertahankan, salah satunya adalah dengan menjadikan rumah adat sebagai objek wisata. Rumah adat mesti dipercantik, agar dapat menarik wisatawan untuk berkunjung dan dapat menjadi alternatif untuk menginap.

Itu tadi deretan destinasi wisata di Tanjung Bira yang wajib masuk check list jika kamu berkunjung ke sana. Semoga bermanfaat, ya!