3.205 Hektare Sawah di Pinrang Sulsel Rusak Akibat Banjir

Tanaman yang rusak akan diganti dengan benih

Makassar, IDN Times - Banjir yang sempat terjadi di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel), pada Minggu (12/1) lalu, tidak hanya merusak rumah-rumah warga, tetapi juga mengakibatkan ribuan hektare lahan sawah rusak.

Data terakhir Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel mencatat, setidaknya ada 3.205 hektare lahan sawah yang mengalami kerusakan akibat banjir. Sementara rumah yang mengalami kerusakan berjumlah 206 unit.

1. Pemprov masih lakukan pendataan kerugian lahan yang terdampak banjir

3.205 Hektare Sawah di Pinrang Sulsel Rusak Akibat BanjirIDN Times/Sukma Shakti

Untuk keseluruhan wilayah lain di Sulsel yang juga terkena banjir, Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Sulsel mengaku masih sementara melakukan pendataan terhadap kerusakan lahan sawah.

"Lagi diverifikasi. Nanti setelah rekap provinsi baru saya bisa keluarkan rekap,  baru bisa dilaporkan bahwa sekian yang terkena banjir," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Sulsel Fitriani, Selasa (14/1).

2. Pemantauan kerusakan masih dilakukan

3.205 Hektare Sawah di Pinrang Sulsel Rusak Akibat BanjirIlustrasi kegiatan petani di area persawahan. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

Fitri menyebut, lahan-lahan sawah yang terkena banjir saat ini masih sementara dipantau oleh timnya yang melihat langsung kondisi di lapangan. Hal itu dilakukan untuk mengamati apakah lahan yang dimaksud benar-benar rusak. Sebab menurutnya, tidak semua lahan sawah yang terkena banjir bisa langsung divonis rusak.

"Tidak bisa langsung divonis rusak karena ada tanaman yang dilalui saja. Kita pantau itu yang airnya surut pelan-pelan, tidak segera. Itu kita amati sampai 2, 3, 4 hari terendam. Kalau akarnya membusuk berarti tidak bisa lagi," ujar Fitri.

Baca Juga: Korban Banjir di Sulsel Bertambah: Dua Orang Meninggal

3. Tanaman yang rusak akan diganti benih

3.205 Hektare Sawah di Pinrang Sulsel Rusak Akibat BanjirIlustrasi petani memanggul gabah usai panen di areal persawahan padi. ANTARA FOTO/Aji Styawan

Bila nantinya ditemukan tanaman yang membusuk atau rusak, kata Fitri, maka pemerintah setempat yang akan mengajukan permohonan kepada pemerintah provinsi untuk melakukan penggantian tanaman namun biasanya hanya berupa benih.

"Biasanya hanya benih. Makanya kita sering sosialisasi kepada petani untuk ikut asuransi pertanian. Karena itu bisa bantu benih kembali dengan cepat kalau ada bencana," ujar Fitri.

Baca Juga: Sekolah Terdampak Banjir di Sulsel Diminta Liburkan Siswa

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya