Marak Keluarga Ambil Paksa Jenazah PDP, Pengamanan RS Diperketat

Gugus Tugas siapkan prosedur baru agar tidak terulang lagi

Makassar, IDN Times - Juru bicara gugus tugas COVID-19 Sulawesi Selatan Muhammad Ichsan Mustari merespons kejadian pasien dalam pengawasan (PDP) COVID-19 di rumah sakit yang diambil paksa oleh pihak keluarga. Pihaknya berupaya kejadian serupa tidak lagi terjadi.

Peristiwa keluarga menjemput paksa jenazah PDP terjadi di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi Kota Makassar, Kamis (4/6) lalu. Kejadian serupa kembali terulang di RS Labuang Baji Makassar, Jumat (5/6) kemarin.

"Kita siapkan prosedurnya ulang di rumah sakit-rumah sakit rujukan terkait COVID-19, prosedurnya agar tidak terjadi lagi, tidak terulang hal-hal yang seperti itu," kata Ichsan kepada IDN Times, saat dikonfirmasi, Sabtu (6/6).

Baca Juga: Warga Makassar Jarah Coolbox Berisi Sampel Swab Pasien COVID-19

1. Keluarga pasien diharapkan mengerti protokol pencegahan COVID-19

Marak Keluarga Ambil Paksa Jenazah PDP, Pengamanan RS DiperketatIlustrasi. RSKD Dadi Makassar (rskddadi.sulselprov.go.id)

Ichsan mengatakan, Gugus Tugas akan berupaya menjalin komunikasi dengan pihak keluarga pasien di rumah sakit yang masuk kategori PDP. Pihak keluarga diminta memercayakan penanganan pasien kepada petugas rumah sakit, termasuk ketika meninggal. Penerapan protokol pencegahan COVID-19 untuk mencegah penularan lebih meluas.

"Kita sangat berharap saya kira, kerja sama dari pihak keluarganya (pasien) yang dirawat di rumah sakit terkait COVID-19. Kerja sama saya kira itu penting dalam rangka untuk memutuskan mata rantai," kata Ichsan.

Pihaknya menyadari soal maraknya penolakan keluarga pasien yang tidak terima dengan pemberlakuan protokol COVID-19. Apalagi jika pasien belum terkonfirmasi positif karena panjangnya antrean pemeriksaan tes swab.

"Kita pun juga semua tidak menginginkan hal seperti itu. Kita mau keluarga kita dikuburkan dengan normal. Tapi protokol yang membuat kita seperti itu, makanya itu yang kita jalankan," ucap pria yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Sulsel itu.

2. Standar pengamanan rumah sakit bakal diperketat

Marak Keluarga Ambil Paksa Jenazah PDP, Pengamanan RS DiperketatAksi membawa kabur jenazah pasien PDP COVID-19 di RSKD Dadi Makassar terekam CCTV. Screenshot

Ichsan mengungkapkan, pihaknya saat ini tengah berkoordinasi dengan pihak rumah sakit rujukan penanganan pasien COVID-19. Tidak menutup kemungkinan, pengamanan di RS akan diperketat untuk mengantisipasi hal serupa terulang.

"Itu yang sementara ini kita koordinasikan. Bagaimana teknis perlakuannya supaya kita bisa antisipasi. Pihak keluarga, intinya kita berikan pemahaman dan kita harapkan bisa mengerti," ungkap Ichsan.

Selain itu lanjut Ichsan, petugas rumah sakit maupun tim gugus yang menangani langsung pemulasaran jenazah pasien COVID-19, juga telah diingatkan agar lebih bersabar dalam bertindak. Mereka diingatkan menghindari hal-hal yang bisa berakibat fatal, apalagi jika pihak keluarga pasien terlanjur marah.

"Jadi memang kerja sama dengan pihak keluarga (pasien) itu yang utama," ujar Ichsan.

3. Penolakan keluarga pasien membuat buat pemerintah dilema

Marak Keluarga Ambil Paksa Jenazah PDP, Pengamanan RS DiperketatGubernur Sulsel Nurdin Abdullah. IDN Times/Istimewa

Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah sebelumnya menyoroti persoalan lambannya hasil pemeriksaan terhadap tes swab pasien COVID-19 diketahui. Nurdin mengakui hal tersebut sebagai sebuah dilema. Di satu sisi, hasil tes swab pasien PDP yang meninggal belum keluar sehingga belum diketahui apakah dia positif COVID-19 atau tidak. Di sisi lain, penanganan jenazah harus segera dilakukan.

"Yang dilema bagi kita, sudah dikebumikan baru hasilnya keluar. Hal-hal seperti ini kan menghadapi tuntutan masyarakat. Masyarakat bilang loh keluarga saya negatif kok kenapa dikebumikan secara protokol COVID-19," kata Nurdin.

Gubernur telah juga meminta agar laboratorium memprioritaskan pemeriksaan sampel swab pasien yang tengah di rawat di rumah sakit. Sehingga pasien tidak terlalu lama menunggu kepastian soal statusnya.

"Jangan dicampur orang tanpa gejala (OTG) dan sebagainya. Jadi ada jalur khusus yang terbaring. Jadi pagi di-swab, sore sudah ada hasil," ucap Nurdin.

Baca Juga: Viral Keluarga Bawa Kabur Jenazah PDP dari Rumah Sakit di Makassar

Baca Juga: Gubernur Minta Pemeriksaan Swab Diutamakan untuk Pasien Sakit

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya