Polisi Selidiki Dugaan Penganiyaan di Kasus Kematian Mahasiswa Unhas

Ada luka lebam, keluarga korban menduga ada kejanggalan

Makassar, IDN Times - Penyidik Polres Maros mulai menyelidiki kasus dugaan penganiayaan seorang mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas), Virendy Marjefy (19), yang tewas saat mengikuti pendidikan dasar (Diksar) Mapala 09 Fakultas Teknik.

Kepala Satuan (Kasat) Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Maros, Iptu Slamet mengatakan, pihak penyidik saat ini melakukan penyelidikan atas tewasnya korban setelah pihak keluarganya melaporkan atas kasus tersebut, Minggu (15/1/2023).

"Sampai saat ini kita masih melakukan pull baket (pengumpulan keterangan saksi), koordinasi dengan Polsek (Tompobulu, Maros) terkait TKP yang jaraknya jauh dari kota," ungkap Slamet kepada wartawan saat dikonfirmasi, Senin (16/1).

1. Keluarga tolak autopsi

Polisi Selidiki Dugaan Penganiyaan di Kasus Kematian Mahasiswa UnhasRumah duka Virendy Marjefy (19), mahasiswa Unhas yang tewas saat mengikuti Diksar Mapala 09. (Istimewa)

Walaupun pihak keluarga sudah melaporkan kasus tersebut, tapi kata Slamet, pihak keluarga korban sepakat untuk tidak melakukan proses autopsi. Alasannya karena keluarga telah sepakat dengan itu keputusan tersebut.

"Ada kerabat mengatakan bahwa mereka telah mengikhlaskan almarhum, mungkin sudah jalan tuhan.Tapi kami tetap melakukan proses penyelidikan terkait dengan panitia penyelanggara dan kami mengklarifikasi kepada panitia, peserta dan warga sekitar," terangnya.

2. Ada luka lebam, keluarga korban menduga ada kejanggalan

Polisi Selidiki Dugaan Penganiyaan di Kasus Kematian Mahasiswa Unhastangkapan layar, diduga luka lebam pada bagian tubuh mahasiswa Unhas yang tewas saat mengikuti Diksar 09. (Istimewa)

Sementara itu, pihak keluarga korban merasa ada kejanggalan atas kasus kematian Virendy. Pasalnya, ada tanda-tanda pada tubuh korban yang menjurus kepada dugaan tindak pidana penganiayaan berujung meninggalnya korban.

"Banyak kejanggalan, seperti itu alasannya di gunung tidak dapat jaringan, terus dia bilang jam 5 subuh sudah sampai di bawah (perkampungan) dan dapat jaringan tapi tidak melaporkan kasus ke polsek (Tompobulu)," kata kakak korban, Riyan Mongan.

Kejanggalan seperti luka dan lebam pada tubuh korban yang nampak jelas ada pada beberapa titik, seperti pada bagian kaki sebelah kiri, ada juga bekas lebam pada bagian tangan, lalu bekas luka juga pada bagian belakang.

3. Ayah korban merasa ada yang disembunyikan

Polisi Selidiki Dugaan Penganiyaan di Kasus Kematian Mahasiswa UnhasIlustrasi jenazah (IDN Times/Sukma Shakti)

Selain menduga ada kejanggalan, keluarga korban juga menilai pihak Mapala 09 Unhas, panitia Diksar, dan peserta langsung tidak ada kabar saat Virendy dinyatakan meninggal dunia. Hal itu yang membuat tambah besar dugaan pihak keluarga.

"Panitia terkesan ada yang menyembunyikan sesuatu dan dia tutup-tutupi, mereka sembunyi dan tidakmau bertemu. Saya ini orang tua korban dan pasti bertanya-tanya kenapa itu anakku sampai bisa meninggal begitu," ugkap James saat dikonfirmasi.

"Contoh seperti kemarin (Minggu) pagi jam 8, kita telpon mereka (panitia Diksar) harusnya mereka bilang Virendy sudah meninggal tapi mereka hanya sampaikan Virendy ada di rumah sakit Grestelina, jadi kemarin saya pikir hanya jatuh atau apa, padahal sudah meninggal," tambahnya.

Baca Juga: Mahasiswa Teknik Unhas Meninggal saat Diksar Mapala

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya