BMKG Sebut Potensi Hujan Es Masih Bisa Terjadi di Sulsel
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Sebuah video beredar di media sosial menunjukkan peristiwa hujan es di wilayah Pattallassang, Kabupaten Gowa, Selasa (14/11/2023). Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), fenomena serupa bisa saja terjadi lagi di wilayah Sulawesi Selatan dalam waktu dekat.
Prakirawan BMKG Wilayah IV Makassar Rizky Yudha mengatakan, hujan es merupakan fenomena lumrah pada masa transisi musim. Hujan es dipengaruhi kuatnya pertumbuhan awan konvektif, ditambah atmosfer labil dan pergolakan awan.
"Hal itu yang bisa membuat fenomena hujan es atau yang kita sebut hail. Jadi potensi dari angin puting beliung atau hujan es itu dilihat masih bisa terjadi," kata Rizky kepada IDN Times Sulsel, Rabu siang (15/11/2023).
Baca Juga: Ada Fenomena Hujan Es di Gowa, Ini Penjelasan BMKG
1. Intensitas hujan meningkat di wilayah Sulsel bagian Barat
Rizky menerangkan bahwa saat ini wilayah Sulsel masih dalam transisi musim dari kemarau ke musim hujan. Beberapa hari ke depan, wilayah Sulsel bagian Barat diperkirakan mengalami peningkatan intensitas hujan, meski durasinya singkat.
"Potensi hujannya yang terjadi di siang hingga sore hari itu meningkat, itu jika dibandingkan beberapa hari yang lalu," terang Rizky.
"Hujannya secara umum terjadi dari siang hingga sore hari, dan matahari masih lumayan terang pada pukul-pukul 11 hingga 2 siang. Dan suhu maksimumnya berkisaran antara 34 sampai 35 derajat," dia melanjutkan.
2. Masyarakat diimbau mewaspadai puting beliung
Selama musim transisi, BMKG mengingatkan masyarakat mewaspadai potensi puting beliung. Begitu juga dengan potensi bencana hidrometeorologi lainnya.
"Fenomena hujan es itu mungkin tidak terlalu berdampak, tapi yang perlu diwaspadai angin puting beliung, karena itu kan menyebabkan atap rumah bisa terangkat," kata Rizky.
3. Potensi angin puting beliung tergantung pertumbuhan awan kumulonimbus
Soal potensi puting beliung, Rizky menyebut saat ini potensinya masih relatif kecil. Sebab belakangan ini belum terlihat pertumbuhan signifikan awan kumulonimbus yang bisa menyebabkan badai.
"Saat ini masih sangat random, karena angin puting beliung itu kan dihasilkan dari awan-awan kumulonimbus. Dan untuk jenis awan ini di fase masa-masa sekarang itu masih awan lokal, jadi cakupan wilayahnya itu tidak terlalu luas. Beda nanti di bulan Desember (2023) dan Januari (2024) kumulonimbus itu berskala besar dan luas," tambah Rizky.
Baca Juga: Warga di Sulsel Gugat KPU RI karena Loloskan Prabowo-Gibran ke Pilpres