Pembuat Video Pendek di YouTube Dibayar Rp140 Juta per Bulan

YouTube Shorts diharapkan bisa menyaingi TikTok

Makassar, IDN Times - YouTube bakal membayar pembuat konten di platform itu hingga 10 ribu dolar AS atau Rp140 juta per bulan, untuk membuat video populer di YouTube Shorts. 

Youtube yang berusaha menyaingi pesaingnya, TikTok, berencana membayar 100 juta dolar AS sepanjang tahun depan, dengan pembayaran pertama dicairkan bulan ini.

Baca Juga: 13 Rekomendasi Channel YouTube Relaxing Vlog, Usir Stres Saat PPKM!

1. Pembayaran hanya untuk video asli YouTube Shorts

Pembuat Video Pendek di YouTube Dibayar Rp140 Juta per BulanIlustrasi dolar AS ( ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Berbeda dengan konten umum, bayaran untuk video YouTube Shorts akan tergantung berapa banyak yang menontonnnya setiap bulan. Pembayaran juga tergantung lokasi masing-masing penonton.

YouTube mengharuskan video yang diunggah sebagai konten asli. Artinya, konten unggahan ulang dari platform lain, seperti TikTok, Snapchat, atau Reels, tidak akan dibayar.

Untuk masa awal, pembayaran untuk video YouTube Shorts hanya akan tersedia di sepuluh negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, India, dan Brasil. Tapi tidak menutup kemungkinan daftarnya akan meluas di masa depan.

2. Video tidak dibayar berdasarkan iklan

Pembuat Video Pendek di YouTube Dibayar Rp140 Juta per BulanIlustrasi YouTube (Tangkapan layar Youtube)

Secara tradisional, konten di YouTube dibayar berdasarkan iklan yang ditayangkan di awal. Namun pada Shorts, pembayarannya berbeda. Tidak ada iklan pada video pendek, sehingga YouTube mempertimbangkan pembayaran alternatif sebagai bentuk penghargaan kepada kreator.

Shorts Fund pada akhirnya akan diganti dengan “program monetisasi jangka panjang yang dapat diskalakan,” kata Neal Mohan, chief product officer YouTube, dikutip dari The Verge.

“Pada dasarnya Anda mengonsumsi video pendek, jadi modelnya harus bekerja secara berbeda,” kata Mohan.

3. YouTube tetap mendukung pembuat video panjang

Pembuat Video Pendek di YouTube Dibayar Rp140 Juta per BulanPixabay.com/stocksnap

Skema pembayaran yang diterapkan pada YouTube Shorts kini jadi semakin umum. TikTok dan Snapchat membayar pembuat konten berdasarkan popularitas video mereka, bukan berdasarkan iklan. Hasilnya berpotensi menguntungkan bagi pembuat konten, meskipun jumlah penghasilan yang dapat diperoleh pembuat konten pada bulan tertentu kurang transparan.

Mohan menunjukkan bahwa YouTube tidak akan mengharuskan pembuat konten menggunakan Shorts untuk meningkatkan keterlibatan mereka secara keseluruhan di platform.

“Tujuan kami di sana adalah untuk memberikan suara kepada setiap kreator,” kata Mohan.

“Jika pembuat konten ingin melakukannya melalui film dokumenter berdurasi dua jam tentang topik tertentu yang mereka sukai, maka YouTube harus menjadi tempatnya. Jika mereka ingin melakukannya melalui Short 15 detik, yang menggabungkan hit favorit mereka dari artis musik favorit mereka, mereka seharusnya bisa melakukannya.”

Baca Juga: Cocok Banget untuk Anak, 7 Fakta tentang YouTube Kids

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya