Toraja Utara Mulai Kewalahan Hadapi Wabah PMK, Kurang Dana dan Obat

Ratusan ekor hewan ternak di Sulsel positif PMK

Makassar, IDN Times - Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Toraja Utara mulai kewalahan menghadapi wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) ternak. Mereka mengaku kekurangan obat-obatan untuk merawat kerbau-kerbau yang terjangkit penyakit tersebut.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Toraja Utara, Lukas Datubarri, menyebutkan hingga Selasa 2 Juli 2022, tercatat ada 101 kerbau yang dinyatakan positif PMK. Lukas mengaku dana untuk penanganan wabah PMK sangat terbatas sehingga membuat mereka kewalahan.

"Sekarang kami lagi kewalahan karena keterbatasan obat-obatan. Permintaan masyarakat itu sangat tinggi. Jadi kami melakukan apa saja yang bisa kami lakukan untuk mengatasi penyebarluasan," kata Lukas melalui telepon, Selasa (12/7/2022).

1. Toraja Utara masih butuh tambahan vitamin

Toraja Utara Mulai Kewalahan Hadapi Wabah PMK, Kurang Dana dan ObatPemberian suntikan vitamin agar ternak sapi tetap sehat dan daya tahan tubuh ternak meningkat. (IDN Times/Daruwaskita)

Kabupaten Toraja Utara mendapat jatah vitamin dari Pemprov Sulsel. Sebanyak 50 dosis telah disuntikkan namun jumlah itu dinilai belum cukup mengingat jumlah hewan yang sakit mencapai dua kali lipat.

Belum lagi upaya pencegahan yang harus diperkuat. Sebab kerbau yang sakit terdeteksi di Pasar Hewan Bolu. Meskipun aktivitas pasar itu ditutup sementara namun sudah ada beberapa ekor hewan ternak yang terlanjur telah dijual.

"Namun juga di tingkat masyarakat banyak yang sudah menyebar sendiri karena di luar pemantauan kami sebelum kami melakukan identifikasi di pasar, ternyata pada hari pasar sudah ada yang keluar dari pasar, itu yang menyebar di masyarakat," kata Lukas.

2. Masih ada 300 kerbau yang perlu dijaga

Toraja Utara Mulai Kewalahan Hadapi Wabah PMK, Kurang Dana dan ObatIlustrasi kerbau. IDN Times/Aji

Menurut Lukas, penanganan untuk hewan ternak di daerahnya sangat perlu, terkhusus di Pasar Hewan Bolu. Karena di pasar tersebut, masih sekitar 300-an ekor kerbau yang harus dijaga kesehatannya agar tidak terpapar.

"Jadi itu menuntut untuk ditangani. Wajarlah kalau mereka minta ditangani secara serius," kata Lukas.

Pihaknya pun berharap ada bantuan lagi untuk penanganan wabah PMK di Toraja Utara di samping menutup lalu lintas hewan ternak. Sebab jika tidak segera ditangani, maka dikhawatirkan infeksi PMK akan meluas ke daerah lainnya.

"Ketersediaan obat-obatan tidak ada. Kami sudah minta tapi tidak tahu kenapa belum turun ke lapangan. Kami heran kenapa terlambat sementara penyebaran semakin meluas," katanya.

Baca Juga: Sulsel Kebobolan, Dari Mana Asal Virus PMK Infeksi Ternak di Toraja?

3. Toraja Utara belum berencana memusnahkan kerbau sakit

Toraja Utara Mulai Kewalahan Hadapi Wabah PMK, Kurang Dana dan ObatIlustrasi ternak sapi yang akan dipotong. (ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah)

Sejauh ini Pemkab Toraja Utara belum berencana untuk memusnahkan hewan sakit sebagaimana yang diatur dalam Surat Edaran Satgas PMK No 3 Tahun 2022 tentang Protokol Kesehatan Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku. Pemkab memiliki pertimbangan sendiri untuk itu.

Lukas mengaku memusnahkan kerbau yang terjangkit PMK tidak bisa serta merta dilaksanakan. Pasalnya, kerbau di Kabupaten Toraja Utara termasuk hewan mahal. Pemusnahannya tentu tidak akan sesuai dengan kompensasi yang dijanjikan pemerintah.

Di samping itu, beberapa kerbau yang terjangkit PMK juga sudah mulai pulih. Meskipun memang belum semuanya pulih total namun tetap ada perkembangan.

"Nilai ekonomi kerbau itu sangat tinggi apalagi kalau dengan kompensasi 10 juta. Kami mau bertemu lagi dengan peternak untuk membahas lagi soal itu," katanya.

Baca Juga: Waspada! 129 Ekor Hewan Ternak di Sulsel Terkonfirmasi Positif PMK

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya