Anak Anggota DPRD Wajo Penganiaya Jukir Belum Diperiksa Polisi

Polisi sudah memeriksa enam orang sebagai saksi

Makassar, IDN Times - Penyidik Reserse Kriminal Polres Wajo memproses kasus penganiayaan juru parkir oleh pelaku berinisial ASW, anak anggota DPRD setempat. Namun ASW belum diperiksa hingga hari ini, Rabu (1/2/2023). 

Hal itu disampaikan Kepala Satuan Reskrim Polres Wajo AKP Theodorus Echeal. Dia mengatakan, sejauh ini penyidik baru memeriksa saksi-saksi lain.

"Termasuk koban dan beberapa saksi lain. Jadi sampai hari ini sudah ada enam orang yang kami mintai keterangannya," kata AKP Theodorus saat dikonfirmasi IDN Times Sulsel, Rabu.

Video kasus penganiayaan melibatkan anak anggota DPRD Wajo sempat beredar di media sosial. Kasus itu terjadi di depan sebuah kawasan pertokoan di Kota Sengkang, Wajo.

Baca Juga: Viral Anak Anggota DPRD Wajo Sulsel Aniaya Juru Parkir

1. Alasan polisi belum memanggil pelaku penganiayaan

Anak Anggota DPRD Wajo Penganiaya Jukir Belum Diperiksa PolisiTangkapan layar video viral penganiayaan anak anggota DPRD Wajo. Instagram/makassar_iinfo

Theodorus mengatakan, penyidik pelaku penganiayaan, ASW. Alasannya, penyidik masih menunggu hasil visum korban.

"Yang bersangkutan ini belum kita ambil keterangannya sebagai terlapo. Nanti kita melakukan penggilan dan pemeriksaan (ASW) setelah proses pemeriksaan saksi," katanya.

2. Polisi berjanji bekerja secara profesional

Anak Anggota DPRD Wajo Penganiaya Jukir Belum Diperiksa PolisiIlustrasi Garis Polisi Antara/Oky Lukmansyah

Saat ditanya soal kemungkinan upaya damai antara korban dan pelaku, Theodorus menyatakan terbuka soal itu. Dia menyebut hal itu memungkinkan, sepanjang tidak ada yang dirugikan antara kedua pihak.

"Sampai hari ini belum ada kata damai, tapi kalau pihak pelapor dan terlapor mau damai ya silahkan, itu hak mereka, tentunya kami ada ditengah," kata Theodorus.

Dikonfirmasi terpisah, Kapolres Wajo AKBP Fatchur Rochman berjanji akan memproses kasus ini secara profesional, transparan, akuntabel dan juga berkeadilan.

"Kan masih sementara pemeriksaan saksi-saksi dan menunggu hasil visumnya keluar, pasti kita proses sesuai aturan. Kita akan profesional," kata AKBP Fatchur.

3. Pelaku mengunggah video klarifikasi di medsos

Anak Anggota DPRD Wajo Penganiaya Jukir Belum Diperiksa PolisiIlustrasi pemukulan (IDN Times/Mardya Shakti)

Dalam rekaman kamera CCTV di lokasi yang berdurasi kurang dari satu menit, ASW yang bertubuh tambun mengenakann batik panjang dan celana hitam, menendang dan memukul wajah korban.

Terduga pelaku ASW disebut melakukan hal tersebut karena dia melihat mobilnya berusaha didorong keluar dari lokasi parkiran. ASW menendang tepat pada bokong korban dan memukul wajah korban.

Tidak berselang lama video penganiayaan itu viral, video klarifikasi dari ASW pun diterbitkan instagram @wajoinformasi. Dalam video klarifikasi itu, ASW mengakui melakukan aksi penganiayaan.

"Jadi terkait aksi pemukulan saya terhadap juru parkir, banyak asumsi liar dan beredar di media sosial, jadi video yang beredar di media sosial itu adalah video yang tidak utuh," ungkap ASW.

ASW pun menceritakan, kronologi awal hingga dia melakukan aksi pemukulan itu. Katanya, saat itu dia dan istrinya yang hamil besar sementara mau menghadiri pernikahan yang digelar di gedung yang terletak tidak jauh dari lokasi parkir.

"Saat itu saya ikut parkir bersama tamu undangan lain di lokasi itu, pintu kaca sebelah kiri mobil saya itu diketuk oleh si jukir. Saat itu saya mengerti karena lahan parkir beliau (korban) yang saya tempati parkir," kata ASW.

Saat itu ASW langsung turun dari mobil dan membicarakan hal itu ke jukir tersebut untuk meminta parkir sebentar saja untuk menghadiri acara nikahan, bahkan ASW mengaku bersedia untuk membayar retribusi parkir.

"Jadi saat itu saya sempat cek-cok setelah dia (jukir) buang bahasa yang tidak enak didengar tapi karena ada petugas Dishub disitu jadi kita dilerai. Jadi saya naik ke gedung tapi dia meneriaki saya lagi," jelasnya.

"Dia meneriaki saya pakai bahasa bugis, bahasa itu dalam budaya saya itu di pakasiri (bahasa Bugis : dibuat malu). Di situ saya naik ke gedung makan dulu, setelah itu saya turun dan langsung memukul," sambung ASW.

Baca Juga: Di Wajo, Wapres Minta Pesantren Ajarkan Islam Moderat

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya