Tim UNESCO akan ke Sulsel, Nilai Kelayakan Geopark Maros-Pangkep

Geopark Maros-Pangkep digadang jadi pariwisata kelas dunia

Makassar, IDN Times - Kawasan Geopark Maros-Pangkep terus digodok agar diakui sebagai warisan dunia oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO.

Tim asesor dari UNESCO Global Geopark akhirnya akan mengunjungi langsung kawasan Geopark Maros-Pangkep. Mereka dijadwalkan tiba di Makassar pada 14 Juni 2022 pekan depan.

Rencana kedatangan itu disampaikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sulawesi Selatan (Sulsel), Muhammad Jufri dalam konferensi pers di Gedung Mulo Makassar, Jumat (10/6/2022). 

"Kami sangat berharap Pak Gubernur akan menjemput tim asesor di Makassar. Sementara tim dari kami (Disbudpar) akan menjemput mereka di Bali. Pemprov sudah iyakan semua," kata Jufri.

1. Asesmen berlangsung tiga hari

Tim UNESCO akan ke Sulsel, Nilai Kelayakan Geopark Maros-PangkepKonferensi pers terkait kedatangan tim asesor Geopark Maros-Pangkep di Gedung Milo, Jumat (10/6/2022). IDN Times/Asrhawi Muin

Rencananya, asesmen bakal dilaksanakan selama tiga hari terhitung sejak 15-17 Juni 2022. Tim asesor tersebut terdiri dari dua orang yang berpengalaman di bidangnya.

Mereka adalah Martina Paskova merupakan Assistant Professor of Geography at the University of Hradec Kralove Czechia (Ceko). Paskova telah terlibat dalam gerakan geopark selama hampir empat belas tahun.

Kemudian ada Jakob Walloe Hansen dari Denmark. Dia merupakan Head of Outreach and Education UNESCO Global Geopark Odsherred sekaligus Ketua Masyarakat Geologi Denmark.

Kedatangan mereka untuk melihat langsung situasi di Geopark Maros-Pangkep. Mereka akan menilai kelayakan Geopark Maros-Pangkep yang didaftarkan masuk UNESCO Global Geopark.

2. Pra asesmen sudah digelar lebih dulu

Tim UNESCO akan ke Sulsel, Nilai Kelayakan Geopark Maros-PangkepLukisan gua berusia 43.900 tahun yang ditemukan di Leang Bulu'sipong, kawasan karst Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan. (Nature.com/Ratno Sardi)

Jufri cukup optimistis melihat peluang Geopark Maros-Pangkep untuk diakui UNESCO. Pasalnya geopark tersebut memiliki berbagai keunggulan. Salah satunya yang terpopuler yaitu memiliki bentangan karst terbesar kedua di dunia.

"Kami optimis. Kami menganggap peluang kami sangat besar apalagi ada keunikan dibandingkan Geopark lain. Bentangan ya bukan hanya di darat, ada juga yang berhubungan dengan pulau. Sampai di Pulau Spermeonde," kata Jufri.

Saat ini, Komite Nasional Geopark Indonesia telah melaksanakan pra-asesmen. Hasilnya, ada sejumlah catatan yang perlu ditindaklanjuti oleh Badan Pengelola Geopark Maros Pangkep sebelum menyambut asesor UNESCO.

"Hasilnya sudah dipaparkan 17 halaman. Tentu saja sudah dipilah mana yang menjadi bagian Maros. Salah satunya soal kebersihan di lokasi dan perlunya penjelasan singkat dari pemandu wisata. Hasil pra asesmen itu kami tindaklanjuti untuk dijadikan prioritas," kata Jufri.

Baca Juga: Geopark Maros Pangkep Bersiap Menuju Pariwisata Dunia

3. Didaftarkan ke UNESCO dari tahun 2019

Tim UNESCO akan ke Sulsel, Nilai Kelayakan Geopark Maros-PangkepLukisan gua tertua di dunia yang ditemukan di Leang Tedongnge, kawasan karst Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan. (Twitter.com/ResoluteReader - Maxime Aubert/Griffith University)

General Manager Badan Pengelola Geopark Maros-Pangkep, Dedi Irfan, menjelaskan kawasan tersebut diinisiasi oleh geopark daerah pada tahun 2015. Kemudian di tahun 2017, diinisiasi sebagai geopark nasional. Akhirnya di tahun 2019, barulah geopark itu diusulkan masuk Global Geopark UNESCO.

Proses asesmen sebenarnya direncanakan sejak tahun 2020. Namun asesmen itu tertunda akibat kondisi pandemik COVID-19 yang saat itu masih belum terkendali.

Tahun ini, barulah UNESCO mengirimkan dua orang asesor tersebut untuk melakukan penilaian. Pada saat diajukan sebagai kandidat geopark dunia, semua potensi yang dimiliki Geopark Maros-Pangkep yang bernilai internasional akan diasesmen.

"Geosite, biodiversity, culture site, konservasi, penelitian, pendidikan. Aspek-aspek ini menjadi penelitian utama dalam UNESCO" kata Dedi.

Baca Juga: Sandiaga Uno Dukung Karst Maros-Pangkep Masuk UNESCO Global Geopark

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya