TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kenali 7 Jenis Klasifikasi Hoaks, Konten Satire Termasuk! 

Hoaks bisa jadi salah satu bentuk disinformasi 

unsplash.com/Jorge Franganillo

Kemajuan teknologi yang semakin canggih saat ini memiliki dampak positif, karena memungkinkan siapa saja untuk dapat mengakses informasi secara cepat dan mudah. Cukup dengan mengklik layar gadget, semua informasi dapat diakse, baik informasi berita harian, olahraga, bahkan informasi seputar kehidupan public figure.

Namun di sisi lain, kemudahan akses ini juga terkadang dapat menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat. Salah satunya adalah penyebaran konten-konten yang tidak benar, atau yang lebih dikenal dengan istilah hoaks. Nah, informasi tidak benar atau hoaks dapat dikelompokkan kedalam tujuh kategori. Berikut uraiannya.

Baca Juga: Mafindo Ungkap Ada Hoaks soal Pemilu di Aplikasi Belanja Online

1. Satire atau parodi

id.pinterest.com/Daniel

Berita satire adalah parodi yang disajikan dalam format yang mirip dengan situs berita yang sesungguhnya. Beberapa situs berita satire mengomentari kejadian nyata dengan sindiran, bahkan ada juga yang mengarang berita yang benar-benar fiktif. Konten jenis ini biasanya tidak memiliki potensi bahaya atau kandungan niat jahat, namun tetap dapat mengecoh pembaca.

Satire biasanya dibuat untuk menyindir pihak tertentu, baik personal maupun kelompok. Kontennya biasa mengandung unsur parodi, ironi, bahkan sarkasme. Sebenernya satire bukanlah termasuk konten yang membahayakan, namun masih ada masih banyak masyarakat yang menanggapinya dengan serius dan menganggapnya sebagai kebenaran.

2. Koneksi yang salah

unsplash.com/Roman Kraft

Suatu informasi atau berita bisa dikatakan false connection atau koneksi yang salah apabila diantara judul dengan isi konten tidak memiliki keterkaitan atau hubungan satu sama lain. Biasanya judul beritanya dibuat provokatif, namun isi beritanya tidak menjelaskan apapun dari judul yang ada.

Selain itu, biasanya didalam isi berita tersebut juga ditampilkan ilustrasi atau gambar yang dinilai mendukung terhadap judul yang dibuat, agar berita tersebut dianggap benar-benar terjadi.

3. Konten menyesatkan

unsplash.com/Brett Jordan

Konten jenis ini adalah konten yang sengaja dibuat untuk menggiring opini pembaca mengenai suatu isu atau seseorang. Opini yang dibangun bisa membingkai isu atau seseorang tersebut menjai baik atau buruk sesuai dengan keinginan pembuat berita.

4. Konteks keliru

unsplash.com/Markus Winkler

False Context adalah suatu konten yang disajikan dengan narasi dan konteks yang salah. Konten jenis ini biasanya mengandung pernyataan, foto atau video tentang peristiwa disuatu tempat, namun secara konteks tidak ada hubungannya dengan fakta yang ada.

5. Konten tiruan

unsplash.com/Sander Sammy

Imposter content dapat terjadi apabila terdapat informasi yang mencatut pernyataan yang dibuat oleh seorang tokoh yang terkenal dan meiliki pengaruh. Bisa juga dengan membuat suatu konten tiruan untuk mendompleng ketenaran suatu tokoh atau lembaga.

6. Konten manipulasi

unsplash.com/Z

Konten manipulasi biasanya berupa hasil editan dari informasi yang pernah diterbitkan oleh media-media kredibel. Tujuan konten ini adalah untuk mengecoh atau menipu pembaca dan merusak pamor seseorang atau lembaga.

Baca Juga: 5 Hiburan Anak Muda sebelum Era Internet, Pernah Mencoba?

Writer

Rifqi Fadhillah

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya