Liga 1 di Mata Anco Jansen: Heran Kualitas Wasit, Kagum pada Suporter

Sempat merasa kaget dengan jomplangnya perbedaan fasilitas

Makassar, IDN Times - Anco Jansen sudah empat bulan berada di Indonesia, bermain untuk PSM Makassar. Hingga pekan sembilan BRI Liga 1 2021/22, striker 32 tahun itu sudah mengemas 3 gol dari 8 penampilan. Terbilang sedikit untuk seorang legiun asing dengan ekspektasi tinggi. Meski begitu, coach Milomir Seslija sudah berulang kali pasang badan demi anak asuhya, termasuk Anco. Milo menyebut si plontos bukan satu-satunya "mesin" yang harus bekerja di sektor depan.

Nyaris setengah tahun berada di Indonesia, Anco ternyata cukup kaget dengan kultur sepak bola nasional. Tapi pelan-pelan, ia mulai terbiasa dengan fasilitas seadanya dan kinerja wasit yang kerap mengundang tanda tanya.

Keputusan merantau keluar dari Belanda ternyata dipengaruhi oleh Wiljan Pluim, sesama Dutchman sekaligus kapten tim Juku Eja. Sama-sama "akamsi" Kota Zwolle, Anco dan Pluim sudah saling kenal sejak kecil. Mereka pun sempat bermain di Roda JC Kerkrade meski cuma beberapa bulan. Pluim turut berperan besar membantunya beradaptasi.

"Dia (Pluim) mengatakan kepada saya bahwa kehidupan, iklim, dan gaji di Indonesia itu bagus," kata Anco saat bercerita pada situs Voetbal International, 24 Oktober 2021. "Saya juga tak ingin sebatang kara di Indonesia, setidaknya anak dan istri kami bisa saling mengakrabkan diri," lanjutnya.

1. Keputusan Anco Jansen merantau ke Indonesia rupanya berkat rayuan Wiljan Pluim

Liga 1 di Mata Anco Jansen: Heran Kualitas Wasit, Kagum pada SuporterPemain anyar PSM Makassar, Anco Jansen, saat masih bermain untuk NAC Breda di Eerste Divisie musim 2020/21. (Instagram.com/ancojansen50)

Beberapa pekan setelah kontraknya bersama NAC Breda habis, Anco bulat meninggalkan Belanda dan bertualang ke Indonesia. Menempuh 18 jam penerbangan rute Amsterdam-Doha-Jakarta, ia langsung terkejut dengan cuaca khas negara tropis.

"Begitu keluar dari pintu pesawat, saya langsung berkata dalam hati: 'Sial! Di sini panas sekali!' Setelah  selesai masa karantina di Jakarta, saya pun melanjutkan perjalanan ke Makassar di Pulau Sulawesi," tutur Anco.

Ia menyebut bahwa cuaca ibu kota Sulawesi Selatan itu lebih hangat dari Jakarta, dan punya kelembaban tinggi. Tak heran, Anco mengaku amat kepayahan saat awal-awal berlatih dengan skuad PSM di Bosowa Sport Center.

"Pada sesi-sesi latihan awal, saya tak bisa jauh dari kantong es pendingin. Saya menggunakannya tiap 10 menit. Meski sudah mulai terbiasa, tetap saja saya merasa terengah-engah dan lelah luar biasa di beberapa kesempatan," kata Anco.

2. Di awal-awal latihan bersama PSM, Anco mengaku kaget dengan fasilitas di Makassar

Liga 1 di Mata Anco Jansen: Heran Kualitas Wasit, Kagum pada SuporterPemain anyar PSM Makassar, Anco Jansen, dalam sesi latihan di Lapangan Bosowa Sport Center pada Kamis 17 Juni 2021. (Dok. MO PSM Makassar)

Satu dekade lebih mondar-mandir di sejumlah klub Belanda, Anco mengaku terbiasa dengan fasilitas klub yang lengkap. Karena itu, ia sempat kaget dengan kondisi "seadanya" di Makassar.

"Saat sesi latihan pertama, saya menyaksikan fasilitas klub untuk pertama kalinya. Saya kaget bukan main. Misalnya, kami tidak punya ruang ganti di lapangan latihan kami. Kami terpaksa ganti pakaian di dalam mobil," ucapnya. Lebih jauh, tak ada juga meja pijat dan kamar mandi untuk dipakai para pemain selepas latihan.

Selain itu, tak ada kemewahan ala Eropa lain yang Anco rasakan di sini. Segala fitur untuk memanjakan pemain berganti dalam sekejap. Kendati demikian, ia belajar untuk menerima pebedaan bak bumi-langit antara negeri asalnya dan Indonesia.

"Saya segera sadar bahwa lebih baik tidak membandingkan (fasilitas klub, red.) dengan Belanda. Kini, saya bisa melihat letak pesonanya," sambung Anco.

3. Selain menyebut pemain lokal rentan cedera, Anco kaget dengan kualitas wasit di lapangan

Liga 1 di Mata Anco Jansen: Heran Kualitas Wasit, Kagum pada SuporterPesepakbola PSM Makasar Anco Jansen (kanan) dihadang pesepakbola Persebaya Surabaya Arif Satria (kiri) saat berlaga pada lanjutan BRI Liga 1 antara PSM Makasar melawan Persebaya Surabaya di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (18/9/2021). (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Sembilan pekan arungi kompetisi, Anco juga melihat jomplangnya kualitas pemain lokal serta standar wasit yang bertugas. Untuk para atlet bal-balan dalam negeri, ia menyebut mereka amat rentan cedera.

"Ketika tim sedang unggul, para pemain bisa jatuh tergeletak di lapangan sebanyak 25 kali. Kira-kira, setiap menit ada satu (pemain, red.). Lalu saya melihat masseur (tukang pijat) datang dengan tandu ke lapangan. Selalu seperti itu," ungkapnya.

Menyoal korps pengadil, Anco mengaku sebagai pemain yang vokal di lapangan saat bermain di Eredivisie dan Eerste Divisie. Tapi, kualitas wasit di Indonesia membuat dahinya sampai mengerut akibat rasa heran.

"Suatu hari saya bertanding di kompetisi yang kami ikuti, di mana wasit meniup karena offside. Si pemain sebenarnya berada empat setengah meter sebelum baris terakhir, tapi asisten wasit malah sudah mengibarkan benderanya" kata Anco.

"Lewat televisi saya juga menyaksikan sebuah pertandingan, di mana pelanggaran dilakukan dalam kotak penalti. Tapi wasit malah memberi tendangan bebas di luar kotak tanpa ragu," lanjutnya.

Sejauh ini, Anco sudah mengantongi 3 kartu kuning dan baru saja jalani sanksi satu laga akibat akumulasi. Tapi, ia menjelaskan bahwa "ketegasan" wasit Indonesia membuatnya harus hati-hati bertingkah dalam lapangan.

"Jika Anda buang amgin di sini, terkadang langsung dapat kartu kuning. Saya khawatir bakal ada beberapa hukuman menyusul," seloroh ayah dari satu putri itu.

Baca Juga: Wiljan Pluim-Anco Jansen, Duet Maut Belanda di PSM Makassar

4. Dengan segala keterbatasan, Anco mengaku mulai kerasan di Indonesia

Liga 1 di Mata Anco Jansen: Heran Kualitas Wasit, Kagum pada SuporterStriker PSM Makassar Anco Jansen (kiri) merayakan gol bersama Wiljan Pluim (kanan) dalam laga pekan keempat BRI Liga 1 2021/22 di Stadion Wibawa Mukti Cikarang, 23 September 2021. (Instagram.com/psm_makassar)

Meski serba terbatas, Anco Jansen mulai merasa kerasan. Pemandangan hamparan pantai di Bali membuatnya terpesona. Sebulan di Makassar, ia bahkan menginjakkan kaki di Pulau Samalona bersama Pluim. Lebih jauh, warga Makassar diakuinya amat tergila-gila dengan sepak bola.

"Karena virus corona, pada awalnya suporter dilarang menonton latihan kami. Tapi mereka semua tetap datang sambil melakukan sesuatu yang kreatif (menyanyikan yel-yel dan membakar flare di tepi Tol Ir. Sutami, red.). Saya juga melihat orang-orang duduk di pohon dan dinding pembatas," ungkapnya.

Semua kian sempurna setelah sang istri, Laura Steinebach, kini berada di Pulau Dewata menyusul suami tercinta. Dengan masa kontrak cuma satu tahun, Anco enggan memikirkan ke mana roda nasib membawanya setelah ini. Ia cuma ingin fokus dulu ke PSM.

"Saya akan bermain di Indonesia selama setahun, lalu saya bakal lihat apa yang akan terjadi. Saya menikmati (masa kontrak, red.) sepenuhnya dan coba melakukan hal sebanyak-banyaknya selain sepak bola," pungkasnya.

Baca Juga: Latihan Perdana, Striker Baru PSM Makassar Anco Jansen Dipuja-puji

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya