Melihat Produksi Gelang Jemaah Haji, Satu Kloter Butuh 5 Jam

Gelang jadi penanda identitas jemaah di Tanah Suci

Makassar, IDN Times - Sudah lebih 18 tahun perajin asal Jepara, Jawa Tengah membuat gelang untuk jemaah haji di Embarkasi Makassar. Tahun ini mereka kembali beraktivitas usai dua tahun tidak ada pemberangkatan haji karena pandemik COVID-19.

Pembuatan gelang haji di Embarkasi Makassar dikerjakan perajin yang bernaung di CV. Andalan Cipta Karya. Koordinator pembuat gelang jemaah haji, Ahmad Sidik (49), mengatakan senang karena tahun ini kembali bisa berkontribusi. Dia mulai sibuk sejak pemberangkatan kelompok terbang I di Embarkasi Makassar, 16 Juni 2022 lalu.

"Sejauh ini tidak ada kendala dalam proses pembuatan. kami melakoni pekerjaan ini selama 18 tahun," kata  Ahmad di Asrama Haji Makassar, Sulsel, Selasa (21/6/2022).

Selama bekerja, Ahmad Sidik dan dua rekannya tinggal di Asrama Haji Makassar. Mereka ditempatkan di kamar Wisma 5 Asrama.

"Kami ini bekerja sejak musim haji 2004, meski pun dua tahun kemarin itu sempat istirahat karena pelaksanaannya tertunda akibat Pandemi Covid-19," Ahmad melanjutkan.

Baca Juga: Jemaah Haji Embarkasi Makassar Diingatkan Cuaca Panas di Madinah

1. Sehari kerja 800 gelang

Melihat Produksi Gelang Jemaah Haji, Satu Kloter Butuh 5 JamPenyerahan gelang identitas jemaah haji di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur (IDN Times/Ilman Nafian)

Ahmad yang juga mentor pembuat gelang jemaah haji di Embarkasi Makassar mengatakan, pembuatan gelang untuk jemaah haji butuh waktu lumayan panjang. Untuk satu kloter, pembuatan gelangnya makan waktu lima jam. 

"Artinya sehari saya dan para pekerja lain dari jepara ini mampu mengerjakan gelang jemaah haji sebanyak 2 kloter atau kurang lebih 800 buah gelang," ungkap Ahmad.

Pada tahun ini ada 7.247 orang yang berangkat haji lewat Embarkasi Makassar. Selain dari Sulawesi Selatan, jemaah berasal dari delapan provinsi di Indonesia bagian Timur.

"Jadi total gelang jemaah yang nanti kami kerjakan berjumlah lebih 7.000 buah untuk jemaah di Embarkasi Makassar," katanya.

2. Gelang haji jadi penanda identitas

Melihat Produksi Gelang Jemaah Haji, Satu Kloter Butuh 5 JamIlustrasi jemaah haji Indonesia (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Gelang haji untuk jemaah Embarkasi Makassar berbahan baja putih. Gelang itu jadi penanda identitas jemaah selama di Tanah Suci. Petugas haji Indonesia di Arab Saudi bisa lebih mudah mencari jeaah yang tersesat atau keluar dari rombongannya.

"Saya berpesan agar jemaah haji selalu mengenakan gelang identitas itu. Karena memudahkan jemaah satu dengan lainnya, juga meringankan petugas haji untuk bisa menghafal rombongannya," kata Ahmad.

3. Gelang berisi beragam informasi

Melihat Produksi Gelang Jemaah Haji, Satu Kloter Butuh 5 JamPekerja gelang jemaah haji Embarkasi Makassar asal Ke Jepara, Jawa Tengah, Ahmad Sidik. Istimewa/dok.PPIH Makasaar

Bahan gelang jemaah haji ini terbuat dari stainless monel. Pada gelang itu terdapat gambar bendera merah putih, nomer kloter, Makhtab, nomor passpor, nama jemaah haji, tahun, negara, serta juga tertera nama asal Embarkasi.

Menurut Ahmad, khusus untuk mencetak nama, itu dibutuhkan ketelitian yang tinggi dari pekerja gelang untuk pengerjaannya berdasarkan dalam huruf-huruf alphabet.

Pembuatannya dimulai dengan mencetak nama jemaah berdasarkan pada data dan Manifest Sistem Informasi Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) haji setiap Kloter.

Setelah nama, lalu dicetak di atas kertas stensil. Kemudian diproses pencetakannya menggunakan mesin adaptor dan cairan kimia berupa air raksa yang direndamkan.

Seterusnya, dicetak di atas lempengan monel yang sudah dibentuk, dibersihkan dengan air, setelah itu dilengkungkan jadi gelang, lalu diurutkan sesuai nama dan rombongan masing-masing jemaah haji.

"Nan nanti akan dibungkus dengan tulisan nama yang sesuai dengan nama jemaah yang tertera di gelang berdasarkan namq regu dan rombongan jemaah," jelasnya.

"Proses paling sulit adalah membuat nama lengkap jemaah, itu kalau terjadi kesalahan tentunya cetak ulang, karena nama jemaah biasanya memiliki perbedaan huruf walau secara nada bunyinya sama, tetapi secara huruf berbeda-beda," kata Ahmad.

Baca Juga: Jemaah Haji Embarkasi Makassar Dilarang Bawa Cairan Lebih 100 Mg

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya