Gugas COVID-19 Sulsel Gencarkan Tes Massal Mencari Carrier Virus

Gugus Tugas fokus di Luwu Timur dan Makassar

Makassar, IDN Times - Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sulawesi Selatan, mendorong agar pemerintah kabupaten dan kota melalui gugus tugas masing-masing, terus melakukan tes masif secara massal. Tes masif seperti rapid test hingga serangkaian pemeriksaan kesehatan lainnya, dianggap penting untuk mengetahui sumber utama penularan, yakni orang yang menjadi pembawa virus atau carrier.

"Masif testing ini harus diikuti dengan isolasi. Jadi saya kira gugus tugas bisa lebih masif lagi untuk mencari orang-orang atau carrier yang bisa berpotensi untuk menularkan kembali ke orang lain," kata Juru bicara Gugas COVID-19 Sulsel Prof Syafri Kamsul Arif, saat dikonfirmasi Rabu (24/6).

1. Di Sulsel carrier virus menjadi konsentrasi utama untuk ditelusuri

Gugas COVID-19 Sulsel Gencarkan Tes Massal Mencari Carrier VirusRapid test massal Unhas Makassar. IDN Times/Unhas Makassar

Syafri menjelaskan, semakin melonjaknya angka kasus tiap harinya di Sulsel merupakan bukti begitu efektifnya tes masif yang dilakukan. Tes lebih difokuskan untuk menjaring orang-orang yang bertindak sebagai carrier. Potensi penyebaran itu, disebutkan Syafri, yang mesti diantisipasi.

"Nah kita harapkan memang, insiden kasus baru ini bisa berkurang atau melandai pada saat kita sudah menangkap penularnya. Penularnya ini lah yang sebenarnya jadi penyebab kasus barunya ini. Kemudian diisolasi sampai betul-betul dinyatakan aman," ungkap Syafri.

Saat ini, kata Syafri, tingkat reproduksi efektifitas atau RT penularan wabah di Sulsel masih berada di atas satu. Tepatnya di angka 1,25 hingga 1,3. Syafri yakin, dengan dimasifkanya tes massal di masing-masing daerah, angka penyebaran virus kedepan dapat ditekan. Dengan begitu, target untuk menekan laju penyebaran, bisa berjalan dengan baik.

2. Dua daerah di Sulsel yang dianggap masih mencemaskan

Gugas COVID-19 Sulsel Gencarkan Tes Massal Mencari Carrier VirusKantor Bupati Luwu Timur. Indoplace/zakila

Dari 24 kabupaten/kota di Sulsel, dua daerah di antaranya dianggap masih cukup mencemaskan. Kota Makassar dan Luwu Timur disebutkan Syafri, masih berada dalam kategori zona merah penyebaran virus. Gugas COVID-19 Sulsel, kata Syafri, intens berkoordinasi dengan pemerintah dua daerah itu untuk membuat langkah efektif yang ditawarkan sebelumnya.

Dijelaskan Syafri, tes masif merupakan bagian dari program Trisula yang telah berjalan untuk menekan laju angka sebaran kasus. Program Trisula mencakup tracing contact dan edukasi masyarakat. "Jika dua saja yang bisa berjalan dengan baik di dua daerah ini, kita yakin hasilnya pasti akan terukur untuk menekan penyebaran," imbuh Syafri.

Syafri melanjutkan, progran Trisula akan jauh lebih efektif berjalan apabila pemerintah melibatkan perangkat terbawah untuk memberikan edukasi kepada warganya. Mereka adalah, perangkat RT/RW. "Kalau sudah sampai di tingkat itu, saya pikir ini akan memudahkan pemerintah. Karena mereka sebagai ujung tombak dalam memberikan kesadaran dan edukasi ke warga," jelasnya.

Baca Juga: Gugus Tugas Sulsel: Tempat Wisata di Luar Zona Merah Bisa Dibuka

3. Kota Makassar darurat penyebaran virus melalui transmisi lokal

Gugas COVID-19 Sulsel Gencarkan Tes Massal Mencari Carrier VirusIlustrasi (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)

Penyebaran wabah COVID-19 di Sulsel, khususnya di Kota Makassar menurut Syafri, semakin menjadi perhatian serius pemerintah. Lantaran, penyebaran kasus dari hari ke hari terus mengalami peningkatan. Kondisi tersebut dianggap Syafri cukup mengkhawatirkan. Mengingat, penyebaran di Kota Makassar bersumber dari carrier melalui transmisi lokal.

Oleh sebab, itu lanjut Syafri, pihaknya intens berkoordinasi dengan pemerintah kota untuk sesegera mungkin melakukan langkah pencegahan. Misalnya melakukan sosialisasi dan edukasi semasif mungkin untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya menggunakan masker dan tetap menjaga jarak dalam beraktivitas.

"Ini yang perlu disadarkan masyarakat. Khususnya, masyarakat Makassar. Karena kasus positif baru sebagian ini munculanya dari Makassar. Jadi, saya kira bukan lagi klaster, tapi kita mencegah transmisi non-klaster yang bisa saja ada di dekat kita," ungkap Syafri sebelumnya.

Baca Juga: Warga Tidak Patuh, Sulsel Galakkan Kampanye Massal Protokol Kesehatan

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya