Sulsel Gagal Capai Target di PON 2024, KONI: Anggaran Tidak Mendukung

KONI Sulsel minta kelola kembali anggaran olahraga prestasi

Makassar, IDN Times - Kontingen Sulawesi Selatan menempati peringkat 16 perolehan medali Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara 2024. Komite Olahraga Nasional (KONI) Sulsel mengungkap sejumlah alasan mengapa target peringkat lima besar gagal tercapai.

Sulsel mengakhiri PON 2024 dengan mengumpulkan 10 medali emas, 19 perak, dan 32 perunggu, dengan total 61 medali.  Perolehan medali emas menjadi penentu utama dalam klasemen. Itu sebabnya Sulsel kalah dari Kalimantan Selatan yang menempati peringkat 15 meski hanya meraih 56 medali, namun punya 15 emas.

Ketua KONI Yasir Machmud prihatin dengan capaian di PON XXI. Menurut dia, target medali emas yang dicanangkan dari 18 cabang olahraga sebagian besar meleset.

Yasir mengungkapkan, salah satu penyebabnya adalah porsi pembinaan atlet yang tidak optimal akibat kurangnya dukungan anggaran pembinaan. Dia membandingkan dengan provinsi lain.

“Sulsel menurunkan 402 atlet yang lolos ke PON XXI, namun tidak ada satu pun yang mendapat fasilitas tryout atau sarana yang memadai. Kalau pun ada atlet yang melakukan tryout, sebagian besar menggunakan dana pribadi. Sementara itu, provinsi lain mendukung atlet mereka hingga latihan di luar negeri,” ujar Yasir Machmud dalam keterangan persnya, Jumat (20/9/2024).

Baca Juga: PON 2024 Selesai: Sulsel Peringkat 15, Jauh dari Target

1. Yasir singgung anggaran hibah KONI Sulsel untuk PON terus berkurang

Sulsel Gagal Capai Target di PON 2024, KONI: Anggaran Tidak MendukungKetua KONI Sulsel Yasir Mahmud. (Dok. IDN Times/Istimewa)

Yasir juga menyoroti sarana dan prasarana latihan yang tidak memadai, sehingga para atlet tidak dapat berlatih secara maksimal. Hal ini diperparah dengan dukungan dana yang sangat minim serta perhatian pemerintah yang kurang terhadap perkembangan olahraga di Sulawesi Selatan.

“Saat SYL menjabat sebagai Gubernur, anggaran hibah KONI untuk PON XIX di Jabar 2018 mencapai Rp68 miliar, PON XX sebesar Rp30 miliar, dan PON XXI kali ini hanya Rp17,5 miliar. Bagaimana kita bisa dipaksa sukses jika anggaran tidak mendukung?” ucap Yasir.

2. Anggaran olahraga prestasi seharusnya dikelola KONI

Sulsel Gagal Capai Target di PON 2024, KONI: Anggaran Tidak MendukungKarateka Putri Sulsel Krisda Putri Aprilia berhasil meraih emas setelah unggul poin dari atlet Jawa Barat Intan Aulia Yasmin, Senin (16/9/2024). (PB PON Sumut/M Said Harahap)

Yasir juga menyoroti perubahan kebijakan pengelolaan anggaran olahraga prestasi. Awalnya dikelola oleh KONI dalam bentuk hibah, anggaran kini diambil alih oleh Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sulsel.

Menurut Yasir, perubahan ini bertentangan dengan UU Nomor 11 Tahun 2021 Pasal 79 dan 83. Aturan itu menyatakan bahwa anggaran olahraga prestasi seharusnya dikelola oleh KONI dengan dukungan dari pemerintah daerah.

“Kami berharap, ke depannya, olahraga prestasi ini dikembalikan ke porsi yang seharusnya, di mana KONI sebagai adhoc pemerintah di bidang olahraga diberikan wewenang untuk mengelola olahraga prestasi. Kami terkendala dengan kebijakan yang ada di Dispora karena beberapa item kegiatan yang lebih terjangkau jika dikelola oleh KONI, justru menjadi mahal ketika dikelola oleh Dispora,” Yasir menerangkan.

Selain itu, Yasir pun mengeluhkan bahwa sebagian usulan anggaran sebesar Rp14 miliar yang diajukan KONI hilang dalam pengelolaan oleh Dispora. Beberapa item penting seperti biaya angkutan peralatan, biaya protes, biaya operasional lapangan saat atlet bertanding, dan bonus langsung tidak dianggarkan oleh Dispora.

3. KONI Sulsel janjikan evaluasi menuju PON 2028 di NTB

Sulsel Gagal Capai Target di PON 2024, KONI: Anggaran Tidak MendukungPesilat putra NTT, Muhammad Zaki Zikrullah Prasong (biru), berusaha menjatuhkan lawannya pesilat Sulsel, Akbar Wangsa pada semifinal kategori B putra, pencak silat PON XXI Aceh Sumut 2024 yang berlangsung di GOR Veteran Disporasu, Medan, Sumatera Utara, Kamis (12/9/2024). PB. PON XXI SUMUT/M. Zulfan Dalimunthe

Yasir menekankan pentingnya dukungan pemerintah dalam pembinaan jangka panjang untuk menciptakan atlet berprestasi melalui pelatihan yang sistematis, berkelanjutan, dan melibatkan sport science serta teknologi olahraga. KONI Sulsel mengagendakan evaluasi untuk perbaikan ke depan.

“Kami akan melakukan evaluasi bersama cabang olahraga dan pemerintah untuk memperbaiki tata kelola olahraga ke depan, terutama dalam menghadapi PON XXII di NTB/NTT pada tahun 2028 mendatang. Rapat Pleno dan Rapat Kerja Provinsi tahun 2024 akan menjadi momen penting untuk mengevaluasi program olahraga ke depan,” kata Yasir.

Baca Juga: Sulsel Terpuruk di Posisi 16 PON XXI, Melenceng Jauh dari Target

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya