Pasien COVID-19 di RS Toraja Tewas Gantung Diri

Pasien berusia 51 tahun itu dirawat karena sakit lambung

Makassar, IDN Times - Seorang pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lakipadada, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, ditemukan meninggal karena bunuh diri, Jumat (27/8/2021).

Pasien berinisial LP, 51 tahun, ditemukan tewas tergantung di ruang perawatan. "Pasien itu meninggal gantung diri," kata Kapolres Tana Toraja AKBP Sarly Sollu saat dihubungi, Jumat malam.

Baca Juga: Wakil Bupati dan Kapolres Toraja Utara Dapat Suntikan Vaksin Booster

1. Pasien dirawat karena sakit lambung

Pasien COVID-19 di RS Toraja Tewas Gantung DiriIlustrasi rumah sakit. IDN Times/Arief Rahmat

Sarly menyebut peristiwa itu diketahui terjadi pada Jumat pagi. Awalnya petugas rumah sakit hendak mengecek kondisi setiap pasien di ruang perawatan, saat LP ditemukan sudah tak bernyawa.

Menurut keterangan rumah sakit, kata Sarly, pasien dirawat karena sakit lambung. Di saat yang sama dia terpapar COVID-19. 

2. Pasien dinyatakan positif saat akan dioperasi

Pasien COVID-19 di RS Toraja Tewas Gantung DiriIlustrasi Virus Corona. IDN Times/Mardya Shakti

Sarly menuturkan, pasien ini sudah pernah menjalani operasi penyakit lambung di RS Sinar Kasih Tana Toraja. Namun dia tidak kunjung sembuh dan penyakitnya kembali kambuh.

LP pun akhirnya dirujuk ke RS Lakipadada dan mendapatkan serangkaian perawatan. Sebelum menjalani operasi, dia dites COVID-19. "Dites swab. Hasilnya positif," ucap Sarly.

3. Pihak RS Lakipadada serahkan penyelidikan ke polisi

Pasien COVID-19 di RS Toraja Tewas Gantung DiriIlustrasi Garis Polisi (IDN Times/Arief Rahmat)

Terpisah Direktur RSUD Lakipadada, dr Farma irit bicara mengenai kasus ini. Dia hanya membenarkan bahwa pasien yang meninggal memang dirawat di rumah sakitnya.

Farma menyerahkan semua proses penyelidikan lanjutan penanganan kasus ini ke pihak kepolisian. "Untuk lebih jelasnya silakan ke penyidik (Polres Tana Toraja)," katanya.

Depresi bukanlah persoalan sepele. Jika Anda merasakan tendensi untuk melakukan bunuh diri, atau melihat teman atau kerabat yang memperlihatkan tendensi tersebut, amat disarankan untuk menghubungi dan berdiskusi dengan pihak terkait, seperti psikolog, psikiater, maupun klinik kesehatan jiwa.

Saat ini, tidak ada layanan hotline atau sambungan telepon khusus untuk pencegahan bunuh diri di Indonesia. Kementerian Kesehatan Indonesia pernah meluncurkan hotline pencegahan bunuh diri pada 2010. Namun, hotline itu ditutup pada 2014 karena rendahnya jumlah penelepon dari tahun ke tahun, serta minimnya penelepon yang benar-benar melakukan konsultasi kesehatan jiwa.

Walau begitu, Kemenkes menyarankan warga yang membutuhkan bantuan terkait masalah kejiwaan untuk langsung menghubungi profesional kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat.

Kementerian Kesehatan RI juga telah menyiagakan lima RS Jiwa rujukan yang telah dilengkapi dengan layanan telepon konseling kesehatan jiwa:

RSJ Amino Gondohutomo Semarang(024) 6722565
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor(0251) 8324024, 8324025
RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta(021) 5682841
RSJ Prof Dr Soerojo Magelang(0293) 363601
RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang(0341) 423444

Selain itu, terdapat pula beberapa komunitas di Indonesia yang secara swadaya menyediakan layanan konseling sebaya dan support group online yang dapat menjadi alternatif bantuan pencegahan bunuh diri dan memperoleh jejaring komunitas yang dapat membantu untuk gangguan kejiwaan tertentu.

Baca Juga: Polda Sulsel Tangkap Dua Orang Pemilik Puluhan Kilogram Sabu

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya