Kilas Balik Kiprah PSM Makassar Sepanjang Helatan AFC Cup 2019

Kembalinya PSM ke panggung level Asia Tenggara itu diawali dengan lawatan ke Stadion Jalan Besar Singapura, markas tim papan atas Singapore Premier League, yakni Home United. Perkiraan banyak pihak media terbukti, "si anak baru" tak mengalami demam panggung. Meski The Protectors banyak mencuri peluang dari kelengahan sektor belakang, M Rahmat dan Zulham Zamrun konstan memberi ujian dari sisi sayap sebagai balasan.

Meski lapangan rumput sintetis membuat pergerakan bola lebih liar, trio gelandang PSM masih sanggup menguasai lapangan tengah, mengimbangi Hami Syahin - Izzdin Shafiq milik Home United. Eero Markkanen sempat membuka keunggulan PSM di menit ke-26, salam perkenalan si striker jangkung dengan sengitnya persaingan Asia. Sayang, gol indah Hami Syahin dari luar kotak penalti (63') membuat poin penuh lepas dari jangkauan.

Partai kedua penyisihan grup ini terselip di sela agenda turnamen pra-musim Piala Presiden. Namun AFC Cup-lah yang jadi prioritas utama. Alhasil Darije Kalezic turunkan tim lapis kedua --berisi mayoritas pemain cadangan-- di Stadion Moch Soebroto Magelang, saat skuad utama dikirim ke Bogor untuk menerima kunjungan Lao Toyota. Hasil yang diperoleh dua kesebelasan saling bertolak belakang.

Saat Persipura menekuk "PSM B" dengan skor tipis 1-0, "PSM A" justru menggila dengan gelontoran tujuh gol ke gawang tamu asal Laos. Dua legiun asing andalan, Eero Markkanen dan Wiljan Pluim masing-masing menyumbang brace. Sementara tiga sisanya dibagi rata oleh Zulham Zamrun, Ferdinand Sinaga dan Marc Klok. Namun, lini belakang jadi sorotan. Kazuo Honma cs membalas tiga gol, di mana semuanya tercipta dari kesalahan tak perlu.

Ujian baru benar-benar datang tatkala Juku Eja menerima lawatan juara Piala Filipina, Kaya FC-Iloilo, di gameweek ketiga. Posession ball memang milik PSM sepenuhnya, namun lain cerita dengan tembok belakang. The Mighty Kaya dengan leluasa silih-berganti mengirim ancaman lewat Jordan Mintah, Connor Tacagni dan Darryl Roberts. Beruntung masih ada Rivky Mokodompit unjuk kebolehan di bawah mistar gawang.

Sempat unggul lewat penalti Eero Markkanen pada menit ke-56, poin penuh harus direlakan menguap tepat di penghujung waktu normal. Bola sundulan Marwin Angeles, usai menerima tendangan bebas Jovin Bedic, bersarang dengan mulus. Si gelandang dengan cerdik lolos dari jebakan offside untuk berhadapan satu lawan satu dengan Rivky. Kritik pada penampilan bek tengah Aaron Evans kian getol dilancarkan.

Dalam lawatan PSM ke Panaad Stadium Bacolod, markas Kaya FC-Iloilo, coach Kalezic memboyong Munhar ketimbang Aaron Evans. Agaknya ia sadar jika evaluasi memang dibutuhkan pasca pertemuan pertama di Pakansari. Bek veteran yang sudah kenyang asam-garam bal-balan nasional itu rupanya tampil apik. Jordan Mintah ditempel habis, Darryl Roberts terkurung pemain berkaus merah.

Langsung memimpin dua gol di paruh pertama lewat Rizky Pellu (21') dan Eero Markkanen (24'), suasana berubah tegang kala Abdul Rahman diganjar kartu kuning kedua. Laga langsung berubah keras menjurus kasar. Puncaknya terjadi tiga menit sebelum waktu normal rampung. Jalsor Soriano menyepak perut Marc Klok, bukannya bola. Tanpa pikir panjang, ia langsung diusir wasit Mongkolchoi Pechsri.

Dalam duel 10 lawan 10, tuan rumah hanya sanggup perkecil kedudukan via eksekusi duabelas pas Jovin Bedic pada injury time.

Laga paling dramatis di babak penyisihan Grup H AFC Cup 2019. PSM butuh poin penuh saat menjamu anak asuh Saswadimata Dasuki demi amankan satu tiket ke fase semi final Zona ASEAN. Sementara sang tamu, yang waktu itu menempel ketat dari posisi kedua, hendak lengserkan Pasukan Ramang dari peringkat pertama. Ya, duel ini ibarat hidup-mati bagi masing-masing kubu.

Kompak turun dengan kekuatan penuh, 500 lebih suporter di Pakansari sempat cemas kala Home United memimpin dua gol di babak kedua. Namun mentalitas comeback, salah satu senjata PSM selama arungi Liga 1, kembali seruak. Marc Klok jadi pahlawan lewat eksekusi penalti (60') plus gol voli indahnya dari luar kotak penalti saat laga berusia 78 menit.

Home United benar-benar tertunduk lesu usai Guy Junior perbesar keunggulan PSM di menit ke-86. Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Kaya FC mengambil alih pos runner-up setelah melibas Lao Toyota 5-1 di hari yang sama.

Datang ke Vientiane, ibu kota Laos, coach Kalezic memilih mengistirahatkan sebagian besar pilar utama. Para pemain cadangan pun diberi kesempatan cicipi helatan tingkat Asia. Tak ada trisula andalan, Saldi - Guy Junior - Bayu Gatra dapat giliran unjuk kebolehan.

Dengan status juru kunci Grup H, armada milik Jun Fukuda kian tenggelam lantaran dihajar tiga gol tanpa balas meski berlaga di New Laos National Stadium. Berturut-turut Rasyid Bakri (43'), Guy Junior (74') dan Saldi (86') menyumbang angka di papan skor. Bayu Gatra jadi pemain bintang di Vientiane malam itu berkat sepasang asis dan gerakan eksplosifnya di sisi kanan lapangan.

Bukan malam milik PSM. Persiapan matang berujung pada hasil minor. Melawat ke Go Dau Stadium, Thu Dau Mot, markas Becamex Binh Duong si runner-up Grup G, Kalezic membawa kekuatan penuh mulai dari belakang hingga depan. Bedanya, tak ada nama Eero dalam daftar starter. Guy Junior justru didapuk sebagai juru gedor.

Sayang, strategi tersebut berjalan kurang maksimal. Kendati lini tengah kawalan kuartet Pellu - Klok - Bakri - Pluim solid sepanjang 90 menit, masalah terbesar ada pada bagian penyerangan. Setiap upaya penetrasi M Rahmat berhasil dipatahkan, sedang Guy nyaris tak pernah peroleh ruang tembak.

Masuknya Zulham Zamrun, Ferdinand Sinaga dan Eero mulai pertengahan babak kedua terlambat dongkrak agresifitas. Binh Duong justru manfaatkan lengahnya bek-bek tamu. Sundulan Nguyen Tien Linh di menit 80, menyambut bola lambung kiriman Le Tan Tai, berujung gol semata wayang tuan rumah.

Pasca hasil negatif dari lawatan ke Negeri Paman Ho, PSM usung misi comeback saat kebagian giliran menjamu Nguyen Anh Duc beserta kolega di Stadion Pakansari. Dari jauh-jauh hari, Kalezic sudah tegaskan Eero langsung bermain sejak menit pertama sebagai evaluasi kinerja sektor depan.

Misi menang minimal dua gol tanpa kebobolan agaknya membuat PSM justru bemain gugup sepanjang babak pertama. Umpan-umpan kiriman kurang akurat, sementara striker milik Timnas Finlandia dikurung pemain berbaju biru. Binh Duong malah sukses perlebar jarak agregat lewat sundulan Wander Luiz sebelum turun minum.

Situasi baru berubah di paruh kedua. Zulham Zamrun dan Guy Junior suntikkan tambahan tenaga. Lini depan lebih hidup. Dua gol balasan datang dari sundulan bunuh diri Ho Tan Tai (75') dan sepakan first time Aaron Evans (87'). Sayang, gol ketiga pembalik keadaan tak kunjung hadir hingga peluit panjang ditiup.

Jalan yang diretas PSM sejak pekan pertama memang berakhir anti-klimaks. Namun ambisi catatkan tinta emas di kompetisi Asia hanya tertunda setidaknya satu musim lagi. Jangan patah arang!